part 6

1.6K 204 15
                                    

Sasuke masih memfokuskan pandangannya ke Shikamaru yang sedang memperbaiki mobil. Sesekali ia bertanya. Apa yang perlu ia butuhkan untuk mempercepat laju kendaannya itu. Ia senang. Sepertinya Shikamaru orang yang asyik untuk di ajak sharing tentang tunggangannya itu. Ia bahkan membawa GTR nya serta. Meminta Shikamaru untuk mengecek suspensi, kondisi rem, dan roda serta kemudinya. Ia banyak bertanya tentang itu. Hingga membuat Shikamaru sedikit jengkel menghadapinya.

Sasuke menghentikan pertanyaannya saat melihat tatapan tajam Shikamaru. Ia hanya bisa nyengir kuda. Kemudian, dia hanya duduk berdiam sambil mengamati Shikamaru dan mencoba mencari pengalihan kebosanan. Jujur ia bosan. Dan sepertinya hanya ponselnya lah tujuan satu-satunya. Hei! Wajar ia bosan. Ia telah disini sejak sepulang sekolah dan ini sudah pukul 21.00. Cukup lama, bukan?

Drttt, drrttttt!!!
Ponsel pintar milik Shikamaru yang ada di sebelah Sasuke bergetar. Diliriknya dan terdapat nama Yellow Flash di sana.

"Senpai, Yellow Flash memanggil!" panggilnya. Ah, tidak! Dia bukan memanggil, tetapi berteriak.

"Sebentar!" Shikamaru meyelesaikan sentuhan terakhirnya dan mengelap tangan penuh olinya. "Kau angkat dulu! Aku akan kesitu sebentar lagi," lanjutnya. Sasuke hanya mengangguk mendapat perintah darinya.

"Moshi-moshi," ucap Sasuke setelah menggeser tombol hijau.

Terdengar suara terisak di seberang. Ia bingung. Belum ada kata-kata dari sang penelpon dan Sasuke langsung men-speaker panggilan itu."Shi-kun. Ayah ... dia ... dia ...." Shikamaru yang mendengar suara itu langsung membulatkan matanya. Seketika dia berlari dan merebut ponsel itu dari tangan Sasuke.

"Katakan Naru. Di mana kau sekarang!" kata Shikamaru. Sasuke mengernyit. Apakah Naru si cewek kuning?

"Rumah Sakit Konoha. Ruang Peoni nomor 34." Clikk! Shikamaru mematikan ponsel begitu saja setelah mendengarnya.

"Ayo Sasuke, kita bergegas!" Dengan secepat kilat Sasuke diseret begitu saja oleh Shikamaru. Ia tak tau apa yang terjadi. Tapi sepertinya sesuatu itu adalah hal yang gawat. Jika tidak, tidak mungkin Shikamaru sampai tergopoh-gopoh seperti itu. Ia langsung meluncur begitu saja mengendarai mobil miliknya tanpa mengganti pakaian kotor yang ia kenakan untuk membengkel. Begitu pula Sasuke.

"Apa yang terjadi, Senpai?" Sasuke baru berani membuka suara saat mereka berada di dalam mobil.

"Terjadi sesuatu dengan ayah Naru. Dan dia sekarang di rumah sakit."

"Kenapa memang?"

"Aku tak tau. Kita akan tau lebih lengkapnya saat di sana."

Sasuke kicep. Sepertinya sekarang Shikamaru dalam mode serius dan tak bisa diganggu meski hanya untuk sekedar dimintai penjelasan. Dan akhirnya, yang bisa ia lakukan hanya duduk diam dan mengikuti langkah Shikamaru ketika telah sampai di rumah sakit.

Shikamaru yang melihat siluet naruto langsung menghampiri gadis yang terdiam di tempat duduk depan kamar rawat inap. "Naru kau tak apa?" tanyanya.

Naru mendongak. Wajahnya telah kusut akibat terlalu banyak menangis. Masih terlihat lelehan air mata di kedua pipinya. "Ayah ... ayahku .... Mereka datang lagi, Shi-kun. Aku harus bagaimana?"

"Bagaimana keadaan paman?"

"Dia sudah melewati masa kritisnya. Tapi belum sadar. Aku bingung sekarang."

"Percayalah paman akan baik-baik saja seperti sebelumnya. Kau sudah tau jika paman itu kuat, bukan?"

"Aku tau. Aku benar-benar tau. Tapi yang tidak kuketahui adalah apakah aku kuat? Tidak ... aku terlalu lemah saat ini." Naru menggeleng. Dia remat rambut panjangnya yang telah kusut di beberapa helai.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 24 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Uncover Season 1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang