"Ibu Arletta, apakah putri Ibu ini sudah diberi nama? Kami akan mengirimkan datanya untuk dibuatkan segera akte kelahirannya," tanya seorang suster dengan sangat ramah.
Semua orang menatap Arletta, ikut penasaran dengan nama sang bayi. Arletta menatap Elang, suaminya itu mengangguk.
"Princessa Vanessa," jawab Arletta akhirnya.
"Beautifull name, apa artinya sayang?" Tanya Mama, artinya beliau setuju dengan nama itu.
"Seorang putri dan kupu-kupu," beritahu Arletta.
"Cantik," Mami ikut mengangguk setuju.
Kupu-kupu sejatinya hanya akan hinggap di bunga, bukan bangkai. Kupu-kupu akan terbang, seperti mimpi yang akan kita gapai. Tak ada satu orang pun yang menyangkal, bahwa kupu-kupu itu semuanya cantik dan semua orang pasti menyukainya, itulah makna dari nama Vanessa yang diberikan Arletta pada putrinya.
"Amazing," Karel sampai terpukau dengan penjelasan dari makna tersebut. Semua orang juga.
"Nama yang sangat cantik. Apakah tidak ada nama belakang keluarga?" Tanya suster itu lagi.
Arletta menggeleng, "dia akan menemukan identitasnya sendiri nanti."
Semua orang bangga dengan keputusan Arletta untuk tidak memakai nama Elang di belakang nama putrinya. Karena seorang putri, ketika dia menikah nanti nama belakangnya akan diambil dari nama suaminya, bukan ayahnya.
"Baiklah, saya akan segera kirimkan semua catatan kelahiran Princessa Vanessa begitu selesai dicetak di catatan sipil," suster itu segera undur diri.
Hari ini, Arletta diperbolehkan untuk pulang. Kondisinya sudah sangat membaik. Tanpa adanya jahitan, dia bisa bergerak dengan bebas.
"Hay Vanessa," Arletta mencium pipi Arletta dengan gemas. Bayi mungil itu sedang tertidur lelap di pelukannya.
"Elang, apa kamu juga ikut merencanakan nama yang cantik itu untuk Vanessa?" Tanya Mama.
"Elang yang minta nama awalnya Princessa, Ma. Soalnya dia ngerasa Vanessa diperlakukan kayak putri aja oleh kalian semua," Arletta yang menjawab.
"Dan hilangnya nama Altar di belakang namanya itu..."
"Itu ide kami berdua, Pa," kali ini Elang yang menyahuti pertanyaan dari Papa itu. "Maaf Pa, kami bukannya nggak menghargai nama keluarga. Tapi kami punya pemikiran sendiri yang..."
"Is okey, Lang. Kami mengerti," Mama langsung memotong. "Kalian berhak memiliki pemiran yang terbaik untuk Putri kalian. Dan selama itu tujuannya baik, kami semua pasti akan mendukung."
"Ehm, tapi ada yang lebih penting," Mami langsung menyela. Semua menatap Mami. "Untuk sementara kalian akan tinggal di rumah Mami atau orangtua kamu, Lang?"
Elang dan Arletta saling pandang. Ini sebuah dilema besar. Satu sisi, orangtua Arletta pasti sangat ingin anak perempuannya tinggal bersamanya. Dan di sisi lain, orangtua Elang pun menginginkan keputusan yang sama. Keduanya sama-sama berharap.
Arlettan menghela nafas. Mungkin keputilusannya ini akan mengecewakan banyak orang. Tapi sekaligus adil untuk semua orang juga. "Kami akan tinggal di rumah kami sendiri," kata Arletta mantap. Elang bahkan nggak tau soal itu dan dia menatap Arletta cukup terkejut.
"Sayang, kamu masih belum kuat untuk mengurus Vanessa sendirian. Tunggu sampai empat puluh hari," Mami langsung protes.
"Mami sama Mama kan bisa sekali-sekali dateng buat bantuin Arletta. Lagian kan rumah kita nggak jauh. Rumah Arletta ada di tengah-tengah kalian. Nggak ada masalah kan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Tentang Rasa 3 #Seri 3 (Completed)
RomansaTERSEDIA DI GOOGLE PLAYSTORE DAN DAPAT DIBELI LANGSUNG DI PENULIS. (Warning: 17++ with sex) Elang dan Arletta ingin membuktikan pada dunia, bahwa pendapat orang tentang "Hubungan Yang Hambar Setelah Memiliki Anak" Itu salah besar. Mereka ingin tunju...