Al mengikuti motor Yuki dibelakang karna Al memang berbiat mengantar Yuki pulang. Berhubung Yuki ingin membawa motornya, Al terpaksa mengikuti Yuki dari belakang dengan mobilnya
Yuki turun dari motornya lalu menghampiri Al yg kini turun dari mobil
"Itu mobil siapa?" Tanya Al saat melihat mobil terparkir didepan rumah Yuki
"Itu mobilnya tante Karina, mamahnya Jia" jawab Yuki
"Gue masih ada urusan, lo masuk gih" ucap Al
"Makasih sekali lagi" ucap Yuki lalu segera masuk kedalam
"Gue rasa gue tau harus ngapain" gumam Al lalu segera pergi
"Assalamu'alaikum" Yuki mengucap salam
"Wa'alaikumsalam" sahut Karina dan Aini
"Bu Karina kok ada disini?" Tanya Yuki
"Karina nyariin kamu tadi, tapi ibu bilang kalau kamu jalan sama temen kamu" ucap Aini
"Oh" seru Yuki. Karina menatap Yuki dan Yuki menganggukan kepalanya
"Ini Yuki, mamah kelupaan ngasih ini tadi sama kamu" ucap Karina memberikan hadiah untuk Yuki
"Terima kasih bu, tapi lain kali ibu nggak perlu ngasih hadiah lagi sama aku, aku nggak mau keluarga ibu bermasalah lagi" ucap Yuki. Yuki dulunya memang membenci Karina, tapi karna sikap baik Karina Yukipun tidak pernah membenci Karina
Jangankan sama karina, Jia saja yg sering memperlakukan dirinya seperyi pembanyu tidak pernah menyimpan dendam untuk membalasnya. Walau rasa benci itu dia pendam
"Ini nggak seberapa nak dibanding kesalahan mamah yg merebut kebahagian kamu dan ibumu" ucap Karina
"Sudahlah Karina, kamu jangan menyalahkan diri kamu sendiri karna semua ini sudah takdir" ucap Aini. Karina tersenyum karna Aini memang baik padanya walau sudah merebut suaminya
"Mulai besok kamu nggak boleh kerja di rumah atau di cafe lagi, kamu cari kerja ditempat lain saja karna mamah sudah membebaskan kamu dari semua hutang-hutang kamu" ucap Karina tak mau kalau hidup Yuki tak memiliki arah tujuan dengan menghabiskan sisa hidupnya untuk bekerja di rumah dam cafenya
"Tapi bu.." ucap Yuki tak mau menyusahkan
"Cukup Yuki, biarkan mamah membantumu karna kamu juga anak dari suami mamah" ucap Karin. Yuki melirik Aini lalu kembali menatap Karina
"Tapi mamah meminta kamu mau memenuhi keinginan mamah" ucap Karina
"Apa yg ibu inginkan?" Tanya Yuki
"Kamu harus menjual rumah ini sama mamah supaya hidup kalian nggak bergantung pada ayahmu" ucap Karina. Yuki melirik Aini, Aini menganggukan kepalanya
"Uang hasil penjualan rumahnya seratus persen untuk kamu semua karna mamah akan menjual kembalu rumah itu lalu memberikan uangnya pada ayahmu" ujar Karina. Yuki menghampiri Karina lalu meraih tangan Karina
"Itu sama halnya aku berhutang pada ibu, aku nggak mau bu" ucap Yuki. Karina mengelus tangan Yuki
"Aini tolong bujuk anakmu" ucap Karina
"Benar yg bu Karina bilang Yuki, kita mulai hidup baru di tempat lain" ucap Aini. Yuki menganggukan kepalanya merasa lega karna terbebas dari ayahnya yg selalu menganianyanya
"Baiklah bu" ucap Yuki. Karina tersenyum bahagia bisa membantu Yuki
Karina memang memiliki suami yg baik padanya hingga dia bahagia memiliki suami seperti Bima, namun dia juga merasa bersalah karna tidak bisa melepaskan Bima terlebih saat dia hamil anak Bima. Itu sebabnya dia meminta Bima menikahinya walau sudah memiliki istri dan anak. Dan setelah Yuki berusia 14 belas tahun ayahnya menceraikan ibunya dan memilih Karina yg menurut Yuki adalah selingkuhan ayahnya. Namun Karina tidak pernah meminta Bima untuk menceraikan istrinya karna dia rela jadi istri keduanya