2

209 29 2
                                    

Jinri berjalan lemas menuju kamarnya. Ia tidak tau mengapa ia sempat berpikir yang tidak - tidak saat bersama Chan. Padahal, memang benar tidak ada hal aneh yang terjadi.

Saat sampai di hotel tadi, Jinri tidak langsung turun dan justru menuduh Chan akan melakukan tindakan kriminal terhadapnya. Lalu terjadilah aksi tarik menarik di tempat parkir hotel itu.

Itu memang lebih mengarah pada kesalahan Chan yang dengan sengaja tidak memberitahu Jinri mengenai alasan dirinya justru menuju hotel bukan klinik. Padahal, Chan hanya ingin membawa Jinri masuk ke kamar hotel yang sudah ia pesan kemarin untuk tidur malam ini karena sudah bosan di rumah Jungkook.

Bukan untuk hal yang aneh - aneh, tetapi hanya untuk menyuruh Jinri memilih obat maag yang mana yang biasa ia konsumsi karena Chan sendiri memiliki banyak koleksi obat terutama obat maag. Yap, maag nya juga sering kumat saat sibuk berkuliah.

Setelah Chan menjelaskan semuanya, barulah Jinri menurut dan mengikuti apa yang akan dilakukan selanjutnya oleh Chan.

Masuklah ia ke dalam hotel dan saat tiba di resepsionist, ia menemukan fakta bahwa teman lamanya bekerja disana. Tatapan curiga yang ditujukan pada dirinya membuat ia merasa malu dan ingin sekali menutup wajahnya dengan taplak meja di depannya saat itu.

Melihat Jinri yang sejak tadi menunduk dan memainkan jarinya, Chan langsung menarik tangan Jinri begitu saja tanpa meminta izin. Gadis itu langsung saja berusaha menepis genggaman tangan Chan yang ternyata terasa kuat juga. Jinri tidak boleh menganggap remeh lelaki di hadapannya itu.

Kemudian, saat sampai di kamar hotel tersebut, Jinri merasa sangat terpukau dengan desain interior dari ruangan tersebut. Ia sedikit memuji selera Chan untuk saat itu saja. Tetapi ia tidak mungkin mengatakannya, bisa - bisa Chan merasa bangga dan menganggap dirinya berhasil memikat hati Jinri.

Dengan wajah polosnya itu, Chan menanyakan obat mana yang biasa Jinri minum saat maag dan menyuruh gadis itu memilihnya sendiri.

Setelah Jinri memilih, Chan tidak langsung bergegas mengajaknya keluar dari kamar itu dan pulang ke rumah. Ia justru merebahkan dirinya di atas kasur empuk milik hotel itu dan langsung memejamkan matanya.

Jinri hampir saja emosi melihat orang yang baru saja ia kenal bersikap seperti ini padanya. Mengajaknya ke hotel dan tidak menghantarkannya pulang. Tidakkah Chan tau bahwa besok ia harus sekolah?

Gadis itu berusaha mencari ide untuk dapat mengeluarkan dirinya dari tempat itu secepat mungkin. Kebetulan sekali, ada segelas air di atas meja yang sepertinya segar untuk menyiram orang yang dengan kurang hajarnya tertidur tanpa mempertanggungjawabkan perbuatannya.

Baru saja tangan Jinri hendak melayangkan gelas itu dan melemparkan segala isinya ke wajah Chan, beruntung pria itu segera membuka mata dan terduduk menghadap gadis yang tengah berdiri dihadapannya.

"Udah gila ya kamu?!!"

Jinri tertegun.

Pria di hadapannya baru saja membentak dan mencengkram erat tangannya hingga berwarna kemerahan.

Ia tidak menyangka bahwa pria itu bisa mengeluarkan suara sekeras itu dan berperilaku diluar biasanya. Jinri masih ingat sikap manis Chan saat makan malam dan bagaimana wajahnya yang polos berusaha merayu kedua orang tuanya hingga mereka sangat menyukai Chan sebagai menantu mereka.

Satu panggilan dari ponsel Jinri berhasil menghentikan ketegangan tadi. Bae Jinyoung menelpon disaat yang tepat. Jinri berjalan keluar kamar yang kebetulan tidak dikunci oleh si pemilik.

Begitu Jinri keluar, Chan mengacak - ngacak rambutnya tak karuan. Ia tidak tau kalau ia akan marah karena hal sesepele itu. Tamat sudah riwayatnya. Image baik yang selama ini ia bangun sudah runtuh di hadapan Jinri. Ia harus membangunnya kembali sebelum itu benar - benar hancur.

Dengan percaya diri yang tinggi, Chan berjalan keluar menyusul Jinri dan tidak lupa ia mengunci kamar hotelnya. Saat di luar, ia bisa melihat Jinri sedang menelfon di lorong yang cukup gelap karena pencahayaan yang sengaja dibuat agak redup pada malam hari.

"Jinri?"

Gadis itu tidak menoleh. Ia tetap membelakangi Chan yang kini sudah menepuk pelan pundaknya agar ia berbalik. Jinri masih sibuk berdiskusi entah apa bersama saudara kembarnya lewat telfon.

"Hmm, Bae Jinri?"

Tetap tidak ada jawaban dari gadis di hadapannya. Hingga ia memutuskan untuk merebut ponsel ditelinga Jinri tanpa izin. Alhasil Jinri pun berbalik dan ingin memaki pria yang sudah sembarangan bertindak.

"Maaf Jinyoung, aku tutup dulu telfonnya. Nanti telfon lagi."

Tuuuut.

Jinri memalingkan wajahnya dan tidak ingin menatap pria yang sudah membentaknya tadi.

"Maafin aku, ayo pulang."

***

Hari - hari selanjutnya berjalan seperti biasa. Jinri menyenderkan kepalanya di pundak Chanwoo. Sebuah notifikasi Line dari orang asing muncul di layar ponsel Chanwoo. Seperti foto seorang gadis tetapi tidak begitu jelas juga.

Dengan buru - buru Chanwoo mematikan layar ponselnya agar tidak terlihat oleh Jinri. Ia tau kekasihnya sedang lelah karena kemarin ia harus makan malam bersama rekan bisnis ayahnya, jadi Chanwoo tidak ingin memunculkan perkara di pagi hari yang membosankan itu.

Jinri bingung. Sekali lagi ia tidak nafsu untuk sarapan walaupun guru memutuskan tidak masuk ke kelas mereka. Ia terlalu takut dan khawatir untuk memikirkan masa depannya yang sudah di depan mata. Sebentar lagi ia akan lulus dan harus mencari perguruan tinggi yang sesuai.

Tetapi bagaimana jika perjodohan itu benar adanya? Apa itu artinya Jinri tidak berkuliah tetapi langsung menikah? Memikirkannya saja Jinri merasa tidak nyaman.

Tiba - tiba saja layar ponsel Jinri yang ada di atas meja pun menyala. Menampilkan sebuah tanda bahwa ada seorang di seberang sana sedang menelfonnya melalui Line.

Jinri terkejut. Begitu juga Chanwoo.

Pasalnya yang menelfon bukanlah Ibu, Ayah, atau Bae Jinyoung. Melainkan seseorang dengan display name 'Chan'.

Tidak ada yang salah dengan nama itu. Hanya saja, Jinri tidak pernah menerima permintaan berteman dari lelaki itu, bagaimana bisa ia menelfon?

Dan yang lebih parah adalah, pria itu tidak memasang foto yang berisi wajahnya.

Chanwoo jelas jelas melihat itu adalah foto wajah Jinri yang terlihat seperti penampilannya semalam, di tempat makan malam bersama rekan bisnis orang tuanya.

.

.

.

To Be Continued.

Dancing With The Devil ; Kang YuchanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang