Quila membuka mata, Ia mengerjap menatap jam dinding, tak terasa semalaman Ia langsung tertidur setelah mengalami hal yang sangat menakutkan, jarum jam menunjukan pukul 6 Pagi dan dia belum menyiapkan apapun, "bagaimana nanti ibu sarapan, argh.. ini semua karena Boss menyebalkan itu dan wanitanya yang psikopat". Quila mendengus kesal, Baru keluar dari pintu kamar Quila terbelalak, di meja makan sudah tersaji makanan untuk sarapan komplit dengan susu dan buah, sepertinya ibu tak mungkin menyiapkan ini semua, lalu siapa? "Quila...uhuk..uhuk, kau sudah bangun nak". "ibu,, kenapa ibu bangun.. biar Quila saja yang membawa makanan ini ke kamar ibu, eh.. omong-omong. Siapa yang menyiapkan semua ini?". Tanya Quila penuh heran."Tadi ada orang aneh yang mengaku utusan Mr Bram, Ia mengatakan bahwa Ia ditugaskan untuk memasak untuk kita". "Apa?" Quila benar-benar terkejut, bagaimana bisa Boss jerk itu melakukan ini "sebentar bu.. lalu diluar itu siapa?". "entahlah Nak, ibu-pun bingung, mereka bilang mereka Bodyguard yang disuruh Bram untuk menjaga kita". "ya sudah sekarang Ibu istirahat dan jangan lupa minum obat karena aku harus segera masuk kantor, Bossku pasti akan memarahiku jika aku terlambat, mugkin saja Mr. Bram merasa bersalah atas kejadian semalam, anggap saja mereka diluar menjaga ibu supaya aku lebih tenang meninggalkanmu, aku sayang ibu". Setelah memeluk ibunya Quila bergegas mandi dan berangkat, baru beberapa langkah keluar dari rumah sebuah mobil datang menjemput nya, mobil sport berwarna Hitam yang sudah pasti itu adalah Bram, apa –apaan Boss satu ini, tak hentinya membuat hati Quila berantakan.
"masuklah, kita akan terlambat"."sa..saya?". "menurutmu siapa lagi? Cepat dan jangan banyak bicara". Saat hendak masuk, tiba-tiba Arka datang dengan motor nya, melihat Quila memasuki sebuah mobil Ia pun kecewa dan berlalu. Saking terpesonanya dengan bigboss itu, Quila tak sadar kedatangan Arka.
"Mengapa Mr. menjemput saya?". Bram masih terdiam. Ia bahkan tak menghiraukan pertanyaan Quila. "Aku suka wangi parfumu". "ma..maksud nya?". "ya, aku suka aroma parfumu makanya aku menjemputmu". Benar-benar aneh boss ini, tak masuk akal, pasti dia bercanda, namun sumpah ini bukan hal yang lucu. "aku hanya ingin memastikan kau baik-baik saja, karna mulai sekarang kau adalah gadisku". "Apa maksudmu memutuskan sepihak seperti itu!" . Bram tak menjawab bahkan tanpa ekspresi apapun. Quila hanya bisa mendengus kesal. Sesampainya di kantor orang-orang memandangi mereka berdua, banyak diantara mereka yang terpesona karena ternyata dua orang ini benar-benar serasi, ada juga yang sinis atau bahkan cemburu karena sekretaris baru itu telah mencuri hati Bossnya.
Quila terbelalak membaca berita harian, semua berita baik di internet maupun surat kabar menunjukan fotonya dan Bram, terlihat juga Foto Marsha yang terciduk polisi. "Ada apa, kau terkejut?". Tanya Pria tampan tersebut sambil meneguk the manisnya. "mengapa semua orang jadi tau tentang hal ini? Dan wait.. saya bukanlah kekasih anda mengapa mereka berpendapat begitu".
"Karena aku yang menginginkannya". Jawab boss itu dengan seenaknya. "Kau disini untuk bekerja, bukan mengurusi gossipkan? Kau siapkan schedule ku untuk seminggu kedepan atur jadwal terbaik dan terefisien untuk bertemu client dan investor, jangan pernah membuat kesalahan sekecil apapun karena aku membencinya". "baik Mr." jawab Quila dengan cemberut, melihat wanita yang ia sebut gadis nya itu kesal membuat Bram diam-diam gemas.
Beberapa jam kemudian saat sang Boss keluar, Quila berlalu mencari Arka karena sudah beberapa hari ini tak bertemu, apalagi sejak Ia resmi menggantikan Madam Carla, "Hei Ar, kau sombong sekali tak pernah menemuiku". Arka hanya tersenyum kecut, Quila heran, tak biasanya Arka yang riang seperti itu "emm, kamu sangat sibuk ya? Maaf ya.. dah". Arka yang dari tadi pura-pura sibuk menatap monitor computer menahan tangan Quila "Aku takut kamu terkena bujuk rayu Mr Bram". "apa maksudmu?". "semua orang tau kau punya hubungan special dengannya, apalagi fotomu yang berpelukan mesra di resto kemarin, aku bersyukur kau tak apa-apa atas kejadian semalam, lalu tadi ku lihat kalian berangkat bersama. . itu bukan hal biasa La, tak mungkin Boss yang begitu dingin bisa seperti itu kalau tak ada maksud, aku takut kau kenapa-kenapa". Quila sangat terkejut dengan penjelasan Arka, bahkan Ia tak habis pikir bagaimana orang-orang dikantor mengetahui kejadian itu, dan soal foto? Ah iya dia hampir lupa kalau semua media massa tau apa yang telah terjadi antara Ia, Sang Boss dan nenek sihir Marsha. Ia luluh Mendengar ucapan Arka yang begitu peduli, ketulusan itu terlihat dari matanya yang terlihat khawatir. Quila-pun mendekati pria berambut coklat itu, Ia menggenggam tangan pria yang sedari tadi sedang memegang mouse pura-pura sibuk. "Arka, terima kasih kau telah mengkhawatirkan aku, namun kumohon percayalah padaku,aku pasti bisa menjaga diriku, apalagi di kantor ini, kau tau sendiri sifat boss bagaimana". Arkapun tersenyum manis menutupi kekhawatirannya, tangannya menimpali tangan Quila yang tengah menggenggamya sehingga genggaman itu kian erat, seperti sebuah kekuatan tersendiri mengalir di darah Quila, saat itu Ia baru sadar jika Arka sosok yang sangat manis, matanya yang teduh dan gigi gingsulnya menambah manis saat Ia tersenyum. "Selalu waspada La, sekarang kembalilah ke mejamu nanti Mr. Bram marah". Quila pun mengangguk kemudian Ia berlalu meninggalkan Arka.
"Nona Quila, Mr. Bram memanggil anda". Ucap Lidya wanita bertubuh gemuk itu. Dari ekspresinya Ia tau ada yang tidak beres. "Ada apa ya ?". "saya tidak tahu, namun sebaiknya lekaslah menemui beliau"."baiklah, thank's".
Quila menuju ruangan Mr. Bram, sebelum masuk Ia merapihkan rambut dan bajunya takut terlihat berantakan, dengan tenang Quila mengetuk pintu bigboss, "masuk". Terdengar suara bariton nan khas menjawab. Saat memasuki ruangan Bram terlihat sangat dingin, lebih dingin dari biasanya, tak terlihat hangat tatapan seperti saat di resto kemarin atau saat memeluknya untuk menenangkan hatinya. "ada apa Mr. memanggil saya? Bukankah jadwal meeting masih sejam lagi?". Braggggggggggggggggggg.. tiba-tiba pria tampan itu menggebrag mejanya, dimatanya terlihat kilatan amarah yang Quila tak mengerti sebabnya, kakinya pun gemetar melihat sikap bossnya itu. Rahangnya mengeras, Ia terlihat seperti harimau lapar yang siap menerkam mangsanya, tak terasa buliran hangat mengalir di pipi Quila, dengan terbata Ia berani membuka mulut. "aa...apa salah saya?". "Jauhi staff kecil itu atau akan kusingkirkan kalian dari kantor ini". "tapi apa salah kami? Kami hanya bersahabat dan toh saya pikir saya bisa professional". Jawab Quila membela diri. Emosi sang Bigboss kembali naik, dengan nada berat dan dingin ia berdesis tepat di telinga Quila "tau apa kau tentang professional bocah ingusan?". "aku tak suka kau dekat dengan pria lain!" . matanya membulat karena kaget dengan ucapan pria didepannya, kakinya menjauh satu langkah dari hadapan pria tampan tersebut namun Bram justru makin melekatkan tubuh mereka, degup jantung dua insan tersebut terdengar begitu keras. "tapi kenapa anda bersikap seperti ini pada saya?". "karena kau gadisku." Refleks Quila melepaskan pelukan Bram saat pria itu hendak menciumnya kembali, hampir saja Ia menampar pria itu namun tak kuasa karena tangan Bram lebih kuat untuk menahan tangannya."lepaskan saya, saya bukan wanita murahan seperti yang anda pikir". Bram kian kencang menggenggam tangan gadis cantik itu seolah tak suka dengan ucapan Quila. "karena kau begitu mahal oleh karena itu kau pantas ku milikki". "maaf tapi ini tidak benar, saya adalah sekretaris anda, anda akan sangat tidak professional jika mengencani saya". "kau menolakku?". Desis Boss itu. "Asal kau tau, sejak kehadiranmu aku sudah tidak peduli dengan apapun, bahkan dengan image ku sekalipun, aku bahkan rela meninggalkan apapun untukmu". "itu urusanmu Mr, maaf karena aku tak bisa menerima semua ini, lebih baik aku keluar dari perusahaan ini jika kau terus memaksa". Setelah melepaskan diri dari Bram Ia pun keluar dari ruangan Boss sinting tersebut.
"aku tak akan memaksamu, karena kau yang akan bertekuk lutut padaku suatu saat nanti". Gumam Bram menatap kepergian Quila.
That's all.. huaaaaaa... setelah sekian lama ini cerita di post akhirnya aku post ulang.. hiks.. padahal niatnya mau di sambung.. sambung kapan-kapan ajalah ya.. see uuu😘
KAMU SEDANG MEMBACA
The Owner
RomanceAquila Zetta, gadis manis yang baru diangkat menjadi sekretaris perusahaan besar Mega Crown, bagaimana sikapnya menghadapi Boss bastard seperti Abraham Reiddhoux yang nyaris sempurna ketampanannya, lalu bagaimana pula nasib Arka, sahabat baiknya yan...