11. Kecewa

43 6 0
                                    


Playlist you

🌺🌺🌺


Menit berganti menit tanpa terasa menit telah berganti jam, satu jam telah berlalu. Tanpa sadar Dara melamun selama itu, Barka yang sedari tadi memanggil nama adik perempuannya merasa sedikit kesal. Hingga akhirnya dengan sedikit jahil Barka menempelkan botol air mineral dingin yang baru saja ia beli tadi, ia tempelkan di pipi kiri Dara yang membuat cewek itu terkejut dan menoleh ke arah Barka kesal.

Barka menjauhkan botol minumannya, membuka tutupnya lalu menegak isi nya hingga separuh. Barka menatap teman-temannya yang sedang bermain basket, sedangkan Dara. Ia lebih memilih berselancar di ponsel canggih miliknya.

"Akhir-akhir ini lo sering banget melamun, lo punya masalah atau ada sesuatu hal yang mengganggu pikiran lo?" Dara memasukkan ponselnya ke dalam saku jaketnya.

"Gak papa, perasaan kakak aja kali."

"Lo bisa bohongi orang lain, tapi lo gak bisa bohongi gue. Gue kakak lo, kita besar sama-sama, kita nangis sama-sama, kita tertawa sama-sama, kita tidur sama-sama, kita selalu bareng dari dulu sampai sekarang. Gue tau lo gimana, dan lo juga tau gue gimana. Lo bisa bohongi semua orang di dunia ini, termasuk mama papa. Tapi gue?" Barka menunjuk dirinya sendiri.

"Lo gak akan pernah bisa bohongi gue Ra," Dara terdiam, lidah nya terasa kelu untuk sekedar mengatakan "Iya". Semua yang Barka katakan memang benar, ia tidak akan pernah bisa membohongi kakaknya itu. Barka terlalu mengenali dirinya sehingga setiap kali ia mencoba berbohong pasti Dara terlebih dahulu meyakinkan dirinya bahwa kali ini ia pasti bisa membohongi Barka. Kalian mungkin berpikir buruk tentang Dara, tetapi percayalah ia melakukan hal buruk tersebut semata-mata untuk tidak membuat kakaknya khawatir.

"Maaf," Barka menoleh ke arah Dara.

"Jangan pernah nyooba buat bohongi gue lagi Ra, jangan pernah merasa terbebani atau apalah itu. Lo adik gue. Udah menjadi kewajiban gue untuk selalu ngejaga elo dari apapun, termasuk menata kembali hati lo yang kembali hancur." Dara menatap kakaknya dengan mata berkaca-kaca.

"Dia kem...bali lag..i kak, hiks.." Barka merengkuh tubuh kurus adik ke sayangannya, meredam isak tangis Dara di dada nya.

"Sssstt.. jangan nangis. Air mata lo terlalu berharga Ra," Dara menangis semakin kencang. Terkadang sesuatu yang selalu kita anggap sepele, suatu hari nanti sesuatu hal itu akan sangat berdampak besar di dalam hidupmu.

"Sa..kit kak, kenapa dia datang lagi sih! Dia pikir hati Dara itu batu apa?" Barka mengurai pelukannya lalu menghapus air mata adik tersayangnya.

"Maybe, yang gue tau adik kecil gue ini. Adalah cewek terkuat yang pernah gue temui setelah mama," Dara terkekeh geli ketika Barka menjawili hidungnya. Barka kembali memeluk adiknya mengecup dahinya lembut lalu mengurai pelukannya kembali.

Sedari tadi Arka melihat kelakuan kedua kakak adik itu, sebenarnya sudah sejak tadi Arka selesai bermain bola basket. Ketika ia berniat menghampiri kakak adik itu, tanpa sengaja Arka melihat air mata Dara yang mengalir di pipinya. Arka mengurungkan niatnya dan lebih memilih melihat interaksi ke duanya dari jauh.

"Jangan sedih berat biar kakak saja," Dara tertawa mendengar ucapan sang kakak, begitu pula dengan Barka yang merasa konyol sendiri.

"Tumben akur, biasanya berantem terus." Ujar Arka. Ia memilih duduk di samping Barka sambil memegang botol mineral, Barka menatap Arka heran.

"Lo kenapa sih? Dari tadi gue lihati muka lo itu kusut aja, gak ada setrika di rumah lo? Kusut banget itu muka," Arka diam saja, ia lebih memilih meminum air mineral yang baru di belikan oleh teman nya tadi. Menegaknya sedikit lalu mengguyur rambutnya dengan sisa air minum yang belum ia habiskan.

JOMBLO Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang