Bagian 4

14.7K 371 5
                                    

Autor POV.

Di tengah perjalanan menuju Apartement Peter, yang memang bersebelahan dengan milik Rebecca, terasa begitu lama.

Sial ! Aku sudah tidak tahan. Batin Peter.

Peter sudah menegendari mobilnya dengan kecepatan yang menerutnya sudah sangat aman, jika tidak memikirkan Rebecca saat ini bersamanya mungkin sejak tadi Ia mengendarai ala Pembalab mobil.

Sesampainya di parkiran Apartement mereka, Peter harus membopong Rebecca yang sudah penuh dengan peluh dan badannya sudah berwarna merah.

Dengan cepat Peter memasukkan kode Apartementnya. Setelah itu Ia membawa Rebecca memasuki kamar, lalu meletakkan di kasurnya dengan perlahan.

" Pet... er... "  Desah Rebecca yang hanya dipeluk oleh Peter.

" Iya... "

" Tolong.... Gue.... "  Rintih Rebecca.

Dengan perlahan Peter membuka pakaian Rebecca satu persatu dan juga dirinya, lalu menyisakan bra dan celana dalam hitam berwarna senada milik gadis itu.

Warna mata Peter mulai berubah menggelap karena nafsu, Ia mulai mencium bibir merah Rebecca yang menggoda.

Luar Biasa !

Peter lalu menghisap, melumat, dan menggigit bibir Rebecca. Melepas bibir manis yang sudah membengkak karena ulahnya. Lalu Ia berhenti. Menatap mata lawannya yang sudah mulai menggelap.

" Peter .... Gue pingin lagi.... " ucap Rebecca dengan polos.

Bahkan, Rebecca yang menyambar bibir Peter terlebih dulu dengan semangat, dan Peter tidak menyia-nyiakan lagi. Ia membalas bibir nakal itu dengan lebih  semangat. Yang terdengar hanya suara decapan bibir mereka yang terdengar disana, bahkan mereka sudah mulai bertukar lidah.

" Ahhhh...... " Erang Rebecca.

Bibir milik Peter sudah merambat ke tengkuk Rebecca dan memberi tanda kiss mark disana. Tidak hanya tengguk, Peter mulai memindahkan bibirnya untuk  memberikan yang sama di leher Rebecca.  Lalu menuju buah dada mengiurkan milik Rebecca yang masih terbungkus Bra milikna. Rebecca hanya dapat melengkungkan dadanya agar memudahkan Peter membuka kait branya. Dan terpapang payudara Rebecca yang menantang, sekaligus sudah tegak karena nafsu.

" Maafkan aku Rebecca... Aku mencintaimu... Maaf... Maafkan Aku... "

Peter terus mengucapkan kata 'Maaf' sambil menikmati payudara milik gadis itu, dan Rebecca hanya dapat mendesah pasrah,menanamkan dan menekan tangannya di rambut Peter, menahan gelora mengelitik yang berada dalam dirinya. Peter menjilat sekitar puting gadis itu, membuat gadis itu semakin mengeram tak tahan. Lalu mengjilat daging kecil yang memerah itu, dan menghisap kuat-kuat. Peter mengulangi hal yang sama di payudara yang lain.

Mulut Peter terus turun ke bagian intim milik Rebecca sambil mengucap kata 'Maaf'. Ia melepas kain segitiga yang bertengger manis dipinggang Rebecca dan merenggangkan kaki Rebecca agar memudahkan akses mulutnya. Milik Rebecca sudah basah dan siap untuknya. Peter mengngelus milik gadis itu, perlahan membuat gerakan memutar. Sebelum jarinya masuk perlahan, dengan gerakan maju mundur dari lambat semakin cepat. Rebecca hanya mengeluarkan desahan nikmat.

Dengan cepat mulut Peter mencium,mengeluarkan lidahnya, menghisap habis, mengigit-gigit kecil, dan memasukkan lidahnya menikmati liang terintim Rebecca. Tangannya tidak tinggal diam, meremas kedua payudara Rebecca dengan semangat.

Setelah puas, Ia kembali keatas melihat wajah Rebecca yang pasrah, mungkin tidak dapat menahan nafsunya lagi.

" Pet... er... Tolong... Gue... G-ue... Enggak.. Kuat... " Rintih Rebecca yang membuat hati Peter tercubit.

" Maaf... Maaf... Maafkan Aku... " Hanya kata itu yang dapat dikeluarkan oleh Peter.

