Bagian 9

12 2 0
                                    

****

" Ra kenapa sih dari tadi kakak perhatiin kamu diam aja ? Ada masalah disekolah ?" Tentu saja kakaknya bertanya seperti itu karena sedari tadi Amara hanya diam saja .

" Kak jatuh cinta itu apa sih ? " aldo tersenyum mendengar pertanyaan polos adik nya itu

" Jatuh cinta itu sebuah rasa yang didasarkan oleh cinta "

Cinta apa ia aku cinta sama andra ? tapi itu gak mungin . gak mungin aku bisa jatuh cinta sama orang yang gak jelas kayak andra . Pasti andra hanya mau ngebaperin aku doang . Gumam gadis itu dalam hatinya

" Kalau cinta itu apa ?" Kini ia kembali bertanya .

" Cinta itu adalah rasa diatas segala rasa dan siapa yang merasakan jatuh cinta harus siap mengalami rasa sakit , emang ada apa ra , kamu jatuh cinta ? ehem ehem kayaknya adik kakak gak jomblo lagi nih ."

" Kakak apaan sih , a..a..ku kan cuma nanyak doang " Amara kesal dengan kakaknya itu sementara aldo ia hanya tersenyum

****

Andra , kevin , Fathan dan edgard kini sedang berada di taman . Mereka kesana bukan karena mereka menyukai suasana taman yang penuh dengan bunga bunga tapi hanya ingin mencari perhatian dari para wanita disana

" Itu amara bukan sih ? " Edgard meyipitkan matanya untuk mengetahui itu memang amara atau bukan .

" Iya itu amara , ada cindy sama pacar gue jugak " Fathan mengajak mereka menghampiri ketiga gadis itu .

Tentu saja mereka mau , terlebih lagi andra , Ia sangat semangat karena ada amara disana .

" Hai cecan cecan " Ketiga gadis itu hanya menatap mereka dengan pandangan datar.

Fathan mengajak keke untuk berkeliling ditaman itu . Sementara amara dan cindy memilih untuk duduk ditaman itu bersama dengan andra dan ketua temannya . Andra menarik tangan amara , ia juga mau mengajak amara berkeliling taman dan mengobrol seperti yang dilakukan fathan .

" Gue pinjam teman lo ya cin " Cindy hanya mengangguk saja .

Jujur dari hatinya yang paling dalam itu sakit . Tapi kenapa ? kenapa ia harus merasakan rasa sakit itu ? Ntahlah sekarang ia hanya menatap punggung amara dan andra yang semakin jauh .

Hari sudah berganti menjadi gelap tetapi mereka belum juga pulang dari tempat itu . iya mereka, maksud gue amara dan andra . Hanya keheningan yang menyelimuti mereka berdua .

" Ra gue mau nanyak, boleh ?" Amara hanya menganggukkan kepalanya saja .

" Kalau ada laki laki yang suka sama lo gimana ? "

" B aja . Emang kenapa " Jawabnya selow

" Gue suka sama lo . gue pengen lo jadi milik gue , cuma milik gue " Kini suasana diantara mereka menjadi tegang .

" Sorry gue gak bisa "amara menundukkan kepalanya .

" Kenapa ? apa karena gue suka clubbing, ngerokok, minum minum ?"

" Bukan gitu ndra , gue hanya belum siap aja pacaran " Hati andra sangat sakit kali ini . Ini pertama kalinya ia merasakan bagaimana rasanya ditolak oleh cewek .

" Alasannya ?"

" Karena gue belum pernah pacaran dan gue belum siap untuk pacaran , gue takut jatuh cinta karena gue taku ngalami rasa sakit hanya karena jatuh cinta ."

" Gue paham maksud lo sekarang dan gue siap untuk nunggu lo buka hati lo untuk gue . selama apa pun itu . Rasa ini gak akan pernah hilang amara "

Deg

Amara terharu mendengar kata kata itu ini memang bukan pertama kalinya ia ditembak oleh seorang cowok tapi entah kenapa ia merasa kali ini ada yang beda ketika ia mengatakan tidak .

****

Amara gabriel . Gadis itu berdiri dibalkon kamaranya sembari menatap bintang bintang yang sangat indah . Amara sangatlah menyukai bintang bahkan ia ingin menjadi bintang tapi ia tau semua itu mustahil . Gadis itu melihat bintang jatuh ia menutup matanya dan berdoa . Ia berdoa kepada Tuhan agar tetap menjadikan keluarganya menjadi keluarga yang harmonis . Memang setia ada bintang jatuh hanya itulah permohonan yang amara sampaikan pada Tuhan . Ia tidak pernah meminta yang aneh aneh seperti pacar atau semacamnya lah .

Suara pecahan kaca membangunkan lamunan nya . Dengan segera ia berlari menuju kebawa untuk melihat apa yang terjadi . Dia terkejut melihat apa yang dilihatnya .

" Ayah , bunda kapan pulangnya ? Amara kangen banget deh . Apalagi sama ayah " Ia berlari memeluk ayahnya itu tapi apa yang iya dapatkan ?

" DIAM AMARA " Aldo dan bundanya yang melihat itu merasa kasihan dengan Amara .

Sakit , itu lah kata yang bisa mengekspresikan hati Amara . Jujur saja itu memang sangat sakit . Sebelumnya ayahnya tidak pernah memarahi anak kesayangannya itu. Ayahnya berbeda dari sebelumnya , ayah yang selalu memanjakannya , tidak pernah membentaknya kini ayahnya berubah .

Gadis itu memilih untuk masuk kekamarnya . Dengan cepat ia berlari menuju kamarnya itu . Air matanya bercucuran dengan deras membasahi wajah cantik gadis . Langkahnya berhenti secara tiba tiba sewaktu ia mendengar kata " Cerai" dari mulut ayahnya .

" Ayah kenapa mau cerai sama bunda ? Apa bunda punya salah sama ayah ? kenapa yah ? Ayah lebih milih perempuan itu daripada kami ? Oke kalau ayah gak perduli sama aku dan bunda . Tapi amara ? Anak yang paling ayah sayangi apa ayah tega ninggalin dia ? Ayah memang tidak punya perasaan "

Ayahnya menganggkat kedua tangannya yang hendak melayangkan tangannya ke pipi aldo . Tapi bukan aldo yang terkena tamparan tetapi amara . Entah sejak kapan amara berada disana .

" Maaf nak ay---"

" CUKUP " teriaknya kepada ayahnya tersebut sebelum ia melanjutkan ucapannya " anda tidak perlu menjelaskan itu semua . Sekarang anda bisa pergi dari rumah ini dan menikmati hidup bersama wanita itu . PERGI !!!" entah darimana keberanian itu datang . sebelumnya ia tidak pernah membentak ayahnya seperti itu .

****

Dibalik pintu kamarnya yang bewarna coklat itu Amara terduduk seperti orang frustasi . Ia berusaha menahan air matanya itu tapi air matanya berhasil mendarat diwajahnya . Bahkan kini tangisannya semakin menjadi jadi .

"Ayah, hiks hiks .. kenapa aya lakuin itu , kenapa ? " lirihnya dengan suara yang pelan . Ia tidak habis pikir kenapa ayahnya bisa berbuat sekeji itu pada bundanya .

Ia kembali berdiri menuju balkon kamarnya itu . Ia kembali menatap bintang itu tetapi kali ini dengan tatapan yang berbeda , Tatapan benci .Sebentar saja rasa kagum amara terhadap bintang berubah menjadi rasa benci . Baru saja ia memohon kepada Tuhan untuk mempersatukan keluarganya tapi saat ini semua justru berbanding terbalik .

" Tuhan , Apa ini caramu membalas doaku tadi ? Apa yang kulakukan padamu sampai aku mendapat masalah sebesar ini" Air matanya kembali jatuh di pipi halusnya itu .

Sejak itulah gadis itu mulai membenci bintang . ralat , bukan sekedar benci tapi sangat benci . Bahkan ia tidak ingin melihat bintang lagi . Perasaannya malam ini sangat berantakan . Kecewa , sakit hati , putus asa .

Thanks udah baca cerita aku yang gaje ini

Ohh iya kayaknya setelah ini aku bakalan lama update deh . Tapi kalau kalian mau aku cepat update jangan lupa vote dan comment ya biar aku makin semangat nulisnya . satu vote dari kalian bisa buat aku tambah semangat loh ( hahaha)

Makasih :) :) ;)

True LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang