vīgintī

3K 670 156
                                    

"Apa sih, yang salah sama air, Ra?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Apa sih, yang salah sama air, Ra?"

Jendra menggeleng. Cowok itu masih memusatkan perhatian pada Rafa yang tidak mau keluar dari danau, meskipun sudah dipaksa Jendra.

"Oke, gua mungkin nyebelin banget dulu karena udah nuduh lo yang aneh-aneh. And I'm sorry, oke?"

Jendra tertawa, tapi cowok itu tak mengalihkan perhatiannya sama sekali dari Rafa. "Santai aja kali. Gua nggak bawa perasaan sampe segitunya. Tapi lo emang asik aja diajak ribut."

Dari dulu, sepertinya Anya memang ditakdirkan untuk menatap Jendra tanpa ditatap balik.

Jendra bergumam, "Dulu gua emang suka renang."

"Lalu?"

"Ya, ada masanya kan semuanya bakal berubah? Nggak ada yang bakal tetap bertahan di posisi stagnan, Ay. Bahkan lo sendiri, tanpa lo sadari, juga bakal berubah," jawab Jendra, membuat Anya ingin meneriakinya, Kalau ngomong pakai bahasa manusia dong, otakku nggak nyampe.

"Ya tapi semuanya pasti ada alesannya, kan?"

"Iya."

"Then?"

"Oke, buat apa lo perlu tahu alesannya?"

Mulai lagi deh, Jendra!

Anya diam saja. Mau dia tanya sampai kepalanya botak, Jendra juga nggak bakal menjawabnya. Daripada hubungan yang susah-susah Anya perbaiki ini kembali lagi seperti awal mereka berkenalan, mending Anya diam.

"Dulu gua punya adik panti. Seumuran Rafa sekarang, tapi udah dua tahun lalu," ujar Jendra, membuka pembicaraan, membuat Anya terkejut karena cowok itu memutuskan untuk menceritakan alasannya.

Anya hanya menatap Jendra. Membuat cowok itu melanjutkan lagi kalimatnya, "Waktu itu gua lagi nemenin dia sama anak-anak yang lain renang. Di pantai. Gua inget banget, waktu itu pantainya sepi karena emang bukan libur sekolah. Dan gua inget banget, waktu itu gua yang paling gede, bawa adik panti sekitar tujuh orang."

"Namanya Zakharia. Dia main juga sama yang lain. Gua sibuk merhatiin Ravin yang nggak bisa berenang. Ternyata Zakharia bohong. Sebetulnya dia juga nggak bisa berenang, tapi dia nggak mau kalau disuruh di tepi-tepi, atau bahkan duduk di pondok sama gua.

"Ombak emang lagi naik, dan gua bisa dengar Ravin teriak-teriak sambil nangis, 'Bang Jendraaaaaa, Zakharia ilang!' dan lo tahu, Ay? Hidup gua kayak berakhir hari itu juga. Gua gagal jagain adik gua sendiri."

***

A/N:

semua komentar dibalas besok ya sayang2ku

head over heelsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang