Madam Carla memang sudah terlalu tua untuk menjadi seorang sekretaris, Ia telah menemani perusahaan tersebut sejak ayah Bram masih muda, tepatnya sejak Mega Crown berdiri, salah satu hal yang unik adalah baik Bram mupun ayahnya sendiri tidak mau menggantikan posisi apa saja yang jelas sudah dapat dipercaya oleh seseorang, bahkan berkali-kali Madam Carla memohon Resign karena usianya, Baik bram maupun sang ayah tetap bersikukuh mempertahankan beliau, ya, The owner of Mega Crown tersebut memang sangat mengutamakan kepercayaan, disaat perusahaan lain sering membuka lowongan untuk wanita cantik dan muda untuk menjadi sekretaris, mereka justru mempertahankan wanita berusia hampir berkepala 5, Madam Carla mengajukan kembali permohonan resign karena merasa sudah tak bisa segesit dulu, lagipula kasian anak-anaknya karena sudah amat lama kekurangan perhatian, mendengar keputusan itu Bram pun tak tega dan mengizinkan dengan syarat meminta pengganti yang minimal sama baik dan dapat dipercaya seperti Madam Carla, setelah seleksi begitu panjang nan ketat akhirnya Seorang gadis 22 tahun bernama Aquila Zetta lolos dan menjadi calon pengganti Madam Carla, mengapa calon? Ya karena ia harus melewati masa magang selama 20 hari untuk membuktikan bahwa Ia layak walaupun usianya masih sangat muda. melihat sosok yang manis dan tidak neko-neko Madam Carla percaya Quila cocok mnjadi sekretaris Boss muda tampan seperti Bram. Bram memang tampan dan suka main wanita, namun itu semua diluar pekerjaan, wanita dalam pandangan Bram tak lebih dari alat untuk bersenang-senang, meskipun banyak wanita cantik bahkan model terkenal mendekatinya Ia tetap memilih sendiri, apa lagi Ia tahu wanita-wanita seperti itu paling hanya ingin memeras hartanya untuk belanja. dan jika untuk urusan bisnis Ia tak mau wanita yang neko-neko, karena baginya Work is Work, Business is a Business, dia butuh wanita professional yang tak suka merayunya di kantor karena itu hanya membuatnya risih dan menurunkan wibawanya. Namun jauh di dalam lubuk hatinya Ia khawatir jika yang akan menggantikan madam Carla adalah gadis muda dan cantik seperti Quila apakah Ia bisa terus mempertahankan prinsip dan pandangan hidupnya.
"Sh*t!!! f*cking crazy woman, kau sengaja menjebakku? Kau lupa kau sedang berhadapan dengan siapa wanita gila!". Emosi Bram terdengar bergemuruh, Apartemen nya yang sunyi mendadak ramai dengan lemparan gelas dari Pria tersebut, belum sempat wanita dalam telfon itu menjawab, Bram telah mematikan panggilan dengan umpatan yang kasar. Mendengar kegaduhan, Mark yang bertugas sebagai assistan Bram datang, Pria berkumis itu memandang heran pada Bossnya. "Ada apa Mr? apakah ada masalah?". "Kau bereskan wanita jalang bernama Marsha, jangan biarkan dia menemuiku bahkan untuk selamanya, aku muak dengan wajahnya yang sok cantik itu, dan satu lagi buatlah sebuah rencana sehingga media mengira dialah yang salah setelah itu kau boleh habisi nyawanya." Mark pun mengeryitkan dahi, "media? Memang apa yang terjadi Mr.?". Bram menunjukan majalah berita terbaru hari itu, disana tertulis sebuah kabar bahwa pemilik perusahaan tambang terbesar se asia tenggara ini telah menghamili model papan atas Marsha Velica.
Pada sebuah pagi, seorang pria bertubuh atletis terkulai di atas ranjang, perlahan Ia membuka mata dengan kepala berat akibat mabuk semalaman, Assistan pribadinya yang bernama Mark tak berani membangunkan Owner Mega Crown tersebut karena tak mau mengundang kiamat datang, semalam the Big boss mengamuk setelah menerima telfon dari seseorang, atas kabar yang tidak sedap tersebut membuat beberapa calon investor mengurungkan niatnya bekerja sama dengan Bram karena menilai pemilik perusahaan itu kurang bertanggung jawab dan image nya yang negative. "Anda sudah bangun Mr? hari ini adalah hari terakhir madam Carla hadir di perusahaan, saya harap Mr tidak lupa". "oh ya.. aku hampir saja lupa... pastikan rencanamu berhasil Mark, kau tau aku membenci kegagalan". Mark pun mengangguk, setelah mmpersilahkan pelayan mengantarkan sarapan, Mark memohon pamit.
Di pagi yang sama, Udara dingin menusuk persendian Quila, setiap hari Ia harus bangun di pagi buta untuk menyiapkan sarapan ibu angkat nya dan menyelesaikan berbagai pekerjaan rumah lain sebelum pergi ke kantor, ya, ibu yang Ia rawat adalah ibu angkatnya karena sampai sebesar ini Quila tak tau asal usul keluarganya, Ibu angkatnya mengurusnya sebagai anak asuh setelah sebelumnya Ia tinggal di panti asuhan. ini adalah hari ke 21 Ia bekerja di Mega Crown, itu berarti Ia harus menerima rapor nya setelah 20 hari magang dan memulai untuk menggantikan Madam Carla, jantungnya berdegup kencang, kira-kira apa yang akan dikatakan The owner tampan itu padanya, tak terasa sebentar lagi ia akan terus bersama pria itu, tepatnya akan sangat dekat, jika biasanya Ia hanya sekadar membantu Madam Carla, sekarang Ia akan terus bersama Bram dengan begitu intens, rasanya tak sabar, siapa yang enggan menemani Pria setampan Abraham Reidhhoux, tapi nanti dulu, Ia tak yakin Mr. Bram akan memperlakukannya dengan baik setelah apa yang telah Ia lakukan dengan Arka di jam kerja beberapa hari yang lalu, ah semoga saja dia sudah melupakannya.
Kantor masih begitu sepi, Mr. Prakoso sebagai General Manager sudah sampai dikantor, namun ternyata sudah ada yang hadir lebih dulu, siapa lagi kalau bukan Quila, Mr. Prakoso memang orang yang sangat disiplin sama halnya dengan gadis 22 tahun itu, setelah menyapa Quila yang sedang sibuk menyiapkan schedule Mr Bram, Quila merapihkan rambut panjangnya, Ia harus tampil prima di depan sang big boss, sesekali Ia memoles kembali lipstick pink nya, dan memastikan wajahnya cantik namun tidak menor karena Mr. Bram tak menyukai karyawan neko-neko di kantornya, "ah, munafik sekali, aku yakin sebenarnya Ia menyukai wanita cantik, namun karena terlalu takut wibawanya hancur Ia bersikap seperti itu". Gumam Quila
Beberapa menit kemudian orang yang ditunggu-tunggu datang, Bram datang bersama Madam Carla, mereka lebih terlihat seperti Ibu dan anak dibandingkan Boss dan mantan sekretaris, Madam datang untuk memberikan salam perpisahan kepada rekan-rekan di kantor, senyum madam merekah melihat Quila sudah datang tepat waktu, setelah bersalaman dengan rekan-rekannya ia menghampiri Quila "aku yakin kau mampu melakukannya". Tangannya menepuk pundak Quila lalu kecupan manis di daratkan di dahi nya, "sesungguhnya aku sedikit gugup dan ragu". Jawab Quila. "buang jauh jauh perasaan itu, kau begitu manis dan disiplin, Bram pasti menyukaimu". Goda Madam. Melihat Bram memperhatikan tingkah mereka madam pun pura-pura terbatuk, setelah selesai berpamitan madam pun meninggalkan Mega Crown, mungkin dengan perasaan yang berat, namun juga lega karena telah ada Quila yang akan menemani sang boss muda kedepannya. "Madam, terima kasih untuk dedikasi anda, anda tidak hanya sekadar sekretaris, namun juga Ibu bagi saya dan perusahaan ini". Ucap Bram dengan nada sedih
"sama-sama Mr, kau tak perlu bersedih, kau sudah punya penggantiku,aku yakin dia mampu." Quila yang berdiri disebelah madam pun mulai salah tingkah. Bram pun menatap Quila dengan begitu dalam, baru kali ini Ia di perhatikan sosok setampan Bram, Bram memandang Quila dari ujung kaki sampai kepala, karena tatapan yang begitu dingin pipi Quila pun memanas. "Sejujurnya aku tak begitu yakin, apalagi terhadap anak kecil yang hanya suka bermain di jam kerja, benar-benar seperti anak kemarin sore, jika bukan karena kau yang begitu kekeh mepertahankan nya, mungkin gadis ingusan ini sudah lama ku tendang". Bak tersambar petir di siang bolong Quila amat terkejut, namun bagaimanapun Ia harus menahan diri. "percayalah padaku Mr, aku selalu ingin yang terbaik untuk perusahaan ini". Jawab Madam membela. "Baik madam, aku percaya kau, salam untuk keluargamu". Madam tersenyum lalu meninggalkan Bram dan Quila di ruangannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Owner
RomanceAquila Zetta, gadis manis yang baru diangkat menjadi sekretaris perusahaan besar Mega Crown, bagaimana sikapnya menghadapi Boss bastard seperti Abraham Reiddhoux yang nyaris sempurna ketampanannya, lalu bagaimana pula nasib Arka, sahabat baiknya yan...