Lihat, aku tidak ingin jadi blasteran. Tunggu awal cerita macam apa ini?!Oh aku lupa sesuatu, sebentar.
Author POV alias Normal POV
Leo bosan. Ia sedang berada di bunker 9, membetulkan ekor Festus yang rusak. Calypso juga ada disana. Merajut sebuah sweater merah di pojok ruangan.
"Leo, aku bosan." rengek Calypso sambil menghela nafas.
"Nah, Nona Manis kita sehati. Karena aku juga BOSAN setengah mati!"
Calypso memberengut. "Apa tidak ada permainan masa kini yang seru?"
Festus mendengus. Leo tersenyum. "Ah... Bagaimana kalau Truth or Dare. Tapi kita perlu banyak orang untuk itu."
Calypso bangkit dari kursi wolnya yang nyaman dan menarik Leo keluar dari Bunker 9.
"Kalau begitu, kita harus mengajak yang lain main. Sebelum aku mati kebosanan.... Lagi." kata Calypso sambil menarik Leo.
"Tapi..."
"Tidak ada tapi, Valdez! Aku tidak ingin kita mati bosan!" Calypso melirik Leo sambil menyeringai lebar.
Leo merasa wajahnya mulai berasap. "Kita?..." ia berbisik. "Ta-tapi! Kau menarikku ke tengah musim dingin. Dan kau bahkan tidak memakai syalmu!"
Calypso berhenti. Ia menoleh pada pacarnya. "Kenapa tidak bilang dari tadi? Pantas saja aku merasa kedinginan..."
***
"Annabeth, Magnus, Alex. kita sudah sampai..." Percy menghentikan mobilnya dibawah Bukit Blasteran.
"Nah! Akhirnya. Mag--..." suara dengkuran dari kursi belakang sukses memotong kata-kata Annabeth.
Annabeth dan Percy menoleh dan mendapati Magnus dan Alex saling bersandaran kepala dan tidur nyenyak seperti bayi. Kedua tangan mereka saling bergandengan.
Annabeth dan Percy saling lirik dan tersenyum.
"Haruskah kita bangunkan?" tanya Percy, berbisik.
"Mereka seperti berada di surga saja..."
"Tapi mereka memang sudah mati, Annabeth..."
"Bukan itu maksudku, Otak Ganggang." Annabeth meninju pelan lengan Percy. "Aku akan bangunkan mereka."
Percy menggangguk kemudian keluar dari mobil duluan. Annabeth akhirnya mengguncang kaki Magnus dan Alex. Alex yang tersadar duluan.
"Aku bangun!" serunya. Dan tiba-tiba dia mengayunkan kepalan tangannya pada kepala Magnus yang bersandar di bahunya. Tepat terkena hidungnya.
"AWW!!..." Magnus terbangun. Ia menatap Alex yang pura-pura tidak tau. "Harus kuingatkan, jika kau membunuhku disini. Aku tidak bisa bangkit lagi."
Alex melirik Magnus. "Bukankah bagus? Dengan begitu kau tidak perlu menghadapi Ragnarok."
"Ya, memang. Tapi, aku tidak akan membiarkanmu menghadapi Ragnarok sendirian." sahut Magnus.
"Helloooo..." kata Annabeth berusaha menarik perhatian Magnus dan Alex. Saat Magnus dan Alex memperhatikan Annabeth berkata. "Kita sudah sampai."
Annabeth keluar dari mobil lalu menghampiri Percy yang tengah menunggu mereka di atas bukit.
Alex menatap keluar jendela. Seperti membaca pikiran Alex. Magnus membuka pintu.
"Ini tidak akan sedingin Nifleheim, Alex..." kata Magnus. Ia mengulurkan tangannya pada Alex. "Ayolah..."
Alex memutar bola mata kemudian menggapai tangan Magnus. Ia merapatkan jaket musim dingin hijau dan pink miliknya. "Ini hanya karena kau sehangat musim panas,"
KAMU SEDANG MEMBACA
Ini cerita kami. PARA DEMIGOD!
FanfictionTruth or Dare, kehidupan sehari-hari, kumpulan cerita pendek tentang Percy Jackson, dkk. Semua disajikan dalam bahasa indonesia! Yunani, Romawi, Mesir, bahkan Nordik! Ini hanya kumpulan cerita sehari-hari mereka. Jadi selamat menikmati. PERINGATAN...