t(k).m

9 3 0
                                    

Untukmu, masih maukah kau berbagi luka denganku? Meski sekarang kita tak lagi sedekat dulu. Aku masih tetap membuka lebar ruang persinggahanmu.

Untukmu, harapan bukan sekedar angan. Mimpimu tebal, penuh, dan besar. Aku selalu tersenyum ketika kau menyebutkan mimpi-mimpimu. Tanpa sadar, aku ikut termotivasi.

Untukmu, dirimu yang sederhana, bersih, dan rapi. Berhati baik, mau berkorban tanpa memandang untuk siapa tanganmu terjulur, aku mengagumimu.

Untukmu, pemilik mata teduh dan senyum ikhlas, akan ada jarak yang memisahkan kita, sebentar lagi, dan aku pasti akan merindukanmu.

Untukmu, sang inspirasi dan penggenggam sejuta mimpi, izinkan aku memiliki hari indah bersamamu, meski hanya satu hari.

Untukmu, jika hari bersamamu tak terwujud, tak mengapa, aku akan lebih bahagia apabila beberapa tahun kemudian saat kita bertemu lagi, kau sudah menjadi peraih mimpi.

Terimakasih M, hanya sebentar perkenalan kita, hanya sedikit yang kau bagi untukku, namun terasa sungguh berharga. Semoga doa-doamu diijabah Tuhan, semoga kita dapat bertemu kembali dalam keadaan yang sama-sama kita inginkan. Amin.

***

Didedikasi untuk sosok yang menginspirasi, mengajarkan pentingnya memiliki mimpi, dan memberi tahu betapa kerasnya hidup ini.

Senandika Tanpa MaknaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang