Singto akhirnya memutuskan untuk mencoba menerima job yang adik sepupunya tawarkan padanya kala itu, karena Singto sungguh sedang membutuhkan uang tambahan untuk menebus kamera keluaran terbaru ILCE 7 M 3 (alpha 7 III) yang ia pesan melalui teman se-hoby-nya yang saat ini tengah melakukan traveling ke beberapa negara di eropa dan berencana mampir ke jepang sebelum kembali pulang.
Nah, di jepang inilah nanti kamera itu akan didapatkan.
Untuk sekedar informasi guys, kamera yang Singto taksir itu harganya bisa bikin geleng kepala, bahkan oleh mereka yang 'gila' karena idolanya dan ingin ikut kemana saja sang idola pergi juga menginginkan apa saja yang bisa membuatnya tak 'berpisah' dengan idola itu tidak peduli seberapa banyak uang telah dikeluarkan.
Ayah Singto tentu saja tidak akan mau memberikan uang sebanyak itu hanya untuk membeli lensa kamera atau segala jenisnya yang bahkan beliau sendiri tidak tahu bagaimana cara menggunakan barang tersebut.
Bagi ayah, lebih baik uang sebanyak itu digunakan untuk kebutuhan kuliah atau beramal.
Di alokasikan ke yang jelas-jelas saja katanya, seolah kecintaan Singto pada kamera dan fotografi tidak jelas seperti yang ayahnya maksudkan.
Harap maklum.Pemikiran para orangtua memang kadang tidak bisa sinkron dengan keinginan anak-anak.
------------------------------------Sebab itulah Singto benar-benar harus memaksa dirinya memutar otak agar menemukan solusi untuk permasalahannya ini sebelum kamera yang dipesannya itu datang.
Setidaknya Singto masih bisa merasa beruntung karena temannya yang akan membawakan kamera pesanannya itu baru kembali sekitar satu bulan lagi.
Maka Singto masih memiliki cukup waktu dan kesempatan untuk mencari dan mengumpulkan uangnya.
Itupun jika ia mampu............................................Selain dari pada alasan-alasan itu Singto juga menjadi sedikit penasaran pada alasan orangtua teman sepupunya mengenai niatnya mencari 'bodyguard' untuk anak laki-lakinya.
Hal apa kiranya yang membuat tuan Sangpotirat sampai sedemikian rupa mencarikan anak laki-lakinya yang mestinya sudah dewasa itu seorang 'pengasuh'
Apa?
Memangnya kenapa kalau Singto menganggap begitu?
Toh, bodyguard juga cukup tak masuk akal untuk dipekerjakan sebagai penjaga seorang laki-laki yang sudah bukan remaja lagi. Kan?
Meskipun pengasuh juga sama saja tidak masuk akalnya.Memangnya siapa sih anak laki-laki ini sampai membuat orangtuanya repot seperti itu?
Seorang artis terkenal?
Yang jelas dia bukan seorang pangeran atau putra mahkota, kan?
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Hari ini minggu.
Dan masih cukup pagi.
Tapi Singto malah sudah memarkirkan mobilnya di halaman sebuah rumah yang tampak waow meski baru di lihat dari luar.Beberapa hari sebelumnya, Singto sudah memberi tahu adik sepupunya bahwa ia akan mencoba mendiskusikan secara langsung dengan tuan yang bersangkutan mengenai pekerjaan yang sempat ditawarkan oleh si adik.
Jadi untuk itulah dirinya ada di halaman rumah besar ini sekarang.
___masih diam di dalam mobil beberapa jenak, Singto secara perlahan menjadi sedikit tidak percaya diri mengingat dirinya yang tidak memiliki satupun riwayat kerja. Kecuali pengalaman menjadi ketua ospek, Singto benar-benar 'buta'.
Singto mencoba keras menyemangati dan menhibur diri sendiri dengan mengingatkan lagi bahwa dirinya masihlah anak kuliahan starta satu yang belum lulus.
Jadi, tidak memiliki pengalaman bukankah wajar?Tapi demi uang yang ia butuhkan, Singto membujuk dirinya untuk menjadi lebih berani.
Maka dengan pertama-tama membuang rasa gugupnya kemudian melepaskan seat belt dan membuka pintu mobilnya lalu menutupnya kembali, Singto mulai melangkah dengan cool menyongsong pintu rumah besar dihadapannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
another story (Random)
Fanfiction"kak" Seorang gadis cantik dengan rambut panjang memasuki kamar kakaknya. kakak sepupu tepatnya. "kakak sedang butuh tambahan uang saku kan?" seorang laki-laki muda yang diajak bicara oleh si gadis cantik itu mengangguk "kenapa? kamu mau membagi...