2. Bekal Makanan

20 4 2
                                    

"Lo sengaja mau bikin gue mules?

-Arsya Pratama


^^^^


Kringg..

Suara alarm terdengar, membuat Ila terbangun dari tidurnya ia berjalan ke luar kamar menuju dapur untuk membuat nasi goreng, tadi malam Ila sudah membayangkan bagaimana reaksi Arsya saat makan bekal buatannya. Semoga saja Arsya suka dengan nasi goreng bikinan Ila.

Bangun pagi bukan termasuk kebiasaan Ila, untuk hari ini Ila bangun tidur pukul 05.00, cukup waktu yang fantastis, Wow. Ia sudah niat dari tadi malam agar bangun pagi untuk memasak, ternyata semuanya tidak sia sia.

Selesai membuat nasi goreng, Ila mengambil handuk untuk bergegas
ke kamar mandi, menaruh tempat makanan yang berisi nasi goreng ke dalam tasnya.

Keluar dari kamar mandi ia memakai seragam dan menyiapkan buku pelajaran sekolah lalu memasukan ke dalam tas. Saat semuanya sudah selesai, Ila berjalan ke dapur untuk sarapan pagi di meja makan ketika suara Mamahnya memanggil.

"Sheylla cepet sarapan!!" pekik Shafira mamah Ila.

Ila langsung duduk di meja makan sembari memakan roti selai yang dibuat oleh Shafira.

"Shey tadi kok kaya ada aroma masakan, kamu masak ya?"

Ila tersedak roti yang sedang dikunyah, "Iya mah,"

"Mana masakanmu?" sahut Aldrian papah Ila.

Aldrian bekerja sebagai Manajer di kantornya, sifatnya sedikit keras dan possesive dia tidak mau anaknya berpacaran sebelum menginjak dewasa. Berbeda dengan Shafira, ia penyabar dan selalu mendukung apa yang diinginkan anaknya.

Ila berusaha rileks dan tenang mencari alasan yang tepat agar papahnya tidak curiga, "Buat bekal di sekolah pah, soalnya temen-temen aku pengen nyobain masakan aku, tapi aku buatnya cuma sedikit,"

"Buat temen sekelas kamu? Cewek atau cowok?" Aldrian bertanya lagi.

DEG

Shafira menyahut ucapan suaminya agar lebih tenang, "Biar sekalian Sheylla belajar masak juga kan pah,"

"Halo mamah, papah, Ila, selamat pagi,"

Alfiano datang dengan sebuah senyuman tampak bahagia, Alfiano adalah kakak Ila biasa dipanggil
Alfi, Mahasiswa UI jurusan S1 Agro bisnis semester 4 yang mengikuti jejak ayahnya. Ia Pintar hanya saja pemalas seperti Ila. Kalo dibandingkan, Alfi itu lebih pintar dari Ila.

Ketiganya menatap Alfi heran, sedangkan Alfi hanya nyengir dan
kini duduk di sebelah Ila sembari memakan roti.

"Kenapa tatap Alfi begitu, oh aku
tau, pasti kalian baru nyadar kalo
aku ganteng kan, bahkan gantengnya melebihi papah," ucap Alfi percaya diri.

"Percaya diri banget kamu, papah nggak pernah ngajarin kamu tinggi hati seperti itu, jaga ucapanmu,"
ketus Aldrian.

Ila bersorak ria dalam hati akhirnya Papahnya tidak bertanya-tanya lagi, kini roti yang sedari dimakan dan segelas susu sudah habis. Ila melihat jam, sudah pukul 06.35 ia harus berangkat sekarang kalau tidak,
gagal rencana untuk masuk lebih awal.

"Mah, pah, kak, aku berangkat dulu ya, assalamualaikum."

Ila berpamitan dan bersalaman lalu berjalan keluar dan melajukan motornya.

***

Cuaca di pagi hari ini sangat cerah, angin yang bertiup kencang, awan berwarna putih terang tidak ada mendung ataupun gelap, Ila menghirup udara segar. Apakah begini rasanya ketika berangkat
pagi lalu menghirup udara segar? Rasanya tenang dan damai.

Love Aimed At SomeoneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang