Part 3

59 9 6
                                    

"Apakah ini yang
dinamakan
Jatuh cinta pada pandangan
Pertama?"

*****************

Jam tangan milik Frisya menunjukan pukul 06.45 pagi. Hari ini Frisya bangun kesiangan. Sedangkan Pak Topo, sopir pribadinya, sedang mengambil cuti hari ini.

Akhirnya, Frisya memutuskan untuk berlari menuju halte bus terdekat dari rumahnya yang memang rumah Frisya itu dekat dengan halte bus. Dia terus berlari hingga tanpa ia sadari, ada sebuah kerikil kerikil bekas pembuatan jalan yang belum dibersihkan. Frisya menginjaknya dan Frisya pun terpeleset di situ. "Aduh, aw..kakiku..ya ampun berdarah" Frisya menggeram kesakitan. Lutut Frisya berdarah karena terkena kerikil kerikil itu. Tetapi, orang-orang yang berlalu lalang melewati Frisya, hanya melihatnya dan kemudian berjalan lagi seakan tak mau menolong orang yang tak mereka kenal.
"Dasar manusia zaman sekarang, gue jatuh kek gini, nggak ada yang mau nolongin." Gerutu Frisya. Frisya kemudian melihat jam tangannya.
"Oh, what!! Udah jam 06.50, bisa telat gue...gue harus buru-buru lari lagi!!" Frisya lantas berdiri dan tak menghiraukan lukanya itu. Untung saja halte bus sudah dekat dan disitu juga ada bus yang sedang berhenti. Frisya lalu berlari lebih kencang lagi agar tidak ketinggalan bus itu. Akhirnya Frisya dapat naik bus itu. Dan setelah Frisya naik, bus itu pun berjalan.

Sesampainya di sekolah....

"Huh, untung aja masih bisa masuk sekolah, kalau enggak..pasti gue udah masuk ruang bk...idih ogah banget" Frisya menghela napas lega karena belum terlambat masuk ke sekolah. Tepat setelah itu, bel sekolah pun berbunyi, menandakan pelajaran sekolah akan dimulai. Frisya memutuskan untuk masuk ke kelas dengan langkah yang sangat cepat karena ia takut sudah ada guru yang masuk ke dalam kelasnya.

Setibanya di kelas, Frisya dikagetkan dengan suara seorang perempuan yang katanya "most wanted" di sekolahnya (padahal juga enggak). Dengan suara yang cempreng dan nada meremehkan, dia pun berbicara dengan Frisya. "Heh, elo..siapa nama lo? Oh ya, ratu telat...kenapa sih lo telat? Apa lo harus cari uang dulu buat sekolah? Hahaha..kacian!!" Kata perempuan itu yang namanya tak lain adalah Tita.
"Heh ta, gue telat baru kali ini, sebelum- sebelumnya gue nggak pernah telat. Jadi jangan sok tahu deh dan juga jaga omangan lo!! Kalo suara lo bagus aja, suara cempreng kek gitu omongnya keras-keras!" Jawab Frisya dengan sangat ketus.
"Apa? Lo bilang suara gue cempreng? Suara gue bagus gini lo kata cempreng? Mikir dong!!" Balas Tita tak mau kalah.
"Lo yang mikir tu harusnya, gue gak punya masalah apa- apa sama lo, kenapa lo tiba tiba nyibirin gue!! Dasar!!" Kata Frisya.
"Eh..ya biarin, suka suka gue..eee..awas lo!" Tita membalas perkataan Frisya dengan sedikit bingung, lalu dia pergi menuju tempat duduknya setelah kehabisan kata-kata.
"Huh..dasar cewe ogeb..gue nggak ngapa-ngapain tiba tiba nyiyir sendiri" gumam Frisya. Frisya pun lantas menuju tempat duduknya untuk meletakan tasnya, dan mengikuti pelajaran yang memang gurunya sudah masuk ketika Frisya menuju tempat duduknya.

Pelajaran pertama dimulai. Pelajaran kali ini adalah Fisika yang rata-rata tak disukai murid-murid karena berhubungan dengan hitung menghitung. Frisya sedari tadi tidak konsen dengan pelajaran. Dia hanya merasakan kesakitan dari tadi.
"Kenapa sih, kok kaki gue sakit.." gumam Frisya. Frisya akhirnya memeriksa kenapa sedari tadi kakinya merasa sakit.
"Oh ya ampun, gue lupa..tadi kan gue jatuh di jalan..kenapa gue bisa lupa seketika gini..mana lukanya ken debu lagi..haduh,, gue ke uks aja" gumamnya lagi. Dia pun akhirnya meminta izin kepada guru yang sedang mengajar di kelas Frisya untuk ke uks. Guru itu pun membolehkan Frisya untuk ke uks karena luka milik Frisya terlihat sedikit parah.

Frisya berjalan menyusuri koridor sekolah untuk menuju ke uks. Langkahnya pun memelan karena luka yang ada di kakinya itu semakin perih. Sesampainya di uks, dia pun langsung mencari obat merah di dalam kotak P3K.
"Ihh,, dimana sih obat merah nya.. keburu perih ini lukanya" gumam Frisya. Tiba-tiba dari belakang, ada seseorang yang menyapa Frisya.
"Hai Frisya, ngapain disini..bolos pelajaran ya..." katanya.
"Eh copot!!,, ya ampun ternyata kak Neza. Enggaklah, aku nggak mungin bolos pelajaran sekolah...aku lagi nyari obat merah buat ngobatin kakiku" jawab Frisya dengan kaget. "Oh gitu, yaudah sini gue obatin...lo duduk aja di kursi itu, biar gue ambil air buat bersihin luka lo" kata Neza. Frisya pun mengagguk dan kemudian duduk di kursi yang ditunjuk oleh Neza. Neza kemudian mengambil air untuk membersihkan luka Frisya dan mengambil obat merah yang ternyata ada di meja untuk meletakkan teh. "Sini kaki lo, gue obatin" kata Neza.
"Iya bentar..sakit gih" Frisya menggerutu. Neza pun mulai membersihkan luka milik Frisya itu. Setelah dibersihkan, Neza pun memberi obat merah pada luka Frisya itu. Diam diam, Frisya memperhatikan wajah Neza.
"Kak Neza itu baik juga ya..humble lagi.." batin Frisya. "Auh..sakit kak, pelan-pelan dong merbannya" keluh Frisya.
"Iya, ini udah pelan pelan gue, btw kenapa kaki lo bisa kayak gitu?" Tanya Neza. "Tadi gue kepeleset kerikil di jalan, akhirnya gue jatuh. Tapi nggak ada yang nolongin..sial banget kan gue" jawab Frisya.
"Owh gitu..kenapa lo bisa kepeleset kerikil kerikil itu?" Tanya Neza lagi.
"Tadi kan gue lari-larian" jawabnya.
"Lari kenapa? Lari dari kenyataan ya...wkwkwk" goda Neza.
"Hih...enggak, tadi gue hampir telat gara- gara gue bangun kesiangan" balas Frisya lagi.
"Yaudah, karena lo hari ini banyak cobaan, gue traktir es krim yuk.. kali kali gue nraktir orang..hehehe" Neza pun menggeret tangan Frisya untuk mengajaknya membeli es krim.
"Tapi kan...sama aja kita bolos pelajaran kak, ah gue nggak mau nanti ujung ujung nya masuk ruang bk gara gara kita bolos perjalanan" gerutu Frisya.
"Udah nggakpapa...percaya sama gue" Ucap Neza sambil melontarkan senyuman yang sangat indah hingga Frisya tak bisa berkata apa-apa dan hanya membalas senyum.

"Senyumnya, kenapa indah sekali....dan kenapa hati gue berdegup kencang lagi" batin Frisya.

"Tunggu sebentar ya, gue beli es krim dulu" kata Neza. Frisya pun duduk di sebuah  kursi yang ada di dekat kantin itu. Setelah menunggu sedikit lama, akhirnya Neza membawa dua buah es krim ditangan nya.
"Nih..es krim buat lo..biar lo adem" Neza menyodorkan es krim itu ke Frisya.
"Makasih kak" jawab Frisya. "Oke" balas Neza lagi. Mereka berdua lantas membuka es krim nya masing masing dan memakannya. Hening. Tak ada suara dari siapapun. Masing masing sedang berkelana dengan pikirannya sendiri sendiri. Hingga akhirnya Frisya membuka percakapan.
"Kak kenapa elo baik banget sama gue" tanya Frisya yang sontak mengagetkan Neza yang sedang makan es krim. "Ehmm...gimana ya nyeritain nya..eeee.. jadi gini, lo itu teman pertama gue sejak gue masuk SMA sini, jadi gue nggak mau nyia nyiain teman baru gue" jawabnya dengan panjang.
"Kenapa kakak nggak punya teman?" Tanya Frisya lagi. "Banyak orang bilang gue ini "freak", terus sering ngomong sendiri lah, ketawa sendiri, dan bla bla bla, padahal juga nggak pernah gue kayak gitu" jawabnya lagi.
"Oh gitu, padahal kalau gue lihat, kakak tuh humble kok" kata Frisya yang ingin menenangkan hati Neza. "Nggak tahu lah gue...gue juga kadang mikir..kenapa orang-orang nggak mau berteman sama gue. Apa karena gue pintar? Atau karena gue sering rangking satu di kelas? Entahlah..gue nggak tahu.." Neza menghela napas.
"Yang sabar ya kak...semua cobaan pasti ada hikmahnya, jadi.. be strong" Frisya memberi saran kepada Neza. Tiba tiba Neza mengambil tangan Frisya dan memegangnya.
"Lo mau kan jadi teman gue, plis....baru kali ini gue punya teman..lo mau kan? Walaupun ada masalah atau apa pun, lo mau kan jadi teman gue...selamanya?" Neza berharap agar Frisya mau menjadi teman Neza. Frisya mematung. Tangannya tiba- tiba dingin.
"Hey, lo mau kan?" Tanya Neza lagi.
"Eh, iya. Gue mau kok jadi teman kakak...karena gue yakin, kakak itu nggak "freak" seperti orang orang bilang" jawab Frisya dengan sepenuh hati.
"Okeee...makasih Frisya..lo emang yang terbaik buat gue" balas Neza dengan sangat berterima kasih. Neza dan Frisya pun melanjutkan makan es krim nya masing masing yang sedari tadi mereka diamkan. Karena Frisya sangat senang dengan es krim, dia memakan es krim dengan belepotan. Hingga tiba tiba
"aduh..lo itu makan es krim kek anak kecil ya..belepotan. Sini gue bersihin" Seketika tangan Neza berada di pipi Frisya untuk membersihkan es krim yang menempel di pipi Frisya. Pipi Frisya pun memerah dan Frisya mematung ditempat tanpa berkedip ataupun berbicara.

"Baru kali ini, gue nemuin cowok sebaik dia, semanis dia, perhatian banget sama gue... dan senyumannya...kenapa gue bisa luluh seketika ketika ia melontarkan senyumannya ke gue...dan juga hati gue...sedari tadi berdegup kencang tanpa hentinya seakan mau copot,, oh tuhan... apakah ini yang namanya cinta pandangan pertama?" Batin Frisya.

*********************

Hai hai....gimana cerita dalam part ini? Semoga kalian suka ya😀😊 jangan lupa vote+komen 💓 hargai karya orang lain ya gaess😊😊 dan jangan bosan dengan ceritaku ini😄 tunggu part selanjutnya yaa💖

Pengagum SenyummuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang