Part 2

101 12 14
                                        

Frisya Maulia Fatma. Itulah namanya. Tidak terlalu pintar, jarang berbicara dengan orang lain, tidak memiliki satu teman pun karena dia tidak suka bergaul dengan orang lain, bahkan tidak famous. Frisya memiliki 1 kakak perempuan bernama Fasya. Fasya adalah orang yang paling Frisya sayangi setelah mama dan papanya.

Sudah setahun ini Frisya menyukai seseorang yang bernama Neza Faril Putra. Dia adalah kakak kelas Frisya. Neza adalah orang yang sangat ramah dan menyukai pelajaran yang berhubungan dengan hitung-menghitung. Ya, matematika. Entah kenapa Neza menyukai pelajaran yang bagi sebagian orang adalah pelajaran yang rumit dan enggan untuk mempelajarinya. Yaaa, itulah Neza. Penyayang pelajaran matematika.

Mereka bersekolah di SMA Indah yang merupakan Sekolah favorit bagi kalangan remaja seusia Frisya dan Neza. Walaupun Frisya tak terlalu pintar, dia pun bingung kenapa bisa masuk ke SMA yang rata-rata dipenuhi oleh kutu buku profesional. Ahh, itu karena Frisya sedang beruntung dan akhirnya dia bisa masuk SMA itu.

Sebenarnya, pertemuan Frisya dan Neza itu cukup sepele. Alurnya pun singkat. Pertemuan- kenalan - sahabatan- pisah. Ya gitu deh. Tapi tanpa disangka sangka, Frisya yang belum  pernah namanya merasakan jatuh cinta, seketika setelah pertemuan itu pun, Frisya mendadak menjadi jatuh cinta kepada seseorang yang ditemuinya. Ya, Itu adalah Neza. Neza yang menjadi Cinta pertama Frisya.

**********************
Sore ini terasa berbeda dari biasanya. Langit tak menampakan mentari yang biasanya menyinari bumi. Sekolah sudah terlihat sepi sejak bel pulang sekolah berbunyi 3 jam yang lalu.  Frisya pun melangkahkan kakinya menuju ke pagar sekolah untuk menengok apakah dia sudah dijemput atau belum. Entah soal apa yang harus dikerjakannya yang membuat Frisya harus pulang sesore ini. Frisya pun terus menunggu jemputan  Pak Topo yang merupakan sopir pribadinya dan keluarganya. Frisya menunggu dan terus menunggu. Selang 20 menit kemudian, karena Frisya tak kunjung dijemput oleh Pak Topo, Frisya pun akhirnya memutuskan untuk berjalan kaki menuju rumah. Walaupun jarak Sekolah dengan rumahnya itu terbilang jauh, Frisya tetap memutuskan untuk jalan kaki yang siapa tahu akan bertemu Pak Topo di jalan.

Langkah demi langkah dilewati oleh Frisya hingga Frisya tersadar jika rintikan hujan mulai turun dan mulai membasahi jalan yang dilaluinya. Frisya lantas mencari tempat untuk berteduh agar tidak terkena hujan. Frisya berlari terus menerus sambil menempatkan tasnya diatas kepalanya. Setelah berlari dengan jarak yang cukup jauh, Frisya pun menemukan sebuah warung kecil yang disana terdapat seorang ibu-ibu penjaga warung itu. Frisya kemudian berlari dan akhirnya sampai di warung kecil itu. "Permisi Bu, Bu saya izin berteduh di warung Ibu ya" kata Frisya yang dengan spontan mengagetkan Ibu penjaga warung itu. "Eh,iya dek, duduk dikursi itu aja dek, sambil nunggu hujan reda" jawab ibu penjaga warung itu. "Makasih ya buk" Frisya berterima kasih. "Iya, sama-sama" balas Ibu itu. Frisya lantas duduk ke kursi yang memang sudah disediakan di warung itu. Ia pun duduk sambil mengibas-ibaskan tasnya yang basah karena terkena hujan. Tak beberapa lama setelah itu, ada seseorang laki-laki dengan baju seragam yang mirip dengan seragam Frisya dan juga mengenakan sepeda model tua ikut berteduh di warung itu. "Ibu baik, Neza numpang neduh disini ya, hujannya deras banget." Kata laki-laki itu dengan sopan. "Eh Neza, iya boleh, duduk aja disana. Itu juga ada murid Se SMA denganmu yang lagi berteduh disana" jawab ibu-ibu itu dengan panjang lebar. "Owh, okee bu" balas laki-laki itu. Laki laki itu kini berjalan ke arah Frisya dan mengambil tempat duduk tepat di samping Frisya. Frisya melihat laki-laki itu sekilas dan kembali mengibas ibaskan tasnya yang sedari tadi belum kering.

Hening. Sedari tadi hening. Hanya percikan air hujan yang turun ke tanah dan dapat memcah keheningan. Tiba-tiba laki-laki itu berbicara dengan Frisya.  "Hai, kamu Sekolah di SMA Indah ya?" Tanya laki laki itu yang seketika memecah keheningan antara mereka berdua. "Iya, lu kan udah liat seragam gue seragam SMA Indah, ngapain nanya kalau lu udah tahu" balas Frisya dengan juteknya. Memang, jika Frisya bertemu dengan orang yang belum dikenalnya, dia akan berbicara dengan jutek, apalagi yang ditemuinya adalah seorang laki-laki, juteknya minta ampun. Itulah mengapa Frisya tidak memilik teman ataupun sahabat. "Ya ampun, baru mau kenalan aja juteknya minta ampun. Jangan dibiasain ya mbak, nggak baik. Btw kenalin, gue Neza. Neza Faril Putra. Gue juga sekolah di SMA Indah, gue kelas 12 Ipa. Gue berkacamata, karena gue suka baca...hehehe" dia pun memperkenalkan diri dengan panjang lebar dan nggak ada hentinya. "O, gue Frisya. Kelas 11 Ips." Frisya memperkenalkan diri dengan singkat. "Jadi elo adik kelas gue, okay adik kelas gue..salam kenal yah." Kata Neza. "Y. Tapi bisa nggak sih lo nggak banyak omong, risih gua tau nggak sih" balas Frisya jutek. "Nggak bisa lah, karena gue orang nya emang suka ngomong panjang...hehe mohon dimaklumin ya. Tapi gue mau tanya sama lo, kenapa kok lo itu jutek sama dingin banget?" Tiba-tiba Neza bertanya sama Frisya. Batin Frisya *ya ampun,nih kakak kelas ngomong terus dari tadi, nggak ada diemnya.. oh good save me..* batin Frisya. "Emang dari sono-nya gua begini" Frisya menjawab pertanyaan Neza. "Owh gitu, berarti gua juga sama dong, dari sono-nya udah terlahir banyak omong..wkwkwk. Eh btw, gue minta nomor lo dong, kita kan satu sekolah dan juga udah kenal" Neza pun akhirnya meminta nomor Frisya. Batin Frisya *oh..shitt, cobaan apa lagi ini* batinya. "Nih, nomor gue" jawab Frisya pasrah. "Oke, makasih..nanti gue chat elo." Neza berterima kasih. "ya, tapi jangan nge-chat aneh aneh lho, nanti langsung gue block nomornya" balas Frisya. "Okee" balas Neza lagi. Mereka pun terus berbincang bincang hingga tanpa mereka sadari hujan  mulai reda. Frisya juga melihat ada mobil warna hitam yang tak lain adalah mobil penjemputnya. Frisya lantas berpamitan dengan Neza yang sedang melamun. "Hey, kak, gue balik dulu ya, gue udah dijemput" Frisya pun berpamitan dan Frisya juga mengagetkan Neza. "Eh, ha? Owh..okee, ati ati ya di jalan" jawab Neza dengan sedikit bingung. "Oke, makasih" balas Frisya. Frisya pun akhirnya masuk mobil dan mobil pun berjalan. Sedikit demi sedikit mobil pun mulai berjalan dengan cepat dan akhirnya Neza yang berteduh di warung itu sudah tidak terlihat lagi. Sungguh hari ini adalah hari yang sangat melelahkan.

"Kenapa hatiku sedari tadi berdegup kencang?" Gumam Frisya.

*****************
Hai hai,bagaimana cerita dalam part ini? Semoga kalian suka😄.. dan jangan lupa vote+komen. Jangan bosen bosen baca ceritaku ya😊 tunggu part selanjutnya😀

Pengagum SenyummuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang