Sekitar Tiga jam setelah aku bertemu dengan Zanakku-san. Aku tersentak dan terguncang, dan akhirnya kereta kuda tiba di kota Rifuretto.
Penjaga Kota terlihat seperti prajurit yang melakukan hormat, mengajukan pertannyaan ringan, dan kemudian segera mengizinkan kami masuk. Dari sikap penjaga itu pada Zanakku-san, sepertinya dia benar-benar terkenal.
Kereta kuda bergoyang saat kami masuk ke kota. Setiap kami melewati jalan bebatuan, tubuhku terguncang beberapa kali. Toko tua berbaris di sepanjang jalan, ketika kami memasuki jalan yang ramai, kereta kuda berhenti di depan salah satu toko itu.
“Turunlah. Mari kita atur pakaianmu di sini.”
Zanakku-san mengatakan itu, dan aku turun dari kereta kuda. Ada rangkaian dan logo jarum di atas papan toko itu, di bawahnya aku melihat tulisan dan sepertinya ini gawat.
“Aku tidak bisa membacanya......”
Aku tidak bisa membaca tulisan pada papan toko tersebut. Bukankah ini gawat. Aku bisa bicara, tapi tidak bisa membaca... baiklah, karena mungkin aku bisa berbicara, maka sepertinya aku harus memiliki seseorang yang mau mengajariku... aku harus belajar. Zanakku-san membawaku masuk ke dalam toko, dan beberapa pegawai toko menyambut kami.
“Selamat datang kembali, owner.”
Sesaat, aku terkejut dengan kata-kata pegawai toko itu.
“Owner?”
“Ini adalah tokoku. Kesampingkan saja dulu itu, lebih baik kita segera mengganti pakaianmu. Hei, seseorang pilihkanlah pakaian yang cocok untuknya!”
Zanakku-san mendesakku ke ruang ganti (tidak ada tirai untuk membagi ruangan, hanya ada sebuah ruangan saja) dan mendorongku ke dalamnya. Dan kemudian beberapa pakaian di bawakan. Untuk berganti pakaian, aku melepas blazer, melepaskan dasi, dan melepaskan kemeja yang kupakai. Dibalik kemeja itu aku memakai kaos berwarna hitam, tapi seketika pandangan pada mata Zanakku-san berubah lagi.
“!?Kau, kau akan menjual pakaian hitam-mu itu!”
Apakah kau seorang perampok?
Pada akhirnya, Zanakku-san membuatku menjual semua yang kumiliki. Semuanya dari kaos sampai sepatu. Ketika disuruh untuk menjual semua yang ku kenakan bahkan sampai celana dalamku juga, aku benar-benar merasa lelah (mungkin lebih tepatnya sedih?) aku tidak mengerti perasaanmu, tapi aku harap kau mengerti perasaanku. Pakaian dan sepatu yang disiapkan kembali untukku terlihat mudah untuk bergerak dan sama sekali kuat, jadi aku tidak mengeluh.
“Jadi, berapa harga semua pakaianmu itu? Tentunya, kau tidak bisa menghitungnya dari seberapa berat benang, tetapi pasti ada jumlah yang kau inginkan?”
“Bahkan jika anda berkata begitu... karena saya tidak tahu harga pasar, saya tidak bisa mengatakan apa-apa. Ini mungkin sangat mahal, tapi... sebenarnya, saya tidak mempunyai uang sama sekali.”
“Begitukah... sangat disayangkan. Baiklah, bagaimana kalau 10 koin emas.”
Aku hanya bisa mengangguk karena aku tidak tahu nilai dari 10 koin emas.
“Baiklah.”
“Kalau begitu, terima ini.”
Aku menerima 10 koin emas. Ukuran dari uang itu hampir sama dengan koin 500 yen, dengan gambar singa yang terukir pada uang-nya. Sepertinya hanya inilah keberuntunganku, jadi mari kita menggunakannya dengan hati-hati
“Oh, apakah di kota ini ada sesuatu seperti sebuah penginapan.”
Aku ingin mencari tempat untuk tidur sebelum matahari terbenam.
“Ada sebuah penginapan di depan jalan di sebelah kanan.”
“Silver moon.”
“Jika kau melihat ke atas, ke arah papan namanya kau pasti akan segera menemukannya.”
Bahkan jika aku menemukan papan namanya, aku tidak bisa membacanya... yah, aku mungkin dapat bertanya pada seseorang, karena kata-kata dapat dipahami.
“Saya mengerti. Kalau begitu saya akan pergi.”
“Oh, jika kau mendapatkan pakaian yang tidak biasa lagi, bawalah kepadaku.”
Aku mengucapkan selamat tinggal pada Zanakku-san saat aku pergi keluar. Matahari masih tinggi. Aku mengambil smartphone dari dalam saku, dan menghidupkannya, ternyata sudah jam 2 sore.
“Aku memikirkannya saat di kereta kuda, tapi... apakah jam ini sesuai...?”
Dari posisi matahari, aku pikir tidak sesuai. Saat itu, aku tiba-tiba menyadari sesuatu. Aku langsung menjalankan aplikasi peta. Kemudian peta seluruh kota ditampilkan, lokasi muncul dan bahkan nama dari setiap lokasi itu sangat lengkap. Dengan ini aku tidak akan pernah tersesat lagi. penginapan『Silver Moon 』. Benar-benar ditampilkan. Tapi...
“Papan ini... 『Fashion King Zanakku 』... apakah tertulis seperti itu.”
Aku kemudian berjalan menuju penginapan sambil memikirkan nama toko Zanakku-san yang sedikit mengecewakan.
KAMU SEDANG MEMBACA
isekai wa smartphone to Tomo ni
FantasyTokoh protagonis dibunuh oleh petir yang dijatuhkan oleh Tuhan, karena Tuhan tidak bermaksud membunuhnya, dia akan dikirim ke dunia yang berbeda yang bereinkarnasi dengan smartphone-nya. Itu harem.