ANNYASAVA LASHIRA PAHLEVI

2.2K 79 2
                                    

Mohon koreksi Typo dan ejaan:)

~Happy Reading~
Jangan lupa Vote


~·~·~·~·~·~·~·~·~♥~·~·~·~·~·~·~·~·~


"Pagi, dok." Saapan seperti itu kerap mengawali aktivitas pagi saat seorang Annyasava Lashira Pahlevi mulai menginjakan kakinya di lorong-lorong rumah sakit.

"Pagi," balas Ann ramah.

Ya, Annya seorang dokter. Lebih tepatnya dokter spesialis anak. Bahkan Annya menjadi salah satu deretan dokter muda cantik dan termasuk shalilah di negeri ini, dia mendapatkan gelar dokternya pada saat dirinya berumur 23 tahun dan sekarang umurnya mulai memasuki 24 tahun. Putri dari pasangan Adhitama dan Aisyah ini memang gadis yang pintar sehingga dia bisa lebih cepat mendapat gelar dokternya.

Bukan hal mudah bagi Annya untuk menjadi seorang dokter, apalagi di usianya yang cukup muda ini. Dia terus belajar dengan tekun, meski sudah menjadi dokter pun dia masih harus belajar. Meskipun abinya mempunyai perusahaan sendiri, Ann tidak tergiur untuk menjadi penerusnya karna dia tidak tertarik sama sekali dengan dunia bisnis, dia lebih tertarik dengan dunia kesehatan seperti umminya yang dulunya seorang perawat. Beruntungnya dia mempunyai seorang kakak laki-laki yang dapat meneruskan perusahaan abinya yang sudah sepuh itu.

Ann mendudukan dirinya di kursi ruangannya, tidak menyangka sebenarnya jika dia sudah bekerja di rumah sakit ini hampir 1tahun. Dia sangat senang dengan pekerjaannya sebagai dokter, apalagi sebagai dokter anak sehingga membuat dia tidak perlu pulang larut malam, lagi pula jam terbang dokter di rumah sakit ini berlaku dari jam 07.30 - 17.00 kecuali jika ada pasien mendadak maka jamnya bisa sampai larut malam.

Tok Tok Tok

"Silahkan masuk," jawab Ann dari dalam.

"Dok, ada pasien baru," ucap seorang perawat yang tadi mengetuk pintu.

"Baiklah, mari kita lihat keadaannya," ucap Ann seraya berjalan menuju IGD.

~·~·~·~·~·~·~·~♥~·~·~·~·~·~·~·~


Hari sudah memasuki sore, Ann teringat jika dia belum shalat ashar, Ann bukan sosok yang sering melalaikan shalat bahkan, Ann sebenarnya juga sangat jarang menunda shalat karna baginya menunda shalat itu tidak baik. Namun sekarang dia harus menunda shalat karna padatnya jadwal, dia merasa sangat lelah hari ini. Dia rasa dia harus segera shalat.

Setelah selesai shalat, Ann memasuki ruangannya. Sungguh. Saat selesai merapikan alat shalat Handphone nya berbunyi menandakan ada pesan masuk. Ann berniat membuka pesannya nanti saja saat sudah berada di ruangannya. Hatinya sangat kacau saat ini, tentunya sejak umminya mengirim pesan itu.

Ann mendudukan dirinya di kursi ruangannya lalu segera membuka tas dan mencari handphone nya. Ann membaca pesan dari umminya itu dengan kening berkerut.

'Ann, jika sudah selesai pekerjaanmu lekaslah pulang nak. Calon suamimu akan datang berkunjung nanti malam. Bagaimana? sudah dapat jawaban?'

Calon suami? siapa? Ah.. dia baru ingat sekarang. Dia ingat ucapan abinya 3 hari yang lalu.

"

Ann, sini sayang. Abi mau bicara sama kamu," ucap Adhitama sambil menepuk pelan sebelahnya memberi isyarat agar putrinya itu duduk disampingnya. Ann berjalan mendekati abinya lalu duduk seperti yang abinya suruh. "Kenapa bi? abi mau bicara apa sama Ann?" tanya Ann lembut pada abinya.

"Usia kamu sekarang berapa Ann?" tanya Adhitama lagi. "Ish abi ini, ditanya malah nanya balik," ucap Ann dengan mengerucutkan bibirnya sebal. Adhitama mendekap anak bungsunya itu dari samping lalu bertanya lagi "berapa usiamu sekarang Ann?"

"24 tahun bii, memangnya kenapa?"

"Begini Ann, Abi ingin--" ucapan Adhitama terpotong saat Aisyah datang menyuguhkan secangkir teh untuknya "Tehnya di minum dulu bi," ucap Aisyah yang kemudian ikut memdudukan diri di samping putrinya itu. Adhitama menyeruput teh buatan istrinya itu, "makasih mi." Aisyah tersenyum.

"Abi lanjutkan ya?" Ann mengangguk antusias. "Begini Ann abi dengan sahabat abi, kamu ingat bukan om Irawan?" Ann mengangguk lagi. "Abi bersama om Irawan sudah bersepakat untuk menjodohkan kamu dengan putranya om Irawan, Rayyan namanya. Bagaimana denganmu?" lanjut Adhitama seraya menatap lekat putrinya itu. Sejujurnya Ann sangat kaget saat abinya mengatakan hal itu, namun rasa kagetnya berkurang saat tangan uminya mengusap punggungnya dengan lembut.

Ann menggigit bibir bawahnya guna menahan isak tangis, matanya sudah berkaca-kaca namun dengan sekuat tenaga ia tahan agar tidak segera tumpah. Dirasa sudah sedikit tenang, Ann kembali bersuara "emm... abi, apakah Ann memiliki waktu untuk memikirkannya terlebih dahulu?" abinya tersenyum lalu berkata "Abi memberimu 3 hari untuk istiqarah Ann, dan pada hari ke-3 abi harap kamu sudah memiliki jawabnya karena pada malamnya keluarga om Irawan akan berkunjung," jelas Adhitama panjang lebar.

"Iya abi," singkat Ann yang kemudian beranjak dari sofa "umi, abi, Ann ke kamar dulu," pamit Ann untuk lebih dulu masuk ke kamar. Aisyah dan Adhitama hanya tersenyum dan mengangguk.

Lagu Terima Kasih Cinta dari Afgan mengalun indah dari ponsel Annya, membuat dirinya tersadar dari lamunannya itu.

'Ummi cantiiiikkk'

Itu nama yang tertera di ponselnya, segara saja dia mengangkat telfon itu.

"...."

"Waalaikum salam, iya ummi iya Ann segera pulang,"
·
·
·
·
·


TBC

Dear ImamkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang