part 2

3.5K 287 24
                                    

Tap!
Tap!
Tap!

Langkah Sasuke melambat, ia menghembus nafas kasar dan menatap langit biru diatasnya. Waktu terasa bergulir melambat. Oh, ayolah... ini masih pagi. Jam pelajaran pertama masih akan dimulai 30 menit lagi. Sejak kepindahan dirinya satu bulan lalu, dirinya belumlah punya teman dekat. Ia introvert. Ia susah sekali bergaul dan ia akui itu.

Disini Sasuke rambutnya lurus biasa pas kayak udh jadi bapaknya Sarada. Bukan pantt ayam yg mempesona. Jadi jangan mengharap akan membaca tentang si cewi-cewi treak2 heboh pas Sasu lewat ya.

Ia tak begitu menonjol, nilai akademisnya tidak terlalu tinggi. Hanya pas untuk jadi standart mininum pengambilan beasiswanya. Sasuke nekat mengambil beasiswa mengingat ia sekolah dengan biaya sendiri. Meski dengan itu ia harus mati-matian belajar. Mungkin faktor ini juga yang membuat ayahnya lebih menyayangi Itachi-adiknya-, yang selalu mendapat predikat jenius dan mengukir prestasi dimanapun ia berada.

Lama ia tatap halaman sekolah dihadapannya. Sekolah masih lenggang. Hanya ada beberapa siswa yg datang. Ia memang berjalan kaki menuju sekolahnya. Maklum, jarak antara apartmen dengan sekolah cukup dekat. Dengan berjalan kaki 10 menit saja sudah sampai. Lagipula ia tak ingin terlalu merepotkan dengan mencari apartmen yg jauh dari sekolahnya. Menurutnya, mengeluarkan uang sedikit lebih mahal tak apa asal ia bisa nyaman dan tak terlalu dikejar waktu akan jarak tempuh menuju sekolahnya. Masalah uang, hadiah dari kemenangannya di area balap menurutnya sudah cukup menjanjikan. Ia punya cukup banyak tabungan, dan mungkin nanti jika ada tawaran untuk bekerja part-time, ia tak akan menolak. Tak ada salahnya bukan? Ia bisa menggunakan alasan kerja part-time untuk menutupi aktivitas perkerjaan malamnya. Tentunya agar ia tidak mudah dicurigai sebagai seorang yang hidup sendiri namun kebutuhan terpenuhi.

Sasuke menapaki tangga yg menuju lantai 2 dimana kelasnya berada dengan lamban. Ia tak ingin terburu-buru, lagipula menikmati suasana lenggang seperti ini sangatlah nyaman dan jarang bisa dilakukan setiap hari. Ia edarkan seluruh pandangan nya ke pelosok kelas sepinya. Hanya ada seorang perempuan berambut kuning yang sedang piket menata kelas dan menghapus papan tulis. Ia ingat. Perempuan itu sama seperti dirinya. Introvert. Hanya memiliki seorang teman akrab yang duduk bersebelahan dengannya. Dan kalau tidak salah. Tempat duduknya ada di dua bangku depan tempat duduknya.

Fikirannya menerawang kembali pada waktu dirinya bertemu pengendara mobil Silvia itu. Karena dialah salah satu alasan dirinya berada disini. Ia ingin bertemu lagi.

Flashback..

Masih jelas di ingatannya. Saat ia yang tersesat akibat mencoba mengikuti pembalap jalanan idolanya, Yahiko-Yang saat itu tidak tau jika Sasuke mengikutinya-. Melajukan mobil yang dikendarainya diatas kecepatan rata-rata. Dan tentu saat itu Sasuke, yg baru lancar mengendarai mobil tertinggal jauh dibelakangnya. Lalu Sasuke melambatkan laju kendaraannya, menepi dan berhenti. Mencoba mencari titik atau sesuatu yang bisa menjadi petunjuk dimana ia saat ini. Sasuke benci mengakuinya. Tapi kali ini ia memang benar-benar telah tersesat dijalan kehidupan.(?) Ah bukan, tapi dijalan yang tak ia tau dimana ini.

Sasuke beringsut, ia buru-buru keluar setelah melihat siluet cahaya lampu mobil mendekat. Ia lambaikan tangan. Berharap sang pengemudi berhenti dan mau membantunya. Dan, great! Mobil yang ia ketahui berjenis Nissan Silvia itu menepi dan berhenti di belakang mobilnya. Sesosok manusia yg memakai jaket putih berhoodie dengan dua garis merah di bagian lengannya keluar. Hidung dan mulutnya tertutupi masker, rambutnya tertutup hoodie jacket hingga ia tak tau model dan warnanya. Dan yang ia tau ia hanya melihat iris biru yang terpantul akibat pencahayaan lampu mobil dan sedikit cahaya rembulan. Sosok yg misterius. Sasuke hanya bisa berharap dan berdoa jika orang ini tak punya niat jahat terhadapnya.

Uncover Season 1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang