05. Sebuah Video

24 10 9
                                    

Tunjukkan kesalahanku! Aku tidak akan menyangkal. Aku bukan perempuan yang mendewakan kebenaran, hanya mengakui kesalahan dan belajar memperbaikinya.

---

Dari yang Alfa perhatikan, Alda sedikit berbeda dengan sebelumnya setelah insiden Alda nangis bombay sambil jalan kaki sepulang dari cafe. Alfa juga penasaran apa yang terjadi dengan Alda tempo hari. "Mau nanya tapi gue ini siapa? Gue bukan penyiar acara gosip. Gak tanya kepo," gerutunya sangat pelan hampir seperti bisikan.

"Ngapain lo?" tanya Nana sambil menggeser tangan Alfa yang ia gunakan untuk menopang dagu.

"Lo yang ngapain disini? Lo mata-matain gue ya? Gak mungkin lo iseng lewat padahal meja gue paling belakang." Alfa yang aktivitasnya terganggu pun mengomeli Nana dalam sekali nafas.

"Gue ambil sapu, Al. Lagian siapa lo pake acara gue mata-matain segala? Atau mau sapu ini mendarat di punggung lo? Mau lo? Mau?" balas Nana sewot.

Suasana hati Alda sedang tidak baik, ditambah kedua temannya yang bertengkar di meja paling belakang. Meskipun meja Alda terletak paling depan, ia masih mendengar karena suara mereka sudah seperti dua toa yang ribut. Hancur sudah hati dan pagi Alda.

"Kalian berdua ngapain sih?" teriaknya kecil sambil berbalik ke belakang menginterupsi keduanya. Meskipun terdengar tenang, tapi mampu menghentikan keributan mereka.

"Temen kamu nih, Da"

"Temen lo nih-eh Alfa kok manggil Alda pakek 'kamu' gitu?" ucapan Nana terpotong saat menyadari Alfa memanggil Alda dengan sebutan 'kamu'.

"Masalah buat lo, otak kerang?" olok Alfa sambil menirukan panggilan lucu dari kartun favoritnya.

"Eh udah dong kok malah lanjut sih?" Alda yang tidak mau mood-nya semakin buruk itu pun melerai keduanya, "Nana, lo piket aja! Dan Alfa, lo kesini ada yang perlu gue omongin."

Nana yang awalnya mengerucutkan bibir akhirnya menuruti dan mulai melaksanakan piket. Sedangkan Alfa yang merasa dirinya terpanggil itu pun segera bangkit dari kursi dan berjalan ke meja Alda.

"Ada yang bisa dibantu, Aldara?" tanya Alfa sambil tersenyum dan menatap mata hitam milik Alda. Ia menatap Alda sambil menunduk karena ia sendang berdiri di depan meja Alda.

Merasa ditatap sebegitu intens oleh Alfa, membuat Alda sedikit menunduk untuk menyembunyikan rona merah pada pipinya.

"Eh lucu banget! Pingin cubit tau gak?" Alfa yang pada dasarnya entah otaknya dimana pun langsung nyeplos apa yang ada di fikirannya.

Alda yang mendengar itu langsung speechless dan menatap laki-laki itu dengan tatapan yang sulit diartikan.


Alfa yang tak enak hati pun berucap, "Eh, aku gak maksud maafin ya. Duh mulut gue susah filternya." Alfa menepuk bibirnya ringan setelah mengucapkan hal itu.

Alda yang melihat kepanikan Alfa pun tertawa ringan. Ia jadi bingung dan bertanya, "Kok ketawa?"

"Abis muka lo panik banget ngapain coba?" tanya Alda sambil tertawa ringan.

"By the way, lo masih panggil gue pake aku-kamu?" tanya Alda yang sebenarnya menyimpang dari hal yang akan ia bicarakan.

My Best RestorerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang