Alasan mengapa kita memang seharusnya berpisah:
1. Salak.
Kau dan aku menganut paham jika pasangan seharusnya bisa melengkapi, tidak sekadar mendampingi. Jari kita pernah sama-sama luka dan menjadi trauma memegang meski sama-sama suka memakan, jika suatu hari nanti tinggal kita berdua, lalu mengupasnya minta tolong siapa? Masalah sepele dan biasa akan menjadi besar jika didiamkan dan dianggap tidak ada.
2. Aku sering merasa rendah diri, dan kau yang tak peduli.
Dalam beberapa kesempatan aku betulan minder dan bukan berpura-pura untuk mendapat perhatian. Kau tertawa dan berusaha menghindari membahasnya, menganggap aku tak betulan tersiksa. "Santai saja" dan "Cuma begitu saja" adalah dalih favoritmu, tak benar-benar ingin tahu apa yang aku rasa.
3. Kau yang memberi pertanda, dan aku yang tak peka. Tak sejalan meski dipaksa.
4. Jarak.
Bukan hanya yang memisahkan raga tetapi juga cerita-cerita yang tak bisa saling dibagi karena sungkan luar biasa.
5. Kesempatan.
Yang rasanya seisi dunia berkonspirasi agar kita selalu tak pernah berada pada lajur yang sama, selalu terlambat atau lebih cepat. Tak pernah tepat.
Hingga,
kita tamat.
—9996
#9996Series
KAMU SEDANG MEMBACA
9996
PoetryManusia cenderung bahagia jika melihat orang lain susah atau setidaknya tidak lebih bahagia daripada dirinya. Hobi memberi celetuk, "Halah paling kamu lagi beruntung" ketika seseorang berhasil memperoleh sesuatu karena usaha. Atau barangkali lebih...
