Si Hakim yg Bijak

1.1K 77 0
                                    

"Umur berapa kalian semua?" Suara berat nan dingin itu mendominasi ruangan itu. Ruangan yg awalnya panas karena ibu2, sekarang mencekam hanya dengan suara dari satu orang. Kolonel (cpl) Ofriel Amanat Negara.

"Kenapa diam? Oh... saya tahu. Umur kalian 5 tahun? 3 tahun? Atau 2 tahun?" Ayah Zuka kembali bertanya, tapi para 'tersangka' tidak ada yg menjawab.

"Letda Samsul, Letda Hamzah! Jawab!" Tegas Ayah Zuka.

"Siap 27 tahun" jawab Letda Hamzah.

"Siap 29 tahun" jawab Letda Samsul.

"Sudah tua tingkah anak kecil. Bahkan anak umur 5 tahun saja bertengkar lalu berbaikan lg" sindir Ayah Zuka.

"Zuka, umurmu berapa?" Zuka merasa kaget namanya disebut tiba2.

"23 tahun lebih dikit"

"Heh, badan doang yg besar, tingkah anak2. Malu sama badan" Zuka kesal, hal genting gini masih bisa disangkut pautkan sama gituan. Tahu deh Zuka gendut, dia juga sadar kok, pede malah.

"Kapan kalian bisa dewasa sesuai umur kalian? Kalian tidak malu kerjaan kalian cuma urusin berita sampah kyk begini? Jahit mulutnya kalau tidak bisa jaga mulutnya. Jahit juga telinganya kalau serba sensitif. Jangan jadi ibu persit kalau tidak bisa diatur. Dari awal kalian ajukan nikah kantor sudah ditanya, kan? 'Yakin mau nikah sama tentara?', tentara itu a,b, c loh'. Sudah belum?" Tanya Ayah Zuka pada para istri anggotanya.
Mereka hanya menjawab anggukan saja, tpi cepat di senggol penuh arti oleh para suami.

"Siap, ijin sudah" sama Bu Samsul dan Bu Hamzah sama lirihnya.

"Lalu kalau sudah kenapa kejadiannya begini? Gosip karena ini itu, bertengkar karena tetangga ya ujung2nya ternyata salah paham. Gak malu kalian sama orang lain. Setiap kesini bertengkar karena apa coba awalnya? Gosip. Bayangkan, gosip bikin kalian acak2an sampe disiram pake air sabun, masih gak malu" Ya, FYI air yg dipakai Zuka untuk menyiram tadi ternyata adalah air sabun bekas cuci mobil, alhasil orang yg terkena air sabun itu merasa perih matanya.

"Maaf tante2, salah sendiri sih pake berantem kyk kucing, ya aku siram" Zuka membatin.

"Gosip kali ini apa? Bu Hamzah" Suara Ayah Zuka sudah melembut tpi masih penuh ketegasan.

"Ijin pak, saya dituduh pelakor sama Bu Samsul" ucap Istri Letda Hamzah dengan kepala tertunduk.

"Ijin pak saya tidak nu..." lagi dan lagi si biang gosip memotong ucapan orang. Suaminya memberi kode untuk berhenti berbicara tepat saat Kol. Ofriel menatap pasangan suami istri itu tajam.

"Bisa tenang?! Saya belum suruh anda berbicara" ucap Ayah Zuka dengan rasa marah hampir sampai diubun2.

"Hahaha... rasain tuh. Emang enak." Zuka  terkikik dengan ucapannya sendiri dalam hati.

"Zuka, Zuka!!"

Zuka kaget namanya dipanggil2 oleh ayahnya "Eh?? Iya Yah? Ada apa?" Ujar Zuka terbata2.

"Jangan melamun. Pelakor itu apa?" Tanya ayah satu anak itu. 'Jadi bahasannya udah sampe di pelakor ya?' Zuka hanya mangut2 saja tanpa menjawab pertanyaan Ayahnya.

"RIZUKA!"

"Eh, iya? Pelakor itu Perebut Lalap Ayam Kampung Orang" jawab Zuka enteng. Sedangkan orang2 di ruangan itu memandang Zuka dengan ekspresi yg kalau diungkap jadi kata2 jd gini 'Lo yakin?'

"Kamu yakin? Kok aneh ya? Hanya karena lalapan ayam kampung? " Kembali Ayah Zuka bertanya. Zuka memikirkan kembali jawabannya tadi. 'Emang ada yg aneh?' lagi2 Zuka berbicara pada dirinya sendiri. Dan 3 detik berikutnya dia sadar.

Antara Kau, Kamu, Dia dan DirikuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang