Inilah dunia gelap Seoul.
Gerlap gerlip malam Seoul adalah waktu dimana mereka melukiskan alur hidup. Para manusia yang tergila - gila akan dunia, mereka bersaing atas tahta yang memungkinkan dirinya menjadi yang terkuat. Layaknya kawanan serigala, saling bertarung mengincar posis alfa terkuat. Pemegang kendali segala ras, dengan kekuatan yang sungguh luar biasa.
"Ada ledakan di gudang senjata, daerah selatan Seoul!"
"Siapa yang melakukannya?"
"Tidak tahu pasti, tapi mereka mengambil stok senjata kita!"
Suara ledakan, aroma asap adalah hal biasa yang mereka alami. Tiada malam tanpa ada darah yang mengotori tangan. Tiada malam tanpa pertarungan sia - sia. Mereka hidup berkelompok, saling mencuri posisi. Suara letusan peluru kadang menjadi pengantar tidur. Hidup mereka seolah tidak tenang, namun karena sudah menjadi kebiasaan, itu bukanlah masalah besar.
"Itu orang - orang Park!"
"Sialan, apa mau mereka?"
"Jeon Jeongguk! Kami membutuhkanmu!"
Riuh teriakan mundur menggema saat letusan peluru milik Jeon Jeongguk menembus atap gedung yang sedang kebakaran hebat itu. Mereka tidak mencoba untuk menyelamatkan senjata - senjata api yang terbakar disana, mereka hanya butuh sang pelaku untuk diberi pelajaran. Kelompok Jeon bukanlah orang - orang yang bisa diajak bermain hal kecil. Jika memang ingin, mari bermain dengan serius.
"Sialan!" Teriakan pria dua puluh satu tahun itu menggema saat melihat musuh familiar yang bergelantungan di lantai dua gedung. Ia lantas berlari menaiki tangga. Tak peduli dengan panasnya api, asalkan belum sepanas neraka, Jeongguk tidak akan mempermasalahkan.
"Jeongguk! Jangan gegabah! Kembali kesini!"
"Itu ada Kim Taehyung!"
"Mereka benar - benar orang Park. Sialan, mereka mengajak perang dunia ketiga, hah?!"
Jeongguk melompat saat hampir tertimpa kotak kayu berisi granat terkunci. Manusia yang ia sebut Kim Taehyung itu memang berniat untuk mengajaknya bermain. Tidak apa - apa, Jeongguk terima dengan senang hati. "Sialan, Park memang tidak pernah puas menganggu kami, hah?"
Jeongguk berhenti dengan pistol tangan yang mengarah tepat ke depan wajah tampan dan menyebalkan Taehyung. Pria itu menyibak rambut coklat emasnya. "Lama tidak berjumpa, eh? Jeongguk?"
Dua manusia itu sibuk dengan urusan pribadi atau dendam pribadinya. Lantai dasar masih dalam proses pemadaman serta penangkapan anak buah musuh yang tidak lihai dalam menghadapi bintang - bintang keluarga Jeon. Disaat mereka mengirimkan pasukan level dua, maka Jeon akan mengirimkan pasukan level maksimal. Tak heran banyak manusia - manusia yang tertodong menyerah disana. Nasib mereka hanya tinggal dua pilihan, mengatakan segalanya, atau mati tersiksa.
Park dan Jeon memang dua kelompok penjahat-atau mereka lebih suka dipanggil mafia-terbesar di Korea Selatan. Polisi sudah lelah dengan ratusan kasus kejahatan yang mereka ciptakan. Dari yang paling sederhana, merampok toko kue hingga meretas sistem PBB saat ada pertemuan di Korea. Mau beratus kali mereka dipenjara, beratus kali pula mereka akan melakukan kejahatan. Tujuannya sederhana, hanya ingin memperkaya diri, memegang kekuasaan, mengalahkan yang lainnya.
Tapi sayang, dua kelompok itu lebih suka membuat kekacauan dengan pertarungan sia - sia antara keduanya. Bagi mereka itu adalah 'bermain' dan 'saling mengunjungi'. Tak peduli pagi, siang, dan malam. Jika ada suara ledakan dan perang peluru, maka Park dan Jeon lah pelaku utamanya. Polisi sudah tidak peduli, lagipula mau ditangkap atau di tembak, mereka tetap tidak jera. Entah dimana urat takutnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
opera
Fanfictionjimin, jeongguk, mereka membenci. mengincar nyawa satu sama lain. namun takdir menjadi lebih kejam, sedikit; mereka yang sudah terlanjur harus saling menghancurkan, harus rela membunuh hati masing - masing. "dia pasti malaikat." "tatapannya aneh...