Ketika kami kembali ke ruang makan, Mika-san ada di sana dengan seorang wanita asing. Wanita itu mempunyai rambut yang bergelombang sehitam warna gagak, usianya hampir sama dengan Mika-san. Aku rasa dia bekerja di penginapan karena dia mengenakan celemek putih.
Kami berdua masing-masing mempunyai makanan yang ditempatkan di depan kami. Aku melihat wajah mereka seperti sedang mempunyai masalah sambil memakan makananku dengan garpu dan memotongnya dengan pisau. Mika-san memanggil kami ketika dia mengangkat kepalanya dan memberitahu kami.
“Ah, waktu yang tepat.”
“Ada apa?”
Mika-san menghampiri kami bersama dengan gadis itu.
“Namanya Aeru. Dia menjalankan kedai kopi [Parent] di kota...”
“Ahh, kami pergi ke sana kemarin. Toko yang memiliki suasana yang meyenangkan, bukan?”
Mari kita diam saja soal meja yang basah kuyup. Aku pikir dia mungkin di dapur karena aku tidak melihat dia di toko. Jika dia ada di sana waktu itu, kami pasti akan canggung.
“Kami berpikir untuk membuat menu baru di toko, jadi kami ingin mendengar pendapat kalian, karena ada kemungkinan kami bisa menemukan menu yang tidak biasa jika kami meminta pendapat dari orang yang berasal dari negara lain.”
“Tolong beritahu kami jika kalian mengetahui hidangan yang bagus?”
Aeru-san berkata begitu dan kemudian menundukkan kepalanya. Lindsey dan aku saling melirik dan memberikan anggukan kecil.
“Jika kau tidak keberatan dengan kami, maka....”
“...Un”
Meskipun aku tidak tahu apakah aku akan membantu sama sekali.
“Apa yang ingin kau coba?”
“Hmmm... aku kira sesuatu yang ringan. Seperti makanan penutup, atau sesuatu yang akan menjadi populer dikalangan wanita.”
“Sesuatu yang membuat wanita senang, ‘kan? Sesuatu yang menggunakan es seperti crepe. Itulah yang kupikirkan.”
Ide yang sangat buruk jika aku mengatakannya sendiri. Bahkan aku tidak pandai memasak.
“Es? Seperti es serut?”
“Tidak, bukan itu. Es krim”
“Es krim?”
Hah? Semuanya tampak bingung. Apakah di dunia ini tidak ada hal seperti itu?
“Jenis hidangan seperti apa itu?”
“Um, itu dingin dan manis, putih... kau tidak tahu es krim vanilla?”
“Tidak. Aku bahkan tidak pernah mendengarnya.”
Sepertinya benar, aku kira itu wajar karena kita sedang berbicara tentang dunia tanpa kulkas di sini.
“Apa kau tahu cara membuatnya?”
“Tidak, tapi... aku rasa, aku hanya tahu sedikit, yaitu tentang menggunakan susu...”
Gumamku, mecoba untuk menjawab pertanyaan Aeru-san. Bahkan jika kau bertanya padaku bagaimana cara membuatnya.... Tunggu. Tentu saja, aku tidak tahu bagaimana membuat es krim vanilla, tapi aku bisa mencarinya!
“Tolong tunggu sebentar. Kami mungkin bisa melakukannya. Um Lindsey, bisakah kau membantuku.
“...Uh, tentu...”
“... itu... Apa itu?”
Lindsey bertanya padaku yang sedang mengoperasikan smartphone dengan ekpresi yang penasaran.
“Ahh ~, ini adalah sesuatu seperti alat sihir. Tapi, hanya aku yang bisa menggunakannya. Aku akan sangat senang jika kau tidak banyak bertanya lagi tentang ini”
Lindsey yang memiliki keraguan pada wajahnya untuk sementara tidak memikirkannya lagi. seperti anak kecil yang patuh.
“Lalu sekarang, aku akan membacakannya dengan keras, jadi kau bisa menulisnya di ataa kertas?”
“Baik.”
“3 telur, 200 ml krim kocok, 60-80 gram gula... apakah ada kata-kata yang tidak kau mengerti sampai sini?”
Aku memberi tahu bahannya secara singkat dan mencoba bertanya pada Lindsey.
“Apa itu mili liter atau gram?”
... Jadi mulai dari situ, ya.
“Mililiter adalah suatu jumlah atau takaran di negaraku. Gram adalah berat atau beban. Apa boleh buat, tapi untuk menggunakan pengukuran hanya dengan mata..... ah, Lindsey, bisakah kau menggunakan sihir es nanti?”
“Ya, itu mungkin karena aku memiliki atribut air.”
Baik, jika begitu, maka tidak ada masalah. Mari kita lanjutkan menulis resep untuk membuat es krim.
Aeru-san mulai memasak sambil melihat resep yang ditulis oleh Lindsey. Karena aku masih amatir, aku hanya membantu membuat bahan-bahannya. Mengaduk ternyata membutuhkan begitu banyak tenaga yang membuat tulangku mulai sakit.
Terakhir, Lindsey menggunakan sihir untuk mengelilingi wadah dan di atas penutup dengan es dan kemudian kami membiarkannya sebentar. Setelah menunggu dengan tepat, kami mengeluarkan es dari dalam wadahnya.
Aku mencoba sesuap dengan sendok. Meskipun sedikit berbeda, aku rasa tidak ada keraguan bahwa ini bisa dipanggil es krim vanilla.
Kami mengambil piring dan memberikannya kepada Aeru-san. Dia membuka matanya lebar-lebar setelah memakan sesuap dan setelah itu dia tersenyum lebar.
“Enak...!”
Tampaknya dia menyukainya. Aku merasa sedikit lega.
“Apa ini! Dingin dan enak!”
“Sangat enak......!”
Tampaknya Mika-san dan Lindsey juga senang. Terus terang saja, bagiku itu masih kurang. Yah, aku tidak bisa berharap untuk menjadi seperti yang dari Chain Store yang terkenal itu
Masalahnya adalah apakah ada seseorang yang bisa menggunakan sihir es di tokonya Aeru-san. Dan sepertinya adik Aeru-san yang bekerja dengan dia di toko bisa menggunakannya. Jika begitu maka akan baik-baik saja nantinya.
“Aku pikir, jika begini pasti akan menarik perhatian para perempuan. Aku kira sebagai menu baru ini bisa dibilang memuaskan, bukan?”
“Ya! Terima kasih banyak! Es krim vanilla, aku akan memanfaatkannya!”
Sebenarnya itu masih tidak bisa di sebut dengan es krim vanilla karena itu tidak benar-benar menggunakan vanilla dengan benar... baiklah, kita lupakan saja hal kecil seperti itu.
Aeru-san dengan terburu-buru kembali ke tokonya sekaligus berpamitan karena dia ingin mencoba membuatnya sendiri.
Kemudian Elsie marah karena tidak senang setelah mendengarnya ketika pulang dari guild dan karena dia adalah satu-satunya yang tidak bisa mencobanya. Jadi diputuskan bahwa Mika-san akan membuatnya. Jika begitu, berarti aku akan mengaduk bahan-bahannya lagi, jadi ini yang disebut dengan pengaduk zaman dulu. Tanganku sakit.....
KAMU SEDANG MEMBACA
isekai wa smartphone to Tomo ni
FantasyTokoh protagonis dibunuh oleh petir yang dijatuhkan oleh Tuhan, karena Tuhan tidak bermaksud membunuhnya, dia akan dikirim ke dunia yang berbeda yang bereinkarnasi dengan smartphone-nya. Itu harem.