Spesial

31 4 0
                                    

Bintang

"Banyak orang yang menganggap dirinya berbeda dengan yang lain. Paling hebat. Paling unik. Tapi bukankah setiap orang itu unik? Bukankah setiap orang dilahirkan berbeda? Jadi tak ada yang spesial dengan perbedaan. Bukan begitu?"

"Kalau semua orang sama, lantas apa makna spesial menurut kamu?"

"Entah. Mungkin diri saya sudah tidak bisa memaknai apa itu spesial Lha gimana? Bahkan saya yang MBTI nya INFJ, tipe paling jarang di dunia dan selalu merasa berbeda dengan yang lain pun ternyata juga nggak spesial kalo dibandingin sama INFJ yang lain. Kita cuma bagian dari statistik. Kata-kata ini lagi kan yang terucap haha"

"So? Kamu nggak pernah nemuin sosok yang kamu anggap spesial?"

"Ada"

"Siapa?"

"Rasulullah SAW. Nggak ada pria manapun yang diberi Allah kemampuan untuk membangun peradaban yang bertahan begitu lama selain Rasulullah"

"Yeee.....selain Rasulullah maksudku. Orang tua kamu?"

"Orang tua saya? Nggak spesial. Di luar sana banyak orang tua yang cara didiknya sama kayak orang tua saya"

"Padahal setiap anak biasanya nganggap ortu spesial"

"No...setiap anak mestinya mencintai orang tua mereka tanpa syarat. Spesial ataupun tidak. Dan saya cinta sama orang tua saya dengan segala sifat-sifat mereka yang saya kagumi meski itu tidak spesial :p"

"Steve Jobs? Pengusaha sukses. Pendiri Apple yang banyak dikagumi generasi muda?"

"Steve Jobs? No. Even Steve Jobs pun bagian dari statistik pengusaha sukses hhe. Dia masih bisa dibandingin sama Bill Gates, Bob Noyce, atau mungkin pengusaha di bidang lain yang saya nggak tahu"

"Kalo gitu kamu nggak akan nemuin pendamping hidup"

"Kok bisa?"

"Karena setiap orang pasti milih pendamping hidup yang spesial menurutnya dan mindset mu itu ngebuat kamu nggak punya definisi tentang spesial"

"Wohoo...buat apa saya nyari yang spesial kalo yang mainstream aja udah cukup adorable buat saya hhaa"

"Buktinya sekarang yang mainstream nggak ada yang nyantol di hati kamu. Come on Bintang, Saya bingung sama logika kamu"

"Buat saya, manusia itu dinilai dari tujuan hidupnya. Dilihat dari cara dia memandang dunia. Saya bakal nyari isteri yang tujuan hidupnya match sama tujuan hidup saya. Gayanya mainstream pun nggak apa-apa. Bukan lulusan luar negeripun nggak masalah. Jawa medhok pun oke-oke aja. Haha"

"Nyari yang tujuan hidupnya rada gila kayak kamu itu yang susah"

"Tapi Allah itu nggak pelit"

"Taruhan ya tang, kalo lima tahun lagi kamu belum bawa isteri yang model gitu, kamu harus beliin saya tiket ke Jepang PP"

"Gitu amat hha....Gimana kalo ternyata tahun depan saya dapet isteri? LOL"

"Saya bantu kamu nulis paper 6 bulan penuh"

"Bener ya?"

"Iya"

"Wkwkwk janganlah. Saya muslim. Nggak boleh taruhan. Kalo tahun depan saya dapat isteri, saya bakal syukuran traktir kamu makan seminggu hoho"

"Hahaha....Kamu itu emang spesial Tang"

"Saya nggak spesial. Cuman kebetulan pendapat saya beda sama kamu"

Serial WarnaWhere stories live. Discover now