"This is typical of love."
- Shawn Mendes, Imagination -⭐__Imperfect__⭐
"And any girl like you deserve a gentleman takdocv sksghlsk jskbhabkjs jssvfk skiaqj with me instead."
"Nggak usah nyanyi deh Yan suara lo jeleknya naudzubilla, mana lirik nggak jelas lagi." protes Aldo yang sudah jengah dengan keadaan nya, bayangkan saja sudah lari keliling lapangan dua puluh kali, sekarang harus hormat bendera sampai istirahat ke dua, di tambah matahari siang yang bukan main panasnya dan terakhir, suara nyanyian Brian yang mampu membuat orang di radius dua puluh meter muntah muntah saking fals-nya. Mampus nggak tu?
"Terserah gue lah, mulut gue juga bukan mulut lo. Lagian itu lirik udah bener, lo nya aja yang nggak bisa bahasa inggris." balas Brian cepat.
"Sumpe lu, ntar kalo ada fans nya Shawn Mendes lewat, bisa kena gibeng lu."
"Ya elah--"
"Berisik, nggak capek apa?." potong Gavin lelah dengan perdebatan dua sahabatnya itu.
"Tuh Yan gara gara elo ni si Gavin jadi marah kan." protes Aldo
"Iya deh gue lagi yang salah, orang ganteng mah bisa apa?, eh itu kakak kelas perasaan dari tadi di situ mulu kagak kepanasan ya?." tunjuk Brian pada seorang cewek yang dari tadi hanya berdiri di tengah lapangan dengan sebotol air mineral di tangan nya.
"Iya, kayaknya dia ngeliatin kita deh, apa jangan jangan itu kakak kelas naksir kita ya?." balas Aldo ke pedean.
"Enggak deng, dia nggak liatin kita, dia liatin Gavin doang, pede banget lo." ucap Brian sambil menatap balik Aldo yang sedang menatapnya tajam.
"Woi Gavin diam diam bae, itu kakak kelas liatin lo dari tadi tau, kayaknya kepanasan tuh dari tadi berdiri di sana, samperin gih." ucap Brian yang dari tadi tidak bisa diam.
Gavin menoleh ke arah kakak kelas itu berdiri, saat melihat orang yang di maksud Brian, Gavin langsung kembali menghadap ke depan tiang bendera. "Ya elah ngapain lagi deh itu kakak kelas ke sini, mana berdiri nya di tengah lapangan lagi, emang nggak panas?." rutuk batin Gavin.
"Samperin Vin, dia mau ngomong sama elo kali?." ucap Aldo.
"Kita kan lagi di hukum, mana bisa pergi seenaknya." jawab Gavin enteng.
"Kalo kakak kelasnya pingsan lo mau tanggung jawab?, itu cewek lo Vin, kalo kakak elo mah nggak papa dia mah mandi di lumpur lapindo juga nggak bakal lecet, lah itu kakak kelas yang kecil, pendek gitu, lu kagak kasian?." tambah Brian yang tau dengan sifan Gavin yang akan sensitif dengan hal seperti ini.
Karena tidak tahan dengan ocehan sahabatnya, Gavin pun memilih untuk menghampiri kakak kelas yang sudah ia temui dua kali, dan selalu saja membuatnya terkena hukuman.
"Ngapain lo?." bentak Gavin pada kakak kelasnya, yaitu Nabila.
"Gue mau minta maaf, kalo tadi gue nggak iseng, mungkin lo nggak bakal kena hukum." jelas Bila dengan kepala tertunduk.
KAMU SEDANG MEMBACA
Imperfect
Teen Fiction"Bisa nggak sih gue yang nggak sempurna ini berharap buat sekedar jalan sama lo?" "Not in a milion years." "Oh, ya udah." "But i did not say never." "Ha.??" _________________________ Semua orang pikir cowok dingin adalah seorang yang sempurna. Tapi...