TMD-61: THE DEEPEST SADNESS 1

1.8K 96 19
                                    

HAPPY READING 📖📖📖

💕💕💕

Tiiii...iiinnnn !!!

Ciiii....iiittttt!!

BRAK!

"ARYA!"

Rendy langsung berlari ke arah tubuh Arya yang terlempar dan jatuh ke atas aspal sekitar sepuluh meter dari posisi awal ia tertabrak. Rendy berlari seperti orang kesetanan dan langsung merengkuh tubuh sahabatnya yang bersimbah darah.

"Arya! Arya! Oh my God! Buka mata bro, please buka mata! Kuya! Lo denger gue? Buka mata lo!" Rendy menoleh ke arah Erga dan Putra yang berlari mendekatinya. Begitupun dengan orang-orang yang kebetulan melihat kejadian kecelakaan itu. Mereka menghambur menuju ke tempat di mana tubuh Arya tergolek bersimbah darah. Sementara semua sibuk dengan Arya, mobil yang menabrak Arya melarikan diri.

"TELEPON AMBULANCE!" teriak Rendy lalu kembali ke tubuh Arya yang tergolek.

"Arya, please bertahan. Lo harus tetap sadar. Please lo harus tetep sadar. Lo harus hidup demi Dinda dan calon anak lo. Arya jangan tidur, please jangan. Ayo liat gue, buka mata lo bro." Rendy terus mencoba memanggil Arya meski sahabatnya itu tak merespon. Matanya tertutup rapat dengan darah yang terus mengalir dari kepala, hidung dan telinganya.

🌼🌼🌼

Dinda dengan kebaya pengantin plus make up yang mulai luntur karena air mata itu berjalan gontai menuju ke arah yang ditunjuk oleh Rendy, sebuah ruangan dengan pintu yang tertutup rapat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dinda dengan kebaya pengantin plus make up yang mulai luntur karena air mata itu berjalan gontai menuju ke arah yang ditunjuk oleh Rendy, sebuah ruangan dengan pintu yang tertutup rapat. Rendy bergerak cepat mengikuti Dinda dari belakang dan meninggalkan Tania, berjaga-jaga kalau Dinda melakukan hal yang di luar kendalinya. Dinda berdiri diam di depan pintu ruang operasi dengan segala pikiran buruk mulai memenuhi kepalanya.

"Din, kita tunggu operasi Arya sampai selesai di sana saja ya?" ajak Rendy sambil menunjuk ke arah Papa Dinda dan orang tua Arya yang duduk berjejer rapi di kursi tunggu.

"Arya sedang ditangani." lanjut Rendy sambil menahan kedua bahu Dinda dari belakang. Dinda menoleh ke arah Rendy, tatapan penuh amarah itu tampak tajam menusuk. Ia menghentakkan lengannya hingga cengkeraman Rendy pun terlepas dan ia kembali menatap ruang operasi.

"Aryaaaaaa! Arya jangan tinggalin aku! Aryaaaaaaa! jangan begini Arya-. Tolong, jangan hukum aku seperti ini. Aryaaaaaaa! Arya jangan begini, aku gak bisa tanpa kamu Arya!"

Dinda berteriak histeris di depan pintu ruang operasi. Ia terus berteriak memanggil Arya hingga akhirnya tubuhnya luruh jatuh terduduk di atas dinginnya lantai rumah sakit. Dan dengan sigap Rendy merengkuh tubuh Dinda.

"Din. Lo tenang ya, mereka yang di dalam sedang berusaha menyelamatkan Arya. Kita berdo'a ya Din. Do'a dari kita yang sekarang dibutuhkan Arya." Rendy menarik Dinda dan mendekapnya. Dinda masih terus menangis di dalam pelukan Rendy. Isak tangis Dinda dan teriakan pilunya membuat Rendy semakin mengeratkan pelukannya. Tangannya mengusap punggung Dinda naik turun sambil terus membisikkan kalimat positif. Rendy bahkan mengabaikan Tania karena saat ini prioritasnya adalah Dinda.

Today, Tomorrow, Forever(TAMAT) ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang