🎤 Part 7

25 5 0
                                    

Senyum dan kepedihan, semua masih tentang mu.

〰🔆〰

Dengan raut wajah yang sudah dapat ditebak, Moni memasuki ruangan kelasnya. Ia senyum-senyum sendiri, hingga melupakan semua orang yang menatapnya dengan keanehan.

"Kesambet lo? Senyum-senyum sendiri nggak jelas." Meskipun senyum yang ditampilkan Moni bukanlah hal yang baru bagi Cindy. Tetapi tetap saja, gadis ini masih bertanya dan menanti setiap cerita yang sudah ia hafal disetiap curhatan Moni.

"Iya, gue kesambet. Kesambet cintanya pangeran."

"Pangeran? Kak Bastian maksud lo?"

"Menurut lo, siapa lagi?"

"Lo udah berhasil jinakin kak Bastian?"

"Jinak-jinak. Lo pikir pangeran gue hewan liar apa?"

"Ehh sorry, tumben banget kak Bastian baik sama lo."

"Baik? Yaa, nggak baik-baik juga sih, masih ketus. Tapi syukur lah, setidaknya dia udah mau menjawab ucapan gue."

"Dia bilang apa aja?"

"Hmm banyak." Moni mulai menerawang dan menceritakan semua kejadian yang tadi ia alami kepada Cindy. Meskipun terlihat pahit, tetapi bagi Moni semua sikap Bastian adalah awal dari dunia yang manis.

"Yahh, lo di gituin aja masih sempat bahagia?" Cindy tak tega dengan sahabatnya yang satu ini. Tapi, apa yang bisa ia lakukan? Moni adalah manusia terkeras yang pernah dikenali Cindy. Ia hanya bisa berharap dan berdo'a, semoga sahabatnya ini selalu mendapat kebahagiaan diatas ketulusan hatinya.

"Ya bahagia lah. Apapun yang ada pada dia, gua akan selalu bahagian."

"Moni-Moni. Lo kapan sadarnya sih?"

"Gue sadar, gue nggak lagi pingsan kok." Moni menepuk-nepuk kedua pipinya lalu berpindah menepuk pipi Cindy.

"Move on lo kapan dari kak Bastian?" Moni acuh, masih tetap dengan sikapnya yang senyum-senyum tak jelas.

"Coba deh Mon, lo buka mata dan telinga lo lebar-lebar. Disekitar lo masih ada orang yang sayang bahkan cinta sama lo."

"Siapa? Kak Bastian? Kalau dia gue mau, pake banget."

"Bastian lagi, lo move on gih dari kak Bastian."

"Kapan-kapan ya, sahabatku Cindy."

Cindy membuang muka lengahnya dari Moni. Ia bergerak kearah bangkunya yang memang, guru matapelajaran jam ini sudah masuk. Berulang kali ia menasihati Moni, tetapi satupun tak dapat diserap oleh sahabatnya ini. Syukur kalau masuk telinga kanan keluar kiri, nah ini? Masuk kiri keluar kiri.

"Siang anak-anak."

"Siang mi *mami." Seperti sahutan semua murid yang berada didalam kelas, bu Luis atau yang akrab dipanggil mami menatap tajam kearah Moni yang sudah mulai mengurangi senyumnya dan menunduk.

🎵🎵🎵

Bastian, Tora dan Vino ber iringan memasuki ruangan kelasnya. Dengan posisi Bastian paling depan dan disusul kedua sahabatnya yang akan selalu berjalan dibelakangnya.

SymphonyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang