******
Tetesan air yang mengalir mulai membasahi pipi gadis itu . Meskipun hari sudah berlalu tapi tetap saja kejadian itu masih menghantui pikirannya .Awalnya Ia berusaha menahan tangis itu , tapi tetap saja air mata nya berhasil turun . Saat ini Amara duduk dibangkunya dengan posisi menunduk . Sebenarnya ia sangat malas bersekolah saat ini tapi dia berpikir dari pada dia berada dirumahnya ,dia hanya akan melihat tangis ibunya.
" Ra hiks... hiks , gue putus sama fathan ? " Keke berlari dari luar , Ia langsung memeluk sahabatnya Amara . " Ra kok Lo nangis juga sih ? Lo gak perlu sedih kan gue yang putus bukan lo"
Amara hanya diam saja mendengar ucapan Keke . " Andai aja Lo tau ke , kalau gue nangis bukan karena itu , masalah gue lebih besar dari masalah Lo " batinnya dalam hati .
Awalnya gadis itu memang mau memberi tau pada kedua sahabatnya . Tapi melihat Keke yang juga memiliki masalah , Ia takut kalau dia hanya menambah beban pikiranNya saja .
Ia merasa cukup hanya dia saja ya menanggung beban ini . Ia tidak mau melibatkan orang lain .
*****
" Ra, kok diam aja sih dari tadi ? " Cindy yang merasa pertanyaannya tidak dijawab langsung menepuk bahu gadis itu . " Ra?"" Iya ? Kenapa ? " Amara tersadar dari lamunannya
" Ra , kalau Lo punya masalah cerita dong " ujar Keke
" Gue gak apa apa kok , santai aja kali gk perlu kepo gitu " jawabnya sembari tersenyum kepada kedua sahabatnya .
" Ra Lo itu gak pintar bohong . Ayolah Ra kita itu sahabat Lo . Apapun masalah Lo juga masalah kami . Iya kan cin ? "
" Hiks.. hiks Ayah sama bunda gue cerai . Gue gak sanggup ngelihatnya . Gue gak nyangka ayah bisa ngelakuin itu sama bunda . Gue benci sama ayah " tangisan Amara kini semakin menjadi jadi .
" Amara yang sabar ya, kenapa lo gak cerita dari tadi sama kita ? " Keke dan Cindy turut prihatin atas keadaan Amara ."Karena gue gk mau buat kalian sedih juga . Terutama lo ke . Lo kan baru putus sama kak Fathan . gak mungkin lah gue nambahin beban lo lagi "
*******
Di halte Amara hanya menatap hujan yang tak kunjung berhenti. Sementara sebentar lagi langit akan gelap, Ia tidak perduli sampai jam berapa ia akan berada di sana .Hatinya masih sangat sakit . Mungkin ia gak akan pernah melupakan kejadian itu . Gadis itu memutuskan untuk berjalan . Meskipun hujan yang masih deras .
Kini tubuhnya sudah sangat basah . Air matanya kembali mengalir . Karena menurutnya menangis dibawah derasnya hujan itu lebih bagus . Setidaknya tidak akan yang akan melihatnya menangis.
Tuhan jika aku bisa meminta satu permohonan dari mu aku hanya ingin kebahagiaan yang dulu pernah ada kembali lagi . - Amara-
" Hai cantik ngapain sendirian disini, temanin abang yuk " Tiba tiba segerombolan preman datang menggoda gadis itu .
Amara sangat ketakutan . Tubuhnya terasa lemas , Ia tidak tau harus berbuat apa sekarang bahkan gadis itu tidak sanggup untuk berlari . Dengan mengumpulkan sisa tenaganya gadis itu berusaha untuk berlari tetapi hasilnya nihil , preman itu menyekat tangan Amara .
" Kak Aldo, bunda tolong aku . Siapapun yang ada disini bantu aku " Batinnya dalam Hati. Air mataNya sudah bercucuran dipipi halusnya itu . Sesekali Ia meringis kesakitan karena preman itu menarik tangannya dengan kuat . Gadis itu masih saja mencoba untuk lari ,ia berteriak sekencang kencangnya . Pria itu mendekat dan hendak menampar Amara .
Amara menutup matanya tetapi sama sekali tidak ada rasa sakit yang mengenai pipinya itu . Ia mencoba membuka matanya pelan , ia melihat Andra yang sedang melawan semua penjahat itu . Tak butuh waktu lama agar andra bisa mengalahkan penjahat itu . Sementara Amara ia masih takut dengan kejadian tadi .
" Jangan nangis lagi dong , Lo jelek kalau lagi nangis. Gue antar pulang ya ? mau kan ? Gak ada penolakan !!!! " Ucapnya sembari menghapus air mata amara .
" Ngapain lo nanyak kalau lo gak nerima penolakan " Jawab gadis itu dengan kesal .
" Hehehe , Lo pakai jaket gue ya . Gue gak mau ngelihat orang yang gue sayang sakit " Andra memakaikan jaketnya ketubuh Andra sehingga membuat wajah mereka berdekatan .
Degg
Jantung Amara serasa berhenti ketika mendengar ucapan Andra barusan . Ntah kenapa Seketika Ia melupakan semua masalah keluarganya ketika mendengar itu.
Diperjalanan gadis itu hanya menatap jalanan yang sudah sepi sehingga membuatnya tertidur . Andra yang melihat itu tersenyum ketika melihat wajah polos gadis itu .
Kini mereka sudah sampai didepan rumah yang bercat putih itu . " Ra bangun kita udah sampai nih " Andra menepuk pipi Amara pelan .
" Hmmm udah nyampek ya ?" Amara mencoba menetralkan pandangannya .
" Iyalah udah nyampek , lo nya aja yang terus meluk gue sampai sampai lo gk tau kalau kita udah nyampek . Gue tau kok lo itu nyaman meluk pinggang gue" pria itu terkekeh kecil dengan ucapannya sementara amara ia memandang andra jijik
" Receh banget sih lo , udah gue masuk dulu . Btw makasih ya "
" Udah deh loo gk usah bohong buktinya aja pipi lo blushing gitu " Amara terdiam ia langsung memegang kedua pipinya . " Lo perempuan pertama dihati gue " Amara menunduk karena malu .
Degg . Jantungnya kini kembali berdetak kencang . " Tapi sayangnya itu cuma bohongan masih ada lagi wanita lain dihati gue selain lo . hehehe "
Amara merasakan sakit dihatinya . "Brengsek " Ucapnya dalam hati . Dia merasa kesal . Tentu saja gadis itu kesal saat dia sudah terbang kelangit yang ke 9999 tetapi dia malah dijatuhkan lagi .
Semua laki laki itu sama aja , awalnya ngebuat orang baper kemudian Ia menjatuhkannya -Amara-
Hai aku update lagi nih :) :) Sorry ya lama soalnya aku lagi gak mood akhir akhir ini . hehehe
Sory juga kalau banyak typo nya soalnya banyak yang ganggu waktu lagi ngetik
Jangan lupa vote and comment juga ya :) :) :)
KAMU SEDANG MEMBACA
True Love
RomanceCinta 💓💓 . . Cinta itu hanyalah sebuah permainan , permainan yang bodoh , konyol yang hanya bisa menyakiti perasaan saja . Gadis itu tidak pernah percaya akan cinta . Ia tidak mengerti apa itu cinta . --Amara-- Gadis yang tidak pernah mengenal...