Bagian 10

6 1 0
                                    

******
Tetesan air yang mengalir mulai membasahi pipi gadis itu . Meskipun hari sudah berlalu tapi tetap saja kejadian itu masih menghantui pikirannya .

Awalnya Ia berusaha menahan tangis itu , tapi tetap saja air mata nya berhasil turun . Saat ini Amara duduk dibangkunya dengan posisi menunduk . Sebenarnya ia sangat malas bersekolah saat ini tapi dia berpikir dari pada dia berada dirumahnya ,dia hanya akan melihat tangis ibunya.

" Ra hiks... hiks , gue putus sama  fathan ? " Keke berlari dari luar , Ia langsung memeluk sahabatnya Amara . " Ra kok Lo nangis juga sih ? Lo gak perlu sedih kan gue yang putus bukan lo"

Amara hanya diam saja mendengar ucapan Keke . " Andai aja Lo tau ke , kalau gue nangis bukan karena itu , masalah gue lebih besar dari masalah Lo " batinnya dalam hati .

Awalnya gadis itu memang mau memberi tau pada kedua sahabatnya . Tapi melihat Keke yang juga memiliki masalah , Ia takut kalau dia hanya menambah beban pikiranNya saja .

Ia merasa cukup hanya dia saja ya menanggung beban ini . Ia tidak mau melibatkan orang lain .

*****
" Ra, kok diam aja sih dari tadi ? " Cindy yang merasa pertanyaannya tidak dijawab langsung menepuk bahu gadis itu . " Ra?"

" Iya ? Kenapa ? " Amara tersadar dari lamunannya
" Ra , kalau Lo punya masalah cerita dong " ujar Keke
" Gue gak apa apa kok , santai aja kali gk perlu kepo gitu " jawabnya sembari tersenyum kepada kedua sahabatnya .
" Ra Lo itu gak pintar bohong . Ayolah Ra kita itu sahabat Lo . Apapun masalah Lo juga masalah kami . Iya kan cin ? "
" Hiks.. hiks Ayah sama bunda gue cerai . Gue gak sanggup ngelihatnya . Gue gak nyangka ayah bisa ngelakuin itu sama bunda . Gue benci sama ayah " tangisan Amara kini semakin menjadi jadi .
" Amara yang sabar ya, kenapa lo gak cerita dari tadi sama kita ? " Keke dan Cindy turut prihatin atas keadaan Amara .

"Karena gue gk mau buat kalian sedih juga . Terutama lo ke . Lo kan baru putus sama kak Fathan . gak mungkin lah gue nambahin beban lo lagi "

*******
Di halte Amara hanya menatap hujan yang tak kunjung berhenti. Sementara sebentar lagi langit akan gelap, Ia tidak perduli sampai jam berapa ia akan berada di sana .

Hatinya masih sangat sakit . Mungkin ia gak akan pernah melupakan kejadian itu . Gadis itu memutuskan untuk berjalan . Meskipun hujan yang masih deras .

Kini tubuhnya sudah sangat basah . Air matanya kembali mengalir . Karena menurutnya menangis dibawah derasnya hujan itu lebih bagus . Setidaknya tidak akan yang akan melihatnya menangis.

Tuhan jika aku bisa meminta satu permohonan dari mu aku hanya ingin kebahagiaan yang dulu pernah ada kembali lagi . - Amara-

" Hai cantik ngapain sendirian disini, temanin abang yuk " Tiba tiba segerombolan preman datang menggoda gadis itu . 

Amara sangat ketakutan . Tubuhnya terasa lemas , Ia tidak tau harus berbuat apa sekarang bahkan gadis itu tidak sanggup untuk berlari . Dengan mengumpulkan sisa tenaganya gadis itu berusaha untuk berlari tetapi hasilnya nihil , preman itu menyekat tangan Amara . 

" Kak Aldo, bunda tolong aku . Siapapun yang ada disini bantu aku " Batinnya dalam Hati. Air mataNya sudah bercucuran dipipi halusnya itu . Sesekali Ia meringis kesakitan karena preman itu menarik tangannya dengan kuat . Gadis itu masih saja mencoba untuk lari ,ia berteriak sekencang kencangnya . Pria itu mendekat dan hendak menampar Amara . 

Amara menutup matanya tetapi sama sekali tidak ada rasa sakit yang mengenai pipinya itu . Ia mencoba membuka matanya pelan , ia melihat Andra yang sedang melawan semua penjahat itu . Tak butuh waktu lama agar andra bisa mengalahkan penjahat itu . Sementara Amara ia masih takut dengan kejadian tadi . 

" Jangan nangis lagi dong , Lo jelek kalau lagi nangis. Gue antar pulang ya ? mau kan ? Gak ada penolakan !!!! "  Ucapnya sembari menghapus air mata amara . 

" Ngapain lo nanyak kalau lo gak nerima penolakan " Jawab gadis itu dengan kesal . 

" Hehehe , Lo pakai jaket gue ya . Gue gak mau ngelihat orang yang gue sayang sakit " Andra memakaikan jaketnya ketubuh Andra sehingga membuat wajah mereka berdekatan .

Degg 

Jantung Amara serasa berhenti ketika mendengar ucapan Andra barusan . Ntah kenapa Seketika Ia melupakan semua masalah keluarganya ketika mendengar itu. 

Diperjalanan gadis itu hanya menatap jalanan yang sudah sepi sehingga membuatnya tertidur . Andra yang melihat itu tersenyum ketika melihat wajah polos gadis itu . 

Kini mereka sudah sampai didepan rumah yang bercat putih itu . " Ra bangun kita udah sampai nih " Andra menepuk pipi Amara pelan .

" Hmmm udah nyampek ya ?" Amara mencoba menetralkan pandangannya . 

" Iyalah udah nyampek , lo nya aja yang terus meluk gue sampai sampai lo gk tau kalau kita udah nyampek . Gue tau kok lo itu nyaman meluk pinggang gue" pria itu terkekeh kecil dengan ucapannya sementara amara ia memandang andra jijik 

" Receh banget sih lo , udah gue masuk dulu . Btw makasih ya " 

" Udah deh loo gk usah bohong buktinya aja pipi lo blushing gitu " Amara terdiam ia langsung memegang kedua pipinya . " Lo perempuan pertama dihati gue " Amara menunduk karena malu .

Degg . Jantungnya kini kembali berdetak kencang . " Tapi sayangnya itu cuma bohongan masih ada lagi wanita lain dihati gue selain lo . hehehe " 

Amara merasakan sakit dihatinya . "Brengsek " Ucapnya dalam hati . Dia merasa kesal . Tentu saja gadis itu kesal saat dia sudah terbang kelangit yang ke 9999 tetapi dia malah dijatuhkan lagi . 

 Semua laki laki itu sama aja , awalnya ngebuat orang baper kemudian Ia menjatuhkannya    -Amara-


Hai aku update lagi nih :) :) Sorry ya lama soalnya aku lagi gak mood akhir akhir ini . hehehe 

Sory juga kalau banyak typo nya soalnya banyak yang ganggu waktu lagi ngetik 

Jangan lupa vote and comment juga ya :) :) :)

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 25, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

True LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang