Waktu berjalan cepat, tak menyangka aku sudah bekerja hampir satu tahun.
Ya, aku hanya menepis ketakutanku untuk tetap bekerja dengan rajin di restoran ini.
Dan setengah tahun inilah yang membuatku jadi lebih berani haha.
Sekarang aku tahu, robot animatronik di gudang adalah foxy.
Tapi aku juga masih belum tahu mengapa ia tak ikut ditampilkan.
Aku sering parno sendiri jika mengingat cerita Pe.
Tapi aku berusaha untuk bersikap profesional agar pak manager semakin menyukai pekerjaanku.
Aku juga jadi sering bekerja sampai malam, bahkan hingga hampir tengah malam.
Aku rasa cerita Pe hanya dibuat-buat, aku tak pernah mendapat kejadian menyeramkan saat malam hari.
***
Malam ini konser selesai pukul 20:34, ini akibatnya jika anak-anak mengacaukan semuanya.
Salah satu anak melempar pizza ke arah Chica, karena anak-anak tabiatnya adalah meniru,
Jadilah lempar-melempar pizza ke arah para robot. Sungguh membuat kesal.
Konser di jeda setengah jam, semua anak-anak di beri teguran.
Ya, malam yang sangat melelahkan.
***
Saat ini aku sendirian di dapur, teman-teman sudah pulang dari tadi.
Biasanya mereka dan aku akan mengobrol di dapur, tapi mereka lebih memilih pulang.
Ya aku memakluminya, kejadian tadi cukup melelahkan.
Aku hanya duduk sambil meminum sodaku. Bersandar dan menikmati kesunyian.
Cukup untuk mengembalikan moodku yang sempat kabur.
Tring..
Lonceng pintu berbunyi.'Siapa yang datang? Aku rasa aku sudah mengunci pintunya,' batinku.
Aku mendengar suara, samar samar. Suara yang berat dan serak.
Hanya menyuarakan gumaman yang tak jelas.
Aku coba memberanikan diri untuk mengecek, mungkin saja pak manager.
Hanya dia yang membawa tiruan kunci dari pintu ruang performance.
DEG!
Makhluk berkepala pipih dengan topeng, berjalan condong, dan tak menapakkan kakinya.
Aku tahu siapa dia..
Aku berusaha memberanikan diri. Padahal, keringat dingin sudah membasahi seluruh tubuhku.
Aku mundur perlahan dan mulai beranjak dari dapur menuju ruang cctv.
Aku sungguh tak berani melihatnya langsung. Tapi aku ingin tahu apa yang terjadi.
Sampailah aku di ruang cctv dengan tubuh basah keringat.
Kututup pintu dan jendela ruang cctv rapat, aku tak ingin makhluk itu masuk ke ruangan ini.
Kubuka kamera delapan yang menunjukan ruang performance.
Kulihat makhluk itu memandangi tubuh para animatronik tajam.
Ia menunduk sebentar lalu, memandangi robot. Lagi.
Tubuhku gemetar saat ia memperlihatkan tangannya.
Hanya terdapat tiga jari panjang nan tajam yang berwarna hitam!
Aku sudah tak tahu harus berbuat apa, tubuhku lemas.
Aku yakin ceritaku tak akan seperti cerita Pe, yang makhluk itu akan pergi.
Aku tak yakin bisa selamat.
Aku sudah membaca suatu artikel tentang restoran ini.
Dikatakan kalau sang makhluk ini bernama.. um.. aku lupa..
Ah iya!
Namanya Puppet.
Puppet, lagi-lagi melihat ke arah robot animatronik.
Tapi, tiba-tiba makhluk itu, menghadap ke arah cctv tajam.
Ia mendekat kearah cctv yang sedang aku gunakan untuk melihat kejadian disana.
Dalam sekejap, cctv rusak! Semuanya Buram!
Aku menutup kamera cctv dengan perasaan gundah.
Ada yang aneh di belakang tubuhku. Aku merasakan hawa berbeda, keringatku mengalir lagi. Kali ini lebih deras.
Aku mencoba membalik badanku pelan pelan, kulihat robot yang tak asing di mataku.
Fff.. freddy..
Tangan robotiknya mencekik leher jenjangku.
"ARGH!"

KAMU SEDANG MEMBACA
Fredbear'
HorrorPerasaan aneh, mimpi tak wajar, secarik kertas teror dari robot animatronik kesukaanku. Ada apa ini sebenarnya? Apakah ini nyata?