3#hate

33 11 3
                                    

Hari senin kelas 12 akan menghadapi ujian nasional. Besok hari libur yang harus di habis kan dengan belajar.

"Na" panggil Vega, hari ini Vega menginap di rumah Raina.

"Apa?" Jawab Raina, gadis ini menatap langit.

"kapan lo mau jujur sama Zaid?" Tanya Vega, pertanyaan itu berhasil membuat Raina menghampiri Vega.

"Menurut lo?" Tanya Raina.

"Sekarang, lo punya kontak dia kan?" Tanya Vega.

"Punya sih, tapi masa lewat chat" ucap Raina ragu.

"Mau langsung?punya keberanian sebesar apa lo? Lo liat dia dari jauh aja lutut lo udah gemeteran, ga usah sok sok an mau ngomong face to face kalo nyali lo cuma sekecil upil" oceh Vega.

"Nih hp lo, tinggal chat". Vega memberikan handphone Raina dan menaruh nya di telapak tangan Raina.

"Kalo dia ga respon gimana?" Tanya Raina.

"Coba dulu".
Dengan berat, Raina menyalakan ponsel nya mencari nama Zaid.

Ashilla Raina
Assalamualaikum

Dengan berat Raina mensend pesan nya, tak ada tanda tanda balasan.

"Lihat?bahkan pesan gue ga di bales" kata Raina. Wajah gadis ini sangat sedih.

"Ayolah baru beberapa detik lo ngirim, udah nething aja" ucap Vega menghibur Raina.

10 menit membuat Raina menunggu.

Zaidan Mahendra
Waalaikumsalam, ada apa?

Pesan itu di balas, Raina begitu berkeringat dingin, dia senang, dia takut, segala perasaan nya bercampur aduk sekarang.

Ashilla Raina
Sibuk ga?

Laki laki ini penuh teka teki, Raina harus menunggu beberapa menit balasan nya, tidak seperti chat dengan Alvin, Alvin selalu membalas chat nya secepat mungkin meskipun dia sibuk dengan buku buku nya.

Zaidan Mahendra
Ga,santai aja

Ashilla Raina
Maaf kalo keganggu, aku cuma mau bilang id kalo selama ini aku secret admirer kamu

Harga diri Raina seperti jatuh satu persatu, apakah perempuan yang memulai duluan?ah tidak, seharus nya tidak.

Zaidan Mahendra
Maksud nya?

Ashilla Raina
Aku suka sama kamu selama ini, aku suka ikutin kamu kemana aja di sekolah, aku cuma pengen kamu tau, sebentar lagi lulus. jadi ,aku cuma pengen kamu tau aja.

15 menit.

"Ga, harga diri gue" kata Raina, perempuan ini begitu takut.

"Ga usah takut, lo udah jujur setelah ini lo bisa lepasin Zaid" ucap Vega memeluk Raina.

Zaidan Mahendra
Hm, iya iya gue ngerti

Ashilla Raina
Maaf kalo kamu risih

Zaidan Mahendra
Gpp

Ashilla Raina
Iya hehe

Bahkan selanjut nya Zaid hanya membaca chat Raina tanpa membalas.
Harga diri Raina benar benar jatuh, perempuan ini sangat sakit, ia keluar dari kamar nya dan menuju balkon rumah nya, menatap langit yang hujan.

"Dasar manusia es, dasar kulkas berjalan". Raina terus mungutuki Zaid.

"Iya gue cuma pengen lo tau, tapi respon lo seakan akan ngebuat gue terluka, lo nusuk gue , lo ngebiarin belati itu bersarang di hati gue,ngebuat gue diam, karna gue tau semakin gue banyak bergerak belati itu akan menyobek luka semakin besar, dan kalo pun ada yang mencabut, rasa nya akan sangat menyakitkan" Raina menangis di balik malam ini, hujan terus menurun kan air nya, Raina juga tak henti henti nya menangis, ia merasa sesak, ia merasa sakit.

"Alvin, lo bener perasaan ga bisa di paksakan"

"Alvin gue butuh lo" isak Raina.

☆☆☆☆☆
~~~~~~~

Matahari yang perlahan naik,membuat cahaya nya menembus kaca kamar, namun sang pemilik kamar belum membuka mata, ada banyak luka yang dia rasakan malam ini ,berharap jika yang terjadi tadi malam adalah mimpi buruk yang membuat nya sakit, tapi sekuat apapun dia menjauhi kenyataan, semakin nyata jika luka itu bukan mimpi.

Vega yang tadi malam tidur di samping Raina  masih tertidur lelap, membungkus tubuh nya dengan selimut, membuat sang pemilik selimut hanya memeluk boneka teddy bear milik nya.

Handphone yang berada di genggaman perempuan ini bergetar, membuat sang pemilik nya harus membuka mata.

Raina melihat notifikasi di handphone nya, ada nama Alvin tertera di sana.

Arkanan Alvin
Hari ini gue mau ketemu sama lo, di taman deket sekolah.

Ashilla Raina
Ngapain?.

Arkanan Raina
Ada yang mau gue omongin sama lo.

Ashilla Raina
Oh ok, tunggu gue.

Dengan pandangan yg masih mengabur, Raina mencoba membuka mata dan melihat jam yang berada di atas meja, menunjukan pukul 8 pagi, gadis ini mengambil handuk nya dan pergi menuju kamar mandi.

☆☆☆☆☆
~~~~~~~

Mata Raina sangat sendu, ada banyak kekecewaan di sana,ingin sekali dia bercerita banyak pada Alvin hari ini.

Gadis ini sangat membutuh kan Alvin.

Raina melihat Alvin yang sedang terduduk di bangku taman, Raina menghampiri Alvin, perempuan ini berusaha terlihat baik baik saja di depan Alvin.

"Gue mau ngomong sama lo" ucap Alvin saat Raina duduk di samping nya.

"Lo abis nangis?kenapa?gara gara Zaid?" Tanya Alvin panik, namun ia mengingat alasan kenapa Alvin menyuruh Raina ke sini.

"lo mau ngomong apa?" Raina menggelengkan kepalanya, berusaha terlihat baik baik saja.

"Maaf sebelum nya" kata Alvin menatap Raina serius.

"Meita cemburu sama lo, kita harus jaga jarak" ucap Alvin, ada banyak rasa bersalah di sana, ada banyak rasa sakit di mata Alvin.

"Gue?kenapa gue? Kan lo deket nya sama adik kelas itu, ko gue yang harus ngejauh?" Tanya Raina tak percaya.

"Lo ga ngerti Meita Na" ucap Alvin.

Alvin meninggalkan Raina sendiri di taman, gadis ini hanya menatap punggung Alvin yang perlahan lahan hilang dari pandangan nya.

Air mata yang dia tahan kini mengalir dengan deras, "kenapa harus lo yang menjauh Vin?".

Gue butuh lo, cuma lo yang ngebuat gue baik baik aja, tapi kenapa lo yang buat gue makin terluka? Gunam Raina dalam hati.

Satu persatu orang orang yang membuat Raina baik baik saja, pergi.

Membuat dinding yang dia bangun untuk menjauh dari Zaid semakin retak, karena salah satu pondasi yang seharus nya membantu Raina kini pergi, membuat Raina semakin kuat, ketika dinding yang harus di bangun kini retak.

☆☆☆☆☆
~~~~~~~

Caught In A LieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang