Why?

79 11 0
                                    

Jam istirahat telah berakhir, semua murid segera masuk ke kelas masing masing. Begitu juga dengan Wang Yuan dan Zuer, Zuer sekelas dengan Junkai di kelas X 2 sedangkan Wang Yuan dan Yi Yang Qian Xi berada di kelas X 1.

"Zai jian, ingat nanti pulang ya." Ucap Wang Yuan, lalu Zuer pun membalas dengan senyuman manis di wajahnya lalu keduanya pun masuk ke kelas masing masing. Saat Zuer masuk ke kelasnya, Junkai sudah duduk dengan tenang di kursinya sendiri, Zuer langsung duduk di kursinya tanpa memperdulikan manusia disampingnya.

"Habis berpacaran nona?" Tanya Junkai dengan nada suara mengejek, Zuer menanggapi dengan santai.
"Tidak, karena status kami berdua belum sampai sana. Mungkin tidak akan lama lagi." Ucap Zuer lalu ia tampak memperlihatkan senyumannya, Junkai yang melihat itu merasa kesal. Dirinya sendiri tidak mengerti kenapa ia kesal seperti itu.
"Bagaimana kalau status itu tidak terjadi diantara kalian berdua tapi diantara kita berdua?" Tanya Junkai dengan pandangan matanya ke Zuer, sontak Zuer terkejut dengan ucapan Junkai. Zuer pun seketika gugup
"A-apa mak-maksudmu?" Ucap Zuer gagap, lalu Junkai pun tersenyum manisnya.
'Baru pertama kali ini aku melihat dirinya tersenyum seperti ini.' Ucap Zuer dalam hatinya
"Sudahlah fokus ke pelajaranmu saja." Ucap Junkai seraya mengusap kepala Zuer pelan, lalu Li Lao Shi pun masuk dengan pelajara yang ia bawa yaitu FISIKA. Hampir seluruh murid ingin mati rasanya jika sudah berhubungan dengan FISIKA ini apalagi gurunya. Namun Junkai dan Zuer malah santai bahkan mereka berdua sangat menyukai fisika, meski Junkai sering kali terlambat dan tidak mengikuti pelajaran di kelas tapi ia selalu menjadi juara kelas. Dan Zuer meski baru pertama kali sekolah ia pun sangat pandai dalam hal ini.
'Bahkan aku sudah mempelajari tentang semua pengetahuan sejenjang perkuliahan.' Ucap Zuer dalam hatinya, sering kali saaat pelajaran Zuer maupun Junkai saling bertukar kepandaian dalam menjawab soal yang diberikan Li Lao Shi. Mereka berdua sekarang tampak seperti sepasang kekasih padahal baru berkenalan kemarin. Tanpa mereka sadari ada sepasang mata yang diam diam memperhatikan mereka.
'Apakah mereka berpacaran?' -Zhang Zi Feng

Bel pulang berbunyi seluruh murid mulai merapikan buku buju mereka dan pamit pulang.
Sedangkan yang piket kelas akan tetap tinggal di dalam kelas, dan hari ini Zuer dan Junkai mendapat jadwal piket bersama.

"Junkai, kau tolong angkat kursi kursi itu biar ku sapu lantainya." Perintah Zuer dan dituruti oleh Junkai setelah sekitar Setengah jam, mereka berdua piket bersama bahkan Junkai melontarkan beberapa candaan agar suasana tidak diam saja. Akhirnya mereka selesai Zuer pun berdiri di luar kelas, Junkai menyusul niat hati ingin mengantar Zuer pulang bersama.

"Zuer ayo pulang denganku." Tawar Junkai dengan senyuman yang tak lepas dari wajahnya.
"Ee tapi, Junkai aku sudah...." ucapan Zuer terpotong karena ada yang memanggilnya,
"Zuer!" Panggil Wang Yuan yang berjalan menghampiri mereka. Seketika wajah Junkai berubah menjadi dingin dan datar
"Ee Kai ge (Ucap Wang Yuan menatap Junkai sekilas lalu ia melihat ke Zuer lagi), Zuer ayo pulang." Ajak Wang Yuan, lalu Zuer menatap ke arah Junkai sebentar Junkai juga menatap Zuer lalu Junkai pun beranjak dari tempatnya meninggalkan mereka berdua. Zuer merasa sedih dan bersalah entah apa yang dirasakannya ini. Tapi ia dengan cepat mengubah ekspresi nya menjadi ceria di hadapan Wang Yuan
"Ayo Yuan." Ajak Zuer, lalu keduanya pun jalan bersama. Yuan mengantar Zuer menggunakan motornya. Bahkan Yuan gombal kepada Zuer,
Sesampainya di rumah Zuer, Yuan langsung pamit pulang.
"Iya zai jian hati hati ya Yuan." Ucap Zuer
"Baiklah jangan merindukanku o." Gombal si Wang Yuan
"Siapa juga yang akan merindukan mu." Balas Zuer dengan nada mengejek.
Lalu Yuan pun tersenyum dan pergi dengan motornya,

Zuer langsung masuk ke rumahnya, ia melihat jiejienya sedang menonton TV.
"Jie aku pulang." Ucap Zuer saat memasuki rumah
"Eoh, kau sudah pulang. Ayo duduk sini dulu."
Ucap Li er ia menepuk nepuk kursi di sebelahnya agar Zuer duduk disana
"Bagaimana apakah ada perkembangan?" Tanya Li er tidak sabaran
"Hahaha jie kau ini antusias sekali." Canda Zuer
"Tentu saja ia kan tujuannya supaya kau terbebas dari kutukan itu." Balas Li er
"Baiklah, aku tidak tau kalau Wang Yuan itu sangat mudah diajak berinteraksi bahkan dia sendiri yang mendekati ku jie. Kurasa ia tertarik padaku." Jelas Zuer yang membuat Li er semakin senang
"Na kau harus tetap begini sampai suatu saat kau harus meminta pengorbanan nya." Ucap Li er
"Tentu saja, tapi aku heran jie." Ucap Zuer dengan wajah lesunya
"Heran kenapa?" Tanya Li er
"Tiba tiba saja si Wang kasar itu bersikap baik padaku bahkan ia berbeda sekali saat pertama kali aku bertemu dengannya." Jelas Zuer, yang tampaknya Li er sedang memikirkan sesuatu.
"Kurasa itu hal yang wajar. Ah aku lupa." Ucap Li er lalu ia berdiri dan mengambil sesuatu dari dalam laci,
"Apa itu jie?" Tanya Zuer saat melihat Li er menunjukkan sebuah benda persegi panjang dengan warna merah di bagian belakangnya.
"Ini adalah handphone, kau tau kan? Dengan ini kau bisa lebih dekat dengan Yuan atau siapapun. Dengan ini jie tidak usah bersusaUcap payah mencarimu." Jelas Li er
"Oo iya aku mengerti." Jawab Zuer lalu ia mengambil handphone itu dari tangan Li er,
"Aku naik dulu ya jie." Ucap Zuer lalu ia pun naik ke kamarnya.

In Your Eyes.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang