Gemercik air menampar wajah manisnya. Kota Surabaya yang bisa dibilang sedang panas-panasnya tidak menyurutkan niat siswa SMA Bintang untuk latihan berenang di kolam renang milik sekolah. Termasuk gadis itu, wajah dan pakaiannya basah. Tetapi rambut panjangnya hanya basah ujung bawahnya.
Bukannya berenang, ia malah diam di ujung kolam renang memandangi teman-temannya. Setelah dirasa tidak ada guru yang mengawasi, barulah dia berani naik dan duduk di tepi kolam renang. Gadis itu bermain air sesekali menyipratkan air tersebut ke arah teman-temannya. Tanpa ia ketahui, sepasang mata hitam pekat sedang memandanginya.
"Eh Vin, ternyata itu dia kalo dilihat-lihat manis banget ya," kata Alfa-lelaki yang sedari tadi memandanginya sambil setengah melamun. Wajahnya gadis itu tampak polos dan bahagia, sehingga terlihat menggemaskan di mata Alfa.
"Siapa? Alda?" tanya Davin sambil mengikuti arah pandang Alfa.
"Iya. Manis ya?" tanya Alfa lagi tanpa mengalihkan pandangan.
"Lo gak tau ya? Tuh anak kan udah punya cowok." Davin terlihat begitu santai saat mengatakannya. Ia bahkan tidak menyadari raut binar di wajah sahabatnya berubah menjadi masam.
"Siapa cowoknya Alda?" tanya Alfa dengan nada juteknya. Ironis! Disaat jatuh cinta pada pandangan pertama, ia malah dipusingkan dengan pengetahuan baru akan pacar Alda yang hidup.
"Gue denger-denger anak SMA lain. Namanya Farel kalo gak salah. Gue kira lo tahu, separuh kelas udah tau kali dia punya cowok. Keliatan banget dia suka chatting sambil senyum-senyum." Davin menjawab panjang yang masih tidak menyadari bahwa raut wajah Alfa sudah kusut sekusut-kusutnya.
Mendengar penuturan sahabatnya, ia hanya bisa diam. Ia tidak mungkin langsung mengatakan bahwa ia menyukai Alda karena akan membuat keadaan memburuk. Yang bisa Alfa lakukan hanya menjadi teman yang baik untuknya. Setidaknya untuk membuat Alda tau bahwa di dunia ini ada Alfa yang mengharapkan dirinya dalam diam.
Davin yang baru menyadari perubahan di wajah Alfa pun bertanya, "Hei Al, oh gue tau lo suka ya sama Alda? Sedih gak sih ngerasain cinta bertepuk sebelah tangan?" Kata Davin sambil tertawa terbahak-bahak. Mungkinia ingin menghibur Alfa, tapi kata-katanya yang lebih mirip hinaan itu sukses merubah raut jenaka Alfa menjadi seram.
"Kita di pinggir kolam doang? Gak renang?" tanya Davin memastikan.
"Serah lo. Mood gue ancur, mau balik kan sayang, uang spp gue perbulan juga buat ini kolam." Jawab Alfa ketus.
---
"Da, nyadar gak sih? Alfa liatin lo terus dari tadi?" tanya Shana yang sudah memperhatikan gerak gerik Alfa dan Davin sedari tadi yang bukannya turun ke kolam malah ngobrol di pinggir kolam.
"Emang iya, Shan? Udah ah biarin aja," jawab Alda cuek. Bukannya memberi respon positif, ia malah terlihat tidak peduli akan hal itu. Bukannya sombong, ada hati yang harus ia jaga. Ia juga tipe cewek yang tidak mudah jatuh hati kepada orang yang baru sekalipun terlihat lebih menarik.
Aldara Farishya, cewek ceria meski terlihat jutek, yang ia sendiri tidak tau ia punya bakat apa karena ia sendiri menyadari dirinya tidak bisa apa-apa. Rasanya ia sudah cukup beruntung berpacaran dengan Diafarel Abimana yang merupakan waketos sekolahnya sekaligus ketua organisasi pramuka yang terkenal meski mereka tidak satu sekolah. Dan mulai dari titik ini, cinta seorang Alfaridzi Mahatma diperjuangkan.
Alfa dan Alda berada di 1 ruang kelas yang sama, tapi tidak dalam 1 ruang hati yang sama.
Aldara Farishya
Alfaridzi Mahatma
Diafarel Abimana
Jangan lupa tinggalkan voment. This is my first story. Semoga kalian suka.
Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
My Best Restorer
Teen FictionKetika seseorang mampu meruntuhkan benteng pertahananmu, membangun kembali puing hati yang patah bersama, dan mewujudkan segala ekspetasi bahagiamu tanpa perlu kau beritahu. Ia penyembuh luka terbaik. Kisah yang akan berakhir bahagia jika penyembuhm...