Promise You? - 15

338 8 1
                                    

.Jika bukan denganmu aku percaya tuhan hanya ingin memilihkan kebaikan yang lain.





















Cindy mulai membuka matanya perlahan-lahan untuk melihat siapa orang yang ada didepannya dan memanggil namanya saat ini.

Ha... Haqim. Guman cindy

Dengan cepat haqim menunduk dan memegang bahu cindy, kamu kenapa cin? Kok nangis? Kamu gapapa kan?

Tanpa menjawab pertanyaan dari haqim, cindy langsung memeluknya. Memeluk orang yang dirindukannya selama ini, orang yang selalu menjauh darinya.

Cindy kita masuk kedalam mobil aja yuk, kamu terlihat lemas. Haqim membawa cindy untuk masuk kemobilnya, badan wanita ini nampaknya sangat lemah.

Didalam mobil cindy nampak masih sedih dan melamun.

Haqim? Panggil cindy, suaranya agak serak.

Iya cin? Haqim memandang cindy

Mau kemana? Tanya cindy lagi.

Antar kamu pulang cin, kamu terlihat lemah. Kata haqim yang langsung memegang tangannya.

Tiba tiba pandangan cindy langsung turun melihat tangannya dipegang oleh haqim, orang yang dirinduknnya.

Please jangan antar aku pulang, aku gak mau qim. Guman cindy meneteskan air matanya.

Nanti keluarga kamu nyariin. Ujar haqim

Biarin! Bentak cindy. Pokoknya aku gak mau pulang!

Yaudah kita ketaman bentar ya, biar nenangin kamu. Ujar haqim, melepas genggaman tangannya.

Cindy hanya menganggut.

Ditaman, haqim duduk disamping cindy dan membelikan cindy minum. Beberapa menit kemudian haqim membuka suara.

Kamu kenapa? Haqim memiring kan kepalanya agar melihat jelas muka cindy.

Tidak ada jawaban.

Pacar kamu mana? Kok tadi dijalan sendirian, kamu bertengkar? Tanya haqim suaranya agak pelan.

Mendengar pertanyaan dari haqim membuat cindy menatap haqim dengan penuh kebencian. Mana mungkin cindy memiliki pacar sedangkan yang diharapkan cindy sekarang adalah dirinya. Dengan seenaknya haqim bilang sebuah kata pacar. 

Pacar siapa? Tanya cindy, memalingkan wajahnya menatap luruh kearah depan. Aku gak punya pacar.

Haqim mengerutkan keningnya, bony?

Please ya qim, jangan lo keluarin nama laknat itu dari mulut lo! Gue muak dengernya. Cindy kembali mengeluarkan air matanya, entah mengapa mendengar nama bony membuat cindy sakit hati.

Haqim merasa kasihan melihat gadis yang didepannya ini seperti orang yang paling terpuruk. Haqim bahkan rindu akan bersampingan dengan wanita ini, entah kenapa haqim kian menjauh dengannya, apa mungkin karena pacarnya sibony.

Haqim meraih tangan cindy yang menutupi mukanya, cindy? Panggil haqim pelan.

Cindy pun menaikkan kepalanya dan menatap haqim.

Jangan menangis, aku gak mau liat kamu sedih. Ujar haqim sambil mengusap air mata yang ada dipipi cindy.

Cindy hanya diam, merasakan lembutnya tangan haqim yang saat ini berada dipipinya.

Aku mau tanya. Ujar cindy tiba-tiba.

Haqim menurunkan tangannya yang tadi menyentuh pipi cindy, tanya aja. Ujar haqim

Promise You? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang