12

8 2 0
                                    

               ( Fiana POV)

Aku terbangun dari tidurku saat menyadari ada seseorang yang sedang berbicara. Ternyata ia hanya mengobrol dalam telepon.

"Keadaan Fiana udah membaik tante, sekarang dia sedang tidur. Cukup lama juga sih" Katanya

Aku mendengar dia menyebut-nyebut namaku. Dia berbicara sama siapa?? Nyokap aku kah? Tapi dia dapet kontak nyokap dari mana??

"Baik tan, selamat malam!"

Ia berbalik dan berjalan kearah ku. Aku tersenyum malu padanya. Iya, aku malu sekaligus ngga enak sudah merepotkan dia.

"Haii" sapaku.

Dia tersenyum dan membalas
"Haii, apakah suara gua mengganggu??"

"Ohh tidak. Memangnya kau menelpon siapa?" Tanyaku untuk memastikan.

"Nyokap lo. Katanya mereka mau pulang besok pagi." Ia duduk di kursi dan menatapku intens.

"Jangan menapku seperti itu!!" Aku malu diperhatikan olehnya. Aku jadi tidak bebas memandangnya.

"Kenapa? Lo lucu dengan wajah yang berantakan."

Apaa??? Berantakan?? Astagaa malunya diriku. Langsung saja aku menutup wajahku dengan kedua tangan.

Bisa kudengar ia tertawa lepas. Tuhan...aku bersyukur bisa mendengar tawanya

"Aku mau cuci muka dulu." Lalu aku bangun dan ingin turun dari brankar. Namun ia mencegah pergelangan tanganku.

"Tidak perlu. Pakai tisu basah saja. Kebetulan tadi gua membelinya dan beberapa keperluan lainnya." Jawabnya sambil merogoh kantong plastik di atas nakas.

"Kapan kau membelinya??" Tanyaku heran.

"Tadi, selama lo tidur" ia tersenyum sangat manis kepadaku dan menyerahkan kotak tisu basah

"Em..kamu ngga mau pulang? Ini kan sudah cukup larut malam" tanyaku hati-hati. Takut terdengar mengusirnya

"Kalo gua pulang terus lo sama siapa?" Tanyanya dengan kepala yang ditundukkan ke depanku. Astagaa apa pertanyaanku salah? Uhh aku butuh oksigeennnn

"Kan masih ada perawat. Lagian aku ngga mau kamu kecapekan. Besok kan masuk sekolah." Jawabku dengan tenang

"Ngga bisa. Gua harus nemenin lo. Gua sudah janji sama orangtua lo buat jagain lo"

Ia berdiri dan menuju kamar mandi. Mungkin saja dia kelelahan mengurusku dari tadi sore. padahal aku baru satu hari di Rumah Sakit. Dan kenapa harus merepotkannya.

Tak lama kemudian ia keluar dengan wajah yang basah oleh air.

"Lo tunggu disini. Gua mau ke mushola bentar. Tadi belom sempat sholat isyak" jawabnya dan berjalan kearah pintu tanpa mau mendengar jawabanku lebih dulu.

"Iya." Jawabku. walau dia sudah melenggang dari pandangan.

Ponselnya ia tinggal di atas nakas. Aku merogoh ponsel itu dan membuka kunci layarnya. Ternyata tidak dipassword, ah beruntung sekali aku.

Aku membuka isi galerinya dan di sana hanya terdapat gambar para pemain dan lambang sepak bola kesukaannya. Arsenal, iya club itu memang kesukaannya. Selain gambar itu, hanya ada foto keluarganya. Dan sudah, aku tak menemukan gambar lain lagi. Aku menimbang-nimbang untuk membuka aplikasi chatnya. Akan tetapi aku tak berani. Sepertinya hal ini terlalu privasi buat aku ketahui. Ahh sudahlah.

Kenop pintu bergerak. Buru-buru aku menaruh kembali ponsel Fito.

"Kirain tidur lagi" katanya.

"Salam kek, ngagetin aja." Jawabku pura-pura ngga sadar dengan kehadirannya.

"Lagian kan tadi udah tidur" lanjutku

"Kali aja dilanjut lagi. Situ kan kebo" katanya dengan cibiran khasnya

"Enak aja ngatain aku kebo. Orang sakit mah wajar suka tidur." Aku tak terima dia ngatain aku begitu, yahh walaupun yang dia katakan itu benar sih.. he he :D

"Iyauudah. Sekarang giliran, gua mau istirahat."Balasnya dan berbaring di sofa samping yang jauh dari brankarku.

"Iyaudah sana." Kataku acuh

"Jangan berisik oke??"  Pintanya padaku. Astagaa dia benar-benar menyebalkan. Untuk apa aku berisik sedangkan aku sendirian? Emang siapa yang mau diajak ngobrol?

"Sialan amat emang" aku mendengus ke arahnya.

"Goodnight!!" Ucapnya sebelum matanya terpejam.

Aku memperhatikannya dari samping. Bisa ku dengar nafasnya yang teratur. Aku tersenyum akan hal itu.

"Ga usah senyam senyum. Gua tau kok gua ganteng. Jadi, biasa aja liatnya" Apa dia kata?? Dari mana dia tahu aku sedang tersenyum?? Jangan bilang dia punya indra ke enam?!  Astaga..dasar cowok aneh.

"Percaya dirinya kelewatan" Balasku tak terima.

Dia hanya tersenyum dengan balasanku. Lalu aku berbalik memunggunginya.

Waktu sudah menunjukkan pukul 1.25 AM lalu tak lama pun mataku terpejam.








Jangan lupa votes and commentnya  guys...
Love you  ^ ^

My AdmirerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang