8. Sorry

84 6 0
                                    

Apakah aku bisa? Mencintaimu dengan sepenuh hati?
🌺🌺

"Lo mau gak jadi pacar gue?"

Botol air mineral yang baru saja Dara pegang, terlepas dari genggamannya. Cewek itu membeku, Dara tertawa hambar lalu mengambil botol mineral yang jatuh. Ia membuka tutup botol dengan tangan gemetar, pertanyaan Arka membuatnya merasa aneh sendiri. Belum sempat pulih keterkejutannya, Arka tiba-tiba saja berlutut dihadapannya. Entah setan apa yang membuat cowok itu bisa senekat dan seaneh ini, Dara pura-pura tidak perduli lalu meminum air mineral yang sudah ia buka tutup botolnya. Kerongkongannya terasa sangat kering, apa lagi disaat Arka mempertanyakan maukah ia menjadi pasangannya? Dara tidak pernah membayangkan memiliki seorang Pacar diusianya yang ke 17 tahun ini.

"Ra, gue serius. Gue gak bercanda, Lo maukan jadi pacar gue?" Arka berjokok dihadapan Dara untuk menyamakan tinggi mereka. Dara kembali menutup botol mineral yang tinggal setengah, lalu meletakkannya disisi kirinya.

"Lo kenapa sih? Jangan buat gue melting deh," ucap Dara ketus.  Arka yang tadinya berjongkok kini berganti menjadi duduk diatas rumput taman, memeluk lututnya sambil menengadahkan kepalanya menatap bintang. Dara diam sambil memperhatikan Arka.

"Leo nantangi gue buat pacaran sama lo, kalau gue berhasil. Dia gak akan gangguin gue lagi dan dia bakalan ngejauhi lo selama-lamanya." Dara mengehal napas berat. "Kenapa gue disangkut pautkan sama permasalahan kalian sih?"

Arka menurunkan pandangannya dan menatap Dara sendu. "Karena Leo suka sama lo Ra, dan alasan lainnya karena lo dekat sama gue. Dia masih sakit hati atas penolakkan lo. Makanya dia datang ke Jakarta hanya untuk memberikan tantangan konyol ini, dan kalau gue gagal jadiin lo pacar gue. Dia nyuruh gue nyerahin lo sama dia, dan gue gak mau Ra. Lo terlalu berarti buat gue, lo sahabat terbaik gue Ra. Gue gak mau lo terluka, lo tau sendirikan. Leo itu bagaimana? Ra please terima gue buat jadi seseorang yang bisa melindungi lo,"

Dara terpaku atas penuturan Arka, haruskah ia menerimanya? Hatinya mengatakan ia harus menerima Arka tetapi logikanya menolak untuk menerima Arka. Dara berpikir sejenak, ia belum siap untuk memulai suatu komitmen. Tetapi hatinya?

Ya tuhan, apa yang harus aku lakukan.

"Sorry Ka, gue nggak bisa. Gue tahu tanpa gue minta lo udah selalu melindungi gue dari apapun, kenapa harus pacaran kalau tanpa status pacaran pun lo udah selalu ngelindungi gue? Gue gak bisa, gue belum siap untuk memulai suatu komitmen. Gue takut Ka, kalau nanti kita pacaran hubungan kita terasa canggung dan kaku. Gue nggak mau Ka, gue lebih nyaman jadi sahabat lo ketimbang jadi pacar lo Ka. Maaf  gue gak bisa,"

"Gue ngerti, gue juga gak setuju sama tantangan itu. Gue udah nolak tantangan itu dan alhasil lo bisa lihatkan wajah tampan gue dirusak sama Leo?" Ujar Arka sambil terkekeh. Dara juga ikut tertawa, suasana menjadi kembali mencair. Dara turun dari kursi taman lalu duduk disamping Arka. Entah mengapa, hati Dara terasa sesak ketika mengutarakan apa yang ada dipikirannya. Ia ingin menerima tapi disisi lain ia tidak bisa, terlalu sulit untuk menerima seseorang didalam hidupnya.

"Lo tahu nggak.."

"Enggak," jawab Arka terkekeh geli. Dara mendengus kesal, menyenderkan kepalanya di pundak Arka. Cowok itu terkesiap atas tindakan Dara, beruntung Arka bisa menyembunyikan keterkejutannya.

"Gue takut jatuh cinta dan sakit hati. Gue belum siap untuk jatuh cinta Ka,"

"Itu karena lo belum pernah merasakan jatuh cinta Ra, kalau lo udah pernah merasakannya. Gue jamin lo gak akan setakut ini." Dara mendongak menatap Arka yang tengah menatap bintang-bintang yang bertaburan.

JOMBLO Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang