Perjodohan Militer

1.4K 72 2
                                    

Zuka. Gadis yg sedang mengecek kesiapan makanan dirumah Lira itu tampak sangat fokus dengan pekerjaannya. Sampai2 tidak menyadari seseorang yang selalu mengikutinya dari daritadi.

"Sibuk banget deh kayaknya?" Zuka membalikkan badan dan tersenyum.

"Eh? Ada cowok ganteng yg mau ke Singapur nih..." cowok yg mendengar godaan Zuka itu hanya tertawa dan semakin mendekatkan diri pada Zuka.

"Kakak jangan terlalu capek, nnt bisa sakit" Raldi mengambil tisu di sakunya dan mengelap peluh di kening Zuka. Zuka tersenyum.

"Iya makasih adek gantengku. Nnt teman2mu datangkan?" Gadis berkacamata itu bertanya pada adik bungsu Lira sambil meletakan sendok yg sejak tadi di lap-nya.

"Heem. Tapi aku mau duduk samping Kak Zu" kebiasaan Raldi adalah memanggil Zuka dengan nama 'Zu'. Kalau ditanya kenapa? Selalu dijawab ' itu panggilan sayang Raldi sama Kakak'. Jadi, mau buat apa lagi? Anaknya kekeuh.

"Lah? Jangan atuh. Duduk sama keluargamu atau gak teman2mu deh
... kakak nnt sibuk urusin makanan" ujar Zuka sambil menatap cowok yg memiliki tinggi kira2 10 cm diatasnya.

"Lagian, jaga image dikit dong... Katanya kalau disekolah cool, pendiam, jarang deket2 cewek, yg ada cewek yg deket2 kamu. Gak manja dan bla bla bla, masa sekarang mau berubah 180° dari sikap disekolah" tambah Zuka. Raldi hanya bertampang datar saja.

"Biarin. Aku gak peduli mereka mau bilang apa, kan aku manjanya juga sama kak Zu" jawaban final cowok berlesung pipi itu membuat Zuka hanya bisa mendengus.

"Heh.... Percuma aja. Biarin deh yg penting jangan aneh2 mintanya" batin Zuka.



🏅🏅🏅




"Hari ini... hari yg kau tunggu...
Bertambah satu tahun, usiamu, bahagialah kamu..."

"Yang kuberi... bukan jam dan cincin...
Bukan seikat bunga atau puisi juga kalung hati..."

Lagu dari...... yg mengiring pemotongan tumpeng oleh Ayah Lira menambah semarak puncak acara hari itu. Berkat acara itu para tentara dari setiap angkatan (darat, laut &udara) dapat berkumpul, yah walau tidak semuanya sih, hanya beberapa formalitas gitu. Tidak hanya para tentara, the Loreng's pun dapat berkumpul hari ini, bahkan duduk dalam satu deret (bersebelahan).

Tak terasa, acara pemotongan tumpeng sudah selesai dan berganti menjadi acara makan bersama. Walaupun Zuka berperan sebagai tamu sekaligus pemilik catering, dia tidak ragu2 membantu para karyawannya yg berperan sebagai pelayan sehari.

Tidak hanya Zuka, tapi Lira beserta adik2nya si tuan rumah, Nimas dan Noryl juga ikut membantu, yah walau sedikit setidaknya membantu, kan?

Nimas dan Nira bagian mengisi es buah, Noryl dan Lira bagian mengedarkannya, karena kasian tamu2nya, udah bawa piring makan, air mineral gelas, cape deh...
Kalau ada yg tanya 'Raldi mana?',dari awal acara anak laki2 itu terus mengekor pada Zuka. Hal itu membuat orang2 awam mengira mereka kakak-adek, bahkan ada yg mengira pacaran.

"Ih...!! Adek duduk dulu dong!! Jangan ngekor mulu. Sana kumpul sama teman2nya itu" Zuka menatap jengkel adik Lira itu yg hanya menampilkan wajah sok polosnya.

"Gak mau."

Kekesalan Zuka sudah diubun2.

'Kenapa sih nih anak nge-jengkelin bgt hari ini sumpah?!! Apa karena mau ke Singapore, ya?!', batin Gadis berkemeja batik coklat itu terus bertanya2 dgn tingkah Raldi pada hari itu.

Zuka melihat kerumunan anak muda seumuran Raldi, senyumnya pun terbit. Dengan langkah cepat, Zuka datang ke sekelompok anak muda itu.

"Hy! Sorry ganggu, teman2nya Raldi bukan?" Tanya Zuka to the point. Awalnya mereka yg ditanyai Zuka secara tiba2 bingung, namun melihat Raldi di belakang Zuka mereka pun merespon.

Antara Kau, Kamu, Dia dan DirikuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang