Ch.04 - who?

57 9 0
                                    

Aku menutup mata,
Seolah menerima kenyataan buruk ini..
Tiba-tiba..
.

..

.
"Idiot, kau pasrah dengan keadaanmu saat ini? Menyedihkan~"

         === Chat.04 - Who? ===

Aku hanya terdiam.
Karena rasa sakit, kaget, shock, nyeri semuanya bersatu menjadi satu.. membuatku bungkam serta terkulai tak berdaya.

Aku tersadar dan melihat sekeliling. Kemudian aku melihatnya dia di sana..
Sedang menyalakan sebuah pelita yang ada di dalam celah dinding ini.
Aku bahkan tak tau mengapa ada sebuah pelita di tempat ini.

Tanpa sadar dia sudah berbalik melihatku dengan tatapan dingin, bisa kubilang 'kurang bersahabat'. Mungkin dia kesal atas melihat kepasrahan diriku tadi..

"Kau sudah bangun, putri tidur?"
Ucapnya dengan sedikit menyindir.

Aku berusaha bangkit dari posisiku,
"Iya, tapi ini di mana? Di dalam perut
Janitor atau Leeches?"
Tanyaku dengan polosnya.
Dengan tatapan malas ia melihatku.

"Bersyukurlah tempat ini bukan seperti ucapanmu, bisa kubilang.. kau nyaris berada di sana"
Ucapnya ngambil satu tusuk daging yang dia bakar di dekat pelita itu. Dan mengarahkannya padaku.
Aku melihatnya heran..

"Kenapa hanya kau pandangi? Ini bukan lukisan, ini makanan. Aku membuatnya karena sedari tadi aku mendengar konser musik yang memekakkan telinga ku.."
Dia memberikanku daging bakar itu. Memang dari tadi aku sudah kelaparan, aku bahkan tak ingat kapan aku terakhir kali makan..

Aku memakan daging bakar pemberiannya, ini sungguh enak!
Sejenak kegiatan makanku terhenti.
Aku harus melanjutkan