BAB 3

44 6 3
                                    

"Lebih baik memberikanmu kepada orang yang bisa menjagamu dengan baik."

Malam minggu, hari dimana semua yang berpasangan pergi bersama. Berbeda dengan Jesselyn, ia hanya menikmati drama Korea nya.
   "AHHH KIM WOO BIN KUU!" teriak Jesselyn, sambil membanting gulingnya. Ia baper karena ada adegan kiss scene.
Drrrrrttt.... handphone Jesselyn bergetar, ia pun mengambil handphone nya dan melihat notifikasi dari Dave,
LINE
Dave: lagi ngapain?
Jesselyn: nonton drakor.
Dave: jalan yuk!
Jesselyn: hmm.. kemana?
Dave: ke mall mau gak?
Jesselyn: yaudah, aku siap-siap dulu.
Dave: aku jemput yah, see you.

Jesselyn pun mematikan handphone-nya dan bersiap-siap. Usai bersiap-siap, ia pun keluar dari kamar menuju ruang tamu. Beberapa menit menunggu, suara klakson motor terdengar oleh telinga Jesselyn, ia pun keluar dan melihat Dave yang sudah menunggunya di dekat pagar rumahnya. Dave melihat Jesselyn dengan tatapan kagum, begitu pula dengan Jesselyn.
"Dave kalau gak pakai seragam, ganteng juga yah." Gumam Jesselyn sambil tersenyum. Dave memberikan helm kepada Jesselyn, Jesselyn memakainya dan menaiki motor Dave, dan mereka pun pergi.

     Mereka sampai di depan KFC, Jesselyn terlihat binggung, ketika ia mau menanyakan keadaan mereka kepada Dave, Dave pun memberitahu kepada Jesselyn
   "Kita makan dulu disini, okay?" Kata Dave, sambil mengambil helm dari tangan Jesselyn. Jesselyn mengangguk tipis. Mereka pun memasuki KFC, dan memutuskan Dave yang memesan, lalu Jesselyn yang mencari tempat duduk. Tempat itu sangat ramai karna di Tarakan tidak ada tempat untuk hangout yang enak, selain di KFC. Selang mencari tempat duduk, Jesselyn berpapasan dengan seorang cowok, ternyata itu Nikki.
   "Sama siapa?" Tanya Nikki.
   "Idih.. kayak polisi aja, say hello dulu kek," Jawab Jesselyn.
   "Hmm.. hai Jesselyn," kata Nikki sambil tersenyum yang dipaksakan.
   "Hehe.. hai juga.. aku kesini sama Dave." Tawa pelan Jesselyn.
   "Nge- date?" Tanya Nikki, dengan menaikkan satu alisnya, Jesselyn langsung menggelengkan kepalanya.
   "Cuman makan?" Tanya Nikki lagi.
   "Habis ini, mau ke mall. Duhh tempatnya kosong lagi, mau cari tempat duduk dimana lagi." Kata Jesselyn, sambil mencari tempat kosong.
    "Duduk sama aku aja," tawar Nikki.
    "Kau disini sama siapa?" Tanya Jesselyn, Nikki pun mengajaknya ke tempat duduk yang berisi 4 orang.
Nikki mengajak Jesselyn duduk disebelahnya.
    "Eh, kau ngajak Jesselyn?" Tanya Victor.
    "Hai.. aku sama Dave gabung duduk disini yah.." kata Jesselyn, dan Victor menatap Nikki dengan penuh tanya.
     "Tadi aku berpapasan sama dia, terus semua tempat sudah diisi, jadinya aku ngajak dia duduk sama kita. Katanya dia diajak Dave makan." Jelas Nikki, Jesselyn mengiyakan perkataan Nikki. Beberapa menit mengobrol, tampak Dave sedang mencari Jesselyn sambil membawa nampan berisi makanan dan minuman. Jesselyn pun mengangkat satu tangannya sebagai kode, Dave melihat ke arah Jesselyn, lalu menghampirinya. Dave duduk disamping Victer persisnya di depan Jesselyn.
     "Kok bisa ketemu sama mereka?" Tanya Dave sambil memberikan segelas Moccafloat dan yakiniku kepada Jesselyn.
     "Tadi aku berpapasan sama Nikki, karna gak ada tempat, aku numpang aja sama mereka." Jawab Jesselyn.
Drtt.. handphone Victor bergetar, ia melihat ke arah handphone nya, setelah beberapa detik ia melihat ke arah Nikki.
     "Eh... aku deluan yah Nik, barusan nyokap nelpon soalnya sepupuku masuk rumah sakit. Kau pake aja mobil ku, aku dijemput nyokap di depan." Kata Victor, ia menaruh kunci di meja lalu memakai jaketnya dan pergi meninggalkan mereka.
    "Sialan.. pake ditinggal lagi," kata Nikki pelan. Beberapa menit mereka menikmati makanannya, Nikki pun membuka topik pembicaraan.
    "Udah sembuh tanganmu?" Sambil menunjuk ke arah tangan Jesselyn.
    "Sudah." Jawab Jesselyn singkat. Dave melihat ke arah Jesselyn dan Nikki merasa sakit hati, ia kira malam minggu bisa berdua bersama Jesselyn, ternyata ia hanya  menjadi nyamuk diantara Nikki dan Jesselyn.
Usai makan, Jesselyn dan Dave menyimpun barang mereka.
     "Kau mau ikut gak? Main timezone" tawar Jesselyn saat melihat Nikki yang sibuk bermain handphone nya.
     "Hm.. gimana yah? Bolehlah, daripada bosan disini." Jawab Nikki, akhirnya Dave,Jesselyn dan Nikki pun berjalan kaki menuju mall. Di trotoar, suara motor terdengar, dengan cepat Nikki dan Dave menarik salah satu tangan Jesselyn agar tidak tertabrak. Akan tetapi, yang berhasil mendekap Jesselyn adalah Nikki.
Nikki mendekap Jesselyn, aroma mint dari tubuh Nikki tercium oleh Jesselyn. Dengan perlahan Jesselyn melepas dekapan Nikki.
   "Woii kalau bawa motor liat-liat dong!" Teriak Dave ke arah orang yang barusan membawa motor. Lalu Dave pun memegang pundak Jesselyn dan menyamakan tingginya dengan  Jesselyn.
   "Kamu gak papa kan? Hm?" Tanya Dave, Jesselyn menggeleng tipis dan terpaku oleh perhatian Dave kepadanya. Nikki yang melihat Jesselyn, hanya memasang wajah datar. Mereka pun melanjutkan perjalanan mereka ke mall.

      Sesampainya di mall, mereka menuju timezone. disitu, Jesselyn mengajak mereka bermain balapan mobil. Terlihat, Dave sangat jago bermain permainan itu, alhasil diantara mereka bertiga Dave juara pertama, Jesselyn juara kedua dan Nikki juara ketiga. Mereka pun melanjutkan permainan bola basket, tapi hanya Dave dan Nikki saja, karena tangan Jesselyn masih kondisi sakit. Usai bermain, mereka memutuskan untuk pulang. Baru beberapa langkah, Dave melihat ke arah Mesin Capit Boneka, Dave pun menarik lengan Jesselyn ke arah permainan itu. Ia mengesekkan kartu timezone nya dan memulai mengambil salah satu boneka. Satu boneka beruang berwarna soft pink telah ditangkap oleh Dave, ia memberikannya kepada Jesselyn. Jesselyn tersenyum lebar saat menerimanya dan memeluk boneka itu, akan tetapi Nikki memasang wajah kesal. Mereka pun berjalan keluar mall. Hujan menyelimuti Tarakan, langkah mereka pun terhenti.
   "Yahh hujan, kita tunggu sampai reda aja yah. Kasian bonekanya, nanti basah" kata Jesselyn sambil mengusap kepala boneka itu.
    "Bodoh, mestinya yang dikhawatirkan tuh kita bukan boneka. Aku sih gapapa loh yah, kan aku naik mobil nya Victer." Ketus Nikki yang dari tadi kesal melihat Jesselyn yang terus memegang bonekanya.
     "Nikk, ini sudah jam 9, hujan gak berhenti, kau kan bawa mobil, tolong antarin Jesselyn pulang lah. Aku bisa naik motor." Kata Dave sambil menatap Nikki dengan tatapan terpaksa. Dave membuka jaketnya dan memberikan di pundak Jesselyn, akan tetapi Nikki langsung memberikan balik jaket Dave.
    "Buat kau aja, hujan, nanti kau basah kuyup. Ayo Jess." Kata Nikki, ia membuka jaketnya, Nikki mendekat dengan Jesselyn lalu menaruh jaket diatas mereka berdua. Jesselyn dan Nikki pun pergi meninggalkan Dave. Terlihat Dave yang mengendus kasar dan berkata, "jess, kau tahu?merelakanmu dengan Nikki, membuat hati ini luka."

       Jesselyn dan Nikki pun sudah berada di mobil, melihat Jesselyn kebasahan, Nikki langsung memberikan sapu tangan yang ia selalu sediakan di saku celananya.
   "Makasih yah," ucap Jesselyn sambil menerima sapu tangan itu. Ketika Nikki menyalakan mesin mobil, ia melihat Jesselyn belum memakai sabuk pengaman, ia mendekati Jesselyn dengan jarak beberapa centi, lalu memasang sabuk pengamannya.
Hati Jesselyn berdegup kencang, kini napas Jesselyn tak terkontrol. Jesselyn melihat arah Nikki yang sedang mengemudi, dengan rambutnya yang basah, ia terlihat tampan sekali.
Kisaran 30 menit dijalan, kini mereka berdua sampai di rumah Jesselyn, Jesselyn pun mengambil boneka yang ada dikursi belakang.
   "Makasih yah sudah antarin aku," kata Jesselyn sambil tersenyum ke arah Nikki, terlihat Nikki membalas senyum manisnya sambil mengangguk pelan. Jesselyn turun dari mobil dan memasuki rumahnya, ia melihat dari jendela, mobil Victer pergi menjauhi rumahnya. Ia pun memasuki kamarnya dan menaruh sapu tangan Nikki di meja belajarnya, lalu menaruh boneka beruang pemberian Dave di tempat tidurnya.
Ia pun mengganti bajunya kemudian membaringkan tubuhnya di kasurnya, terlihat senyum manis di bibirnya.
    "Ahhh... mereka berdua sangat baik deh, jadi baper deh. Duuhh.. Jess cuman sebagai teman Jess.. syukur sudah dibantuin." Ia pun menutup matanya dan tertidur lelap.

CHOOSE ONETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang