Part 2

434 78 13
                                    

Kesehatan Aini sudah membaik hingga dia memutuskan untuk bekerja kembali sebagai tukang cuci gosok. Yuki merasa lega karna Aini benar-benar sudah sehat kembali

Hari ini Yuki masuk kerja sore, tapi walau demikian Yuki masih bekerja di rumah ayahnya. Tepat jam sepuluh pagi Yuki pergi kerumah ayahnya untuk mencuci gosok disana. Dia mengetuk pintunya lalu terlihat seorang gadis membuka pintu tersebut

"Baru datang lo" ketus gadis yg tak lain adalah adik tiri hasil selingkuhan ayahnya lalu sekarang malah ayahnya meninggalkan ibunya dan memilih selingkuhanya

"Emang biasanya jam segini gue kerumah lo" jawab Yuki. Lalu masuk kerumah itu

"Nggak sopan banget sih lo jadi orang, belum juga gue suruh masuk" sewot Jia sambil menarik tangan Yuki dengan kuat

"Ada apa ini?" Tanya Bima saat melihat kegaduhan dirumahnya

"Ini yah. Siapa lagi kalau bukan anak nggak tau diri ini" Jia menyilangkan tanganya. Bima segera menarik tangan Yuki lalu mencengkram kuat dagunya

"Sudah aku bilangin berkali-kali sama kamu, jangan buat keributan dirumaku" ucap Bima. Yuki hanya diam saat ayahnya meperlakukannya seperti itu

"Kenapa lo diam saja hah, lo takut sekarang?" Jia tersenyum mengejek hingga Yuki melepaskan tangan ayahnya

"Gue nggak pernah takut sama siapun, termasuk bokap lo itu" ucap Yuki. Bima langsunh menampar Yuki hingga dia tersungkur kelantai karna hilang keseimbangan saat Bima menamparnya secara tiba-tiba

"Beraninya kamu ngomong gitu dihadapan ayahmu sendiri hah!" Bentak Bima. Yuki berdiri lalu menatap Bima dengan penuh kebencian

"Emangnya aku salah, bicara seperti itu?" Tanya Yuki. Bima mengangkat kembali tanganya hendak menampar Yuki

"Tampar yah. Itukan yg selalu ayah lakukan sama aku selama ini. Ayo tampar!!" Teriak Yuki. Bima hanya diam karna memang selalu memperlakukan Yuki dengan tidak layak

"Beraninya lo bicara kasar sama bokap gue" bentak Jia lalu menampar Yuki tapi langsung ditangkis oleh Yuki

"Dia bukan bokap gue ngerti lo" bentak Yuki. Tiba-tiba dia meringis saat rambutnya ditarik oleh Bima

"Sudah cukup dan keluar dari rumah ini sekarang juga" Bima menarik Yuki keluar dengan cara menjabak rambutnya

"Jangan pernah menginjakan kaki disini lagi" Bima langsung mendorong Yuki hingga terjatuh

"Aku juga nggak sudi menginjakan kaki kalau saja nggak terpaksa" geram Yuki dan Bima langsung menamparnya berkali-kali

"Saya nggak akan pernah memngakui kamu sebagai anakku lagi, dan kamu harus bayar semua hutang-hutangmu secepatnya" Bima kembali menarik tangan Yuki untuk keluar gerbang rumahnya. "Dan ingat satu hal lagi" ucap Bima lalu mendorong Yuki keluar dari gerbang rumahnya

"Kamu harus membayar hutangmu bulan depan atau bersikap baik pada keluargaku dan masih mau bekerja di rumahku ingat itu" Bima langsung menutup pintu gerbang meninggalkan Yuki yg terdiam meratapi semua yg dia lakukan karna tak bisa mengontrol emosinya

Yuki menaiki sepeda motornya dan pergi ketempat yg harus dia tuju untuk mengobati rasa kepedihan dihatinya

Tepat didepan lampu merah Al melihat wanita yg sering ada dalam pikiranya itu. Al mengernyit melihat wajah Yuki yg terlihat memar menurut pandanganya itu. Yuki menjalankan motornya saat lampu hijau menyala, Al langsung mengikuti Yuki dari belakang dengan mobil sportnya

Lama menempuh perjalanan, Yuki akhirnya berada ditempat dimana dia selalu mencurahkan isi hatinya. Yuki tak menyadari kalau ada seseorang hingga dia tetap melangkah dan menjatuhkan tasnya. Yuki melangkah menuju air laut yg terlihat tenang tak berombak

Menunggu Keajaiban [SLOW UPDATE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang