(1)

86 8 2
                                    

01). 36 month with you

"Yey lulus!" teriak Icha berambut sebahu sambil memeluk temannya, Aurel!

"Selamat ya" balas pelukan Aurel yang lemah ada kesedihan diantaranya.

"Takut yah pisah sama gue?"

"Gue ngak takut pisahnya tapi gue takut kita ngak bakal ketemu lagi"

"Percayalah Rel! pasti ada hari dimana tuhan akan mempertemukan seseorang yang ia pisahkan pada suatu saat nanti!"

"Gue ngak bisa percaya kata-kata gituan Cha! Lo satu-satunya sahabat gue didunia ini"

Icha melepaskan pelukannya dan mengusap air mati yang ada dipipi sahabatnya, Aurel.

"Akan ada seorang sahabat lagi yang tuhan kirimkan buat lo selain gue"

Aurel hanya menggeleng kepala lalu memeluk sahabatnya lagi dengan tambah erat.

"Dan dia juga" Bisik Aurel ditelinga Icha

"Ada karma Rel! dia bakal nyesel! Ingat kata-kata gue" Bisik Icha kembali.

Mengapa semua jadi begini? perpisahan yang terjadi? ucap Aurel dalam hati. Hari ini juga hari kelulusannya pada masa putih biru dan akan melanjutkan putih abu-abunya dilain tempat masing-masing, dan ada seseorang yang Aurel rindukan yang ngak pernah berhasil ia dapatkan.

~~~

Aurel sudah puas hari ini bersama temannya Icha, namun dihati yang paling dalam Aurel belum siap berpisah dengan Icha, dia hanya pura-pura mengucapkan kata tentang puas bersamanya.

Hari ini adalah hari dimana ia akan berangkat ke bandung buat sekolah Asrama Sma Unggulan dan entah kapan pula Icha berangkat ke Aceh, Aurel sengaja tidak menanyakan pertanya itu karena ia takut akan jawabannya.

"Gue pulang" Ucap Aurel sambil membuka pintu kamarnya.

"Udah puas sama Icha?" Tanya Maura, kakak Aurel yang sedang membereskan barang-barang Aurel.

"Puas kok" Balasnya sambil duduk menghadap jendela, kebetulan hari itu gerimis turun yang menempel dikaca jendela.

Selang beberapa menit gerimis itu berubah menjadi hujan. Hujan itu turun begitu keras, sekaligus hari terakhir Seorang Aurel tinggal dijakarta ini, 2 jam lagi rumah, kota, dan juga teman-temannya yang berada dijakarta ini ia akan tinggalkan.

Sambil melihat hujan ia selalu menatap kearah jendela sambil memeluk lututnya yang dibaluti perban bekas jahitan, berharap seseorang akan datang mengucapkan selamat tinggal padanya hari ini.

Namun sudah lebih satu jam, bahkan hujan sudah berhenti masih tidak ada tanda² seorang yang ia harapkan muncul, dengan langkah berat iapun berdiri sambil mengambil satu koper dan tas yang ia pasang dipundaknya menuju kelantai bawah.

"Berangkat aja" Ucap Aurel pada Maura.

Keduanya menaiki mobil, Aurel duduk dikursi sebelah pengemudi. Mobil itu berjalan dengan kecepatan rata-rata membelah kota jakarta yang tanahnya basah akibat hujan tadi.

"Jangan sedih dong Rel! Manja banget sih" Ucap Maura pelan

"Gue ngak bisa hidup diasrama Ra! ngak puas! seandainya lo diposisi gua gimana? lo juga pasti rasain yang sama pastinya" Ucap Aurel dengan segala emosi yang meluap dikepalanya gara-gara orang itu tidak datang melihatnya ditambah Maura lagi yang bikin emosi, wajar saja kini semuanya keluar dan dilampiaskan oleh kakaknya itu.

"Terus kenapa lo sendiri minta sekolah yang jauh dari jakarta?" Balas Maura yang juga nada sedikit tinggi.

Aurel hanya diam seribu bahasa. karena jauh sebelum hari tamatnya Smp ia sudah memutuskan buat sekolah unggulan yang berada dibandung tanpa alasan tertentu, bahkan jika ditanya Ia hanya menjawab cita-cita Aurel berada di bandung entah itu maksudnya apa.

"Gue tau!" Akhirnya Maura angkat bicara lagi

"Tau apa?" Aurel tidak memalingkan wajahnya dari iphonenya yang berwarna merah maroon itu. Maksud disini casingnya yah yang berwarna merah:v

"Fauzan!"

"Maksudnya?"

"Lo nungguin Fauzankan?"

"Ngak!"

"Masih belum bisa lupain?"

Hening. Itu percakapan terakhir dimobil itu, keduanya lebih memilih fokus pada aktifitasnya.

Mungkin perjalanan sudah memakan satu jam setengah akhirnya ia sampai ditujuan mereka. Gerbang sekolah begitu dibuka luas oleh petugas yang melemparkan senyum kepada tamunya.

"Lututnya dijaga! jangan sampai perbannya lepas lagi" itu pesan Maura dan akhirnya Aurel masuk keasrama sendirian.

"jangan mikiran dia lagi, fokus belajar!" Teriak Maura. Aurel pura-pura tidak mendengar dan tidak berbalik melihat kakaknya yang terakhir kalinya karena saat itu juga air mata yang ia tahan akhirnya jatuh.

*

**

Masa lalu tidak selamanya lo bawah kemana-mana ada saatnya lo tinggalkan disuatu tempat yang menyedihkan.

****

HAII PARA PEMBACA.
AKU HARAP KAMU SUKA DAN NGAK BOSAN BUAT BACANYA-_-
SOALNYA INI CERITA PERTAMA AKU, AKU JUGA BARU BELAJAR. AHAHA..

NEXT NEXT NEXT

️⬇️
⬇️
😊😊

36 month with you! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang