...Kalau dia emang pernah sakit yaudah cukup dia dan hatinya aja yang sakit, gak usah bawa-bawa orang lain biar ngerasain sakitnya!
____________________Selesai praktikum membuat Aruna lapar terlebih di istirahat pertama tadi ia memang tak jajan, ia pun langsung mengajak Lea untuk segera pergi ke kantin. Sesampainya di kantin ternyata cukup ramai juga karna ini memang jam-jamnya siswa istirahat ke 2. Di paling pojok geng The Rusuh tengah berbincang-bincang sambil menyantap menu favorit di kantin ini seblak. Aruna dan Lea duduk tepat di samping geng the rusuh, geng yang berisikan sekumpulan 4 cewek-cewek yang paling up to date mengenai selukbeluk kondisi Taruna Bhakti. Baik itu mengenai para siswanya, para guru dan staff, ataupun tentang kenaikan spp.
"Masa si Nadir nolak Valdo sih Cit?" tanya Widya, mendengar nama Valdo di sebut Aruna langsung membuka telinganya lebar-lebar.
"Hooh, masa gak percaya sama gue sih Wid? Gue tadi liat story chat mereka kemarin." Terang Citra yang membuat dada Aruna terasa sakit.
"Settt dah si Nadir so cantik pisan pake nolak si Valdo, gak tau apa ya cewek-cewek di sekolah ini pada rebutin dia, lah ini di kasih kesempatan malah di sia-siain." Cerocos Shinta ketua geng tersebut.
"Bukan gitu, tahukan si Nadir alimnya kayak gimana?" tanya Citra ke tiga cewek di hadapannya tersebut langsung mengangguk mantap.
"Nah, ya dia itu nolak si Valdo gara-gara gak mau pacaran!" terang Citra.
Setelah mendengar perbincangan mereka hati Aruna sedikit lega karena setidaknya Rivaldo masih jomblo itu artinya dia masih milik bersama, walaupun ia dari dulu tahu kalau Valdo memang dekat dengan Nadir, ia juga tahu kalau Valdo menyukai Nadir tapi selama ini dia tenang-tenang aja karena dia tahu Nadir tidak akan mau pacaran dan untuk sekarang pun dia masih bersama Rega pacarnya.
Saking sibuknya mendengar perbincangan geng the rusuh, Aruna jadi lupa dengan seblaknya yang sekarang sudah dingin, sementara itu Lea sedari tadi menampilkan wajah tak bersahabat, ia menggeretu sendiri sambil memakan seblak yang terlihat cukup pedas tapi ia tak terlihat kepedasan, bahkan seblak yang tadi begitu banyak sudah ia tempas habis entah karena lapar atau memang doyan Lea kini mencomot seblak milik Aruna.
"Laper banget bu?" tanya Aruna. Namun Lea tak menggubris.
Ia tahu tadi pas di lab Lea sekelompok dengan Rio yang bawelnya minta ampun kerja kaga ngomong mulu iya, mungkin ini pelampiasan Lea yang kesal dengan Rio.
"Udah ah, kenyang yuuk balik kelas." Ajak Lea, dia hanya menyisakan sedikit seblak di piring milik Aruna, Aruna hanya mengelengkan kepalanya.
"Setelah menghabiskan makanan orang tanpa ijin aja dia baru ngajak pulang, ckck untung temen kalau bukan udah aku buang jauh-jauh." Ujar Aruna, mendengar Aruna berbicara seperti itu Lea hanya nyengir menapilkan deretan giginya.
Mereka akhirnya kembali ke kelas, di perjalanan menuju kelas, tiba-tiba saja Lea ngegerutu kesal.
"Sebel aku sebenernya duduk disana. Pen buru-buru abis aja itu makanan."
"Lah kenapa gak ngajak pindah?"
"Gak enak aja."
"Kenapa memangnya? Gak suka sama mereka?"
"Bukan! Topik nya aja yang bikin enek."
"Jangan bilang kamu suka sama Valdo?"
"Ogah!! Tau sebel aja sama si Valdo sok kecakepan banget ciih, harusnya dia itu pilih dong mau sama Nadir atau sama Ara, Nadir di embat ke Ara di embat juga, ke Nadir nembak ke Ara manggil sayang,"
"Denger ya run, ini itu bukan kali pertama Valdo nembak Nadir, aku tahu tapi aku gak mau banyak ngomong, cuman sama kamu doang aku ngomong, biar kamu gak jadi target selanjutnya,"
"Kamu udah punya pacar kayak Rega yang cakep baik, udah deh jangan pindah haluan ke valdo." cerocos Lea panjang lebar, wajahnya benar-benar terlihat kesal Aruna tidak tahu kenapa Lea bisa tahu cerita antara Valdo, Nadir dan Ara. Ia bahkan tidak tahu kalau Ara yang sangat pendiam itu juga tengah dekat dengan Valdo.
"Oh Valdo kenapa mendekati anak-anak yang pendiam??" ujar Aruna dalam hati.
"Emang valdo di mata kamu sejahat itu ya Le?" tanya Aruna sedikit hati-hati.
"Entahlah.. Kalau dia emang pernah sakit yaudah cukup dia dan hatinya aja yang sakit, gak usah bawa-bawa orang lain biar ngerasain sakitnya!" kesal Lea dengan penuh emosi.
"Apasih? Aku gak paham sama yang kamu omongin ih Le."
"Bodo! Udah ah emosi bahas anak itu. Pokonya kalau kamu jadi Loversnya dia aku tetep jadi Haters nya dia!!" ujar Lea yang berlalu meninggalkan Aruana yang dalam kebingungan mencerna omongan Lea.
Karena sekolah Taruna Bhakti adalah sekolah baru jadi sekolah ini belum memiliki perangkat osis dan hari ini baru akan ada pemilihan anggota beserta perangkat osis lainnya. Kalian pasti berpikir kalau gak ada osis enak dong gak ada ospek. Ckck kalian salah besar, waktu pertama masuk angkatan Aruna sama aja kena ospek, bedanya kalau sekolah lain sama anggota osis dan kakak kelas, di sekolah ini langsung sama guru-gurunya, yang bedanya disini gak ada yang namanya kakak kelas jadi pada gak bisa tuh ngecengin Kakak kelas.
Eits tapi jangan salah walaupun gak ada kakak kelas dan para cogan-cogan yang biasa menguasai sekolah, disini juga ada cogan nya yaitu deretan para guru muda yang cakep-cakep, salah satunya pak Yoga, dulu waktu ospek beliau jadi pujaan para siswi disini, tapi setelah tahu kalau Pak Yoga sering mengadakan test lisan dadakan mereka akhirnya berhenti untuk menggilai Pak Yoga.
Aruna dan Lea mengajukan diri untuk mengikuti pemilihan anggota osis. Ada 24 siswa yang tetpilih menjadi anggota osis dari 32 orang yang mengajukan diri. Aruna dan Lea termasuk yang terpilih, Rivaldo dan Pandu juga termasuk yang terpilih, bahkan Pandu di tunjuk untuk mencalonkan diri jadi ketua osis.
Aruna senang dengan adanya kepengurusan osis, itu tandanya ia bisa memiliki kesibukan lainnya, walaupun tidak ikut osispun ia sudah sibuk dengan berbagai tugas dari sekolah, alasan senang lainnya adalah karena ia bisa berlama-lama satu ruangan dengan Valdo.
Pukul 5 sore akhirnya rapat di bubarkan, dengan calon kandidat 4 orang Pandu, Citra, Via dan Rino. Mereka calon-calon yang terpilih karena mereka mempunyai visi misi yang bagus, jago berorasi dan memiliki nilai akademik yang lumayan, kecuali Pandu.
Langit pun berganti gelap, Aruna masih terdiam di kamarnya memikirkan kembali ucapan Lea tadi siang waktu di koridor "Kalau dia sakit cukup dia aja, jangan bawa orang lain buat ngerasain sakitnya." sakit apa yang sebenarnya di rasa Valdo? kenapa dia ingin orang lain merasakan sakitnya?
Kira-kira sakit apa yg Valdo rasain? Ada yang tau?
Pantengin teruuus ya cerita ini Gimana part 2nya? Jangan lupa kritik sarannya..
Typo bertebaran
![](https://img.wattpad.com/cover/144656202-288-k266277.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Rivaldo, miliku?
Roman pour Adolescents#434-truestory (13Mei18) Suatu saat kamu akan paham, bagaimana rasanya mencintai begitu dalam namun tetap di abaikan. -Aruna Aku tidak tahu bagaimana caranya mencintai dengan sungguh, yang aku tahu ketika kamu mencintai maka kamu akan patah. Untuk i...