Peter mengeluarkan miliknya yang masih dibalut celana jins. Ia melihat memiliknya yang sudah mengeras dan siap untuk Rebecca yang meminta tolong entah untuk apa yang Rebecca jelas tidak tahu kenapa tubuhnya menginginkan sesuatu.

Peter memposisikan tubuhnya tepat didapan intim Rebecca. Peter melakukan penetralan, apakah Rebecca siap untuknya. Ya, Rebecca sudah sangat siap. Dengan mendesah dan memajukan miliknya ke Peter sebagai jawaban.

" Maafkan Aku Rebecca, ini pasti akan sakit... Terserah setelah ini kau membenciku. Aku akan selalu menunggumu dan mencintaimu... "

Peter mebuka celah bibir intim Rebecca dengan sebelah tangannya. Dengan perlahan Peter memasukkan miliknya ke intim Rebecca, Peter dapat merasakan penghalang itu. Ia terus mendorong miliknya. Rebecca bergerak gelisah tidak nyaman dengan apa yang terjadi pada intimnya. Peter terus mendorong miliknya, tetapi cukup sulit karena ini pertama bagi Rebecca dan dirinya yang kurang berpengalaman. Setelah cukup lama, akhirnya dengan sekali dorongan kuat Peter dapat menerobos penghalang itu.

" Sakit ..... " Pekik Rebecca.

Rebecca menancapkan kukunya ke punggung Peter sebagai pelampiasan rasa sakitnya.

" Tenang... sayang... Aku akan memuaskanmu... " Janji Peter.

Peter terus bergerak perlahan sambil mencumbu bibir menggoda Rebecca untuk mengalihkan rasa sakit dibagian intim Rebecca.

Rebecca menangis disela ciuman yang diberikan Peter. Ini benar-benar sakit.

" Peter...... "  rintih Rebecca.

Peter mempercepat gerakannya, sebab Ia dapat merasakan Rebecca mulai menikmati apa yang sedang dilakukan Peter diintimnya.

" Aaahh.... Peter ini ... " Minta Rebecca.

" Rebecca.... Ahhh.... "  Jawab Peter sambil terus bergerak.

Peter terus bergerak dengan cepat, bahkan Rebecca mulai memajukan pinggulnya mengikuti pergerakan yang di berikan Peter.

Rebecca tidak merasakan rasa sakit seperti di awal. Ini benar-benar rasa yang aneh, rasanya Ia ingin terus menikmatinya.

" A-aahh.... Peter,  Ah... Gue mau pipis... " Ucap Rebecca mendesah.

" Lepasin aja, Sayang... " Ucap Peter kenanya.

" Ta-pi..... AH ! " sebelum menyelesaikan ucapannya Rebecca sudah dilanda gelombang kenikmatan.

Peter tau Rebecca sudah mendapatkan pelampiasan. Ia merasakan miliknya digenggam kuat oleh intim Rebecca. Peter terus memberikan dorongan yang semakin kuat. Sedangkan Rebecca, sudah pasrah.

" Ahh... Rebecca.... Aku mencintaimu.... "

Peter menumpahkan cairannya di milik Rebecca, Ia sengaja agar Rebecca dapat mengandung anaknya, dan terikat olehnya.

Nafas mereka beradu. Setelah milik Peter selesai menumpahkan benihnya, Ia bergeser ke samping gadis itu, mengusap perlahan punggung mulus Rebecca.

" Peterrr... please.... "  Rintih Rebecca sambil mencumbu Peter lagi. Peter tau Rebecca belum puas, jika belum efek obat perangsang itu hilang.

Akhirnya, Peter melakukannya lagi, lagi, dan lagi. Agar Rebecca tidak menyakiti dirinya sendiri karena efek obat itu.
Entah, perasaan Rebecca sangat senang malam ini, Ia merasa tidak akan berhenti.

Peter mengakhiri permainan mengenangkan ranjangnya bersama Rebecca, sebab Rebecca sudah tidak kuat dan tidak sadarkan diri karena gelombang nikmat yang terus menghantamnya sejak berjam-jam mereka melakukannya tanpa henti. Peter mencabut miliknya yang masih berdengut dari intim Rebeccca. Lalu mengelimuti dirinya dan Rebecca, sambil memeluk erat, dan mencium kening Rebecca berkali-kali.

" Maafkan Aku Rebecca.... Aku mencintaimu.... maaf..."




------------------------------------------------------



TBC....






OA_17💞

My PeteTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang