Imperfect #1

24 2 0
                                    

⭐__Imperfect__⭐

Yah disinilah Gavin, di depan gerbang SMA 24, sekolah yang akan membimbingnya selama tiga tahun.

Tidak seperti siswa lain yang tampak semangat sekaligus tegang karena ini adalah hari pertama mereka di SMA, Gavin justru merasa sangat malas bahkan ia sangat heran, kenapa bisa bisanya kebiasaan membuly junior di jadikan sebagai kebiasaan hampir di seluruh sekolah di indonesian?.

Memikirkan itu membuat Gavin semakin malas, bahkan sekarang ia sama sekali tidak membawa perlengkapan untuk MOS, satu satunya yang ia bawa hanyalah papan nama, itupun hanya diisi dengan nama, tidak ada alamat asal sekolah dan lain lain, namun itulah Gavin selalu saja bersikap cuek, dan sekarang dengan santainya ia melangkah masuk kedalam sekolah dan langsung menerima tatapan tajam dari para panitia MOS.

"Woi, elo yang nggak bawa atribut MOS, berhenti."

Gavin tau teriakan yang luar biasa nyaring tersebut merupakan panggilan untuknya, tapi yahh itulah Gavin, cuek.

Sementara di belakang Nabila dengan susah payah menyusul langkah Gavin sambil terus saja ngomel panjang kali lebar kuadrat. "Budeg banget sih itu cowok, temennya haji bolot kali ya?, kurang kenceng apa coba suara gue, udah kaya toa gini gak denger juga, emang dasar orang budeg, awas aja lo ntar." 

"Eh, anak yang cuma bawa papan nama, bisa berhenti nggak sih?, gue capek ni ngejar elo."

Karena Gavin berasa kasihan melihat seniornya itu kelelahan, akhirnya ia pun berhenti. "Perasaan gue nggak lari deh, kok elo segitunya ngejar gue sampe ngos ngosan?."

"Ya iyalah pe'a, lo kan tinggi jadi jalannya cepet." balas Nabila sambil menunduk untuk mengatur nafasnya, dan saat mengangkat wajahnya untuk melihat wajah orang yang ia kejar, ekspresi wajahnya langsung berubah.

"Wat de pak, nikmat tuhan mana lagi yang kau dustakan?." batin Nabila berkata, itulah Nabila si cerewet yang akan langsung takluk saat melihat tampang seseorang seperti Gavin.

"Apa?." ucap Gavin merasa risih di tatap oleh Nabila.

"Ekhem..  Itu elo kok gant- , maksud gue elo kok nggak bawa atribut, ini lagi papan nama kok isinya cuman nama? Alamat nya mana? Asal sekolah nya mana?."

Satu hal yang Gavin tangkap kalau seniornya yang satu ini, ce-re-wet. "Kan di suruh bawa papan nama, bukan ktp, kalo ktp gue belum punya."

"Iya emang di suruh bawa papan nama, di papan nama itu ada nama, alamat, umur, asal sekolah pokoknya yang buat lo itu di kenal." jelas Nabila, kali ini lumayan singkat. Sementara Gavin hanya ber'ohh'ria.

"Oh, doang? Elo nggak pernah ikut acara MOS?."

"Pernah, cuman pas smp juga gue bawanya yang begini doang." sekarang giliran Nabila yang ber'ohh'ria.

"Pantasan, ternyata udah dari smp geblek nya, untung tampang nya memadai, kalo nggak udah gue tendang dari tadi." ucap batin Nabila.

"Yaudah sekarang lo ikut gue, ke lapangan." ajak Nabila

"Nggak mau."

"Eh elo tuh udah nggak bawa atribut buat MOS, mau lari dari panitia panitia MOS, dan sekarang lo nggak mau ke lapangan?, ntar kalo ketua osis tau yang repot itu ya elo juga, ngerti nggak sih, ya ampun, untung ganteng lo." ngomel Nabila panjang kali lebar kuadrat, lagi.

Saat sadar akan kalimat terakhirnya Nabila mengutuk mulutnya sendiri yang sudah kelepasan mengakui tampang Gavin secara terang terangan.

"Cerewet banget lo, sumpah." balas gavin dan langsung melangkah ke lapangan, karena tidak ingin mendapat ceramah dari Nabila lagi.

Seakan tidak perduli dengan image seorang senior, Nabila kini sedang meloncat loncat kesal  sambil berteriak tidak karuan di tengah kerumunan siswa lain hanya karena satu hal. "Gue lupa baca namanya njir, lepas deh satu cogan sekolah."

_______________

An: hohoho aem kambek gaeeees, we terlambat apdet ya.

We mau cerita gaes, nggak ada yang dengerin, nggak papa dah. Jadi gini gaes we nggak tau kenapa jadi semangat nulis ini cerita, meskipun nggak ada yang baca sih. Itu karena we baca work nya kak @asyifashi yang CHPA di situ we sadar kalo yang terpenting saat menulis di wattpad itu bukan  saat pengikut lo banyak atau apa tapi saat tulisan kita itu bisa bermanfaat bagi orang lain, bukan cuma buat orang lain sih tapi tentunya untuk diri kita sendiri dan kalo nggak ada yang baca juga nggak papa tetap cintai karya kita maka kita akan punya pembaca yang paling setia, siapa itu? Ya kita sendiri. Cia we kok jadi bijak bijak minta di tabok ya.

Yaudah ini author note juga udah kepanjangan cuma mau bilang itu doang bye.

Dari author yang tiba tiba jadi alay, hehe 😜

👇👇

ImperfectTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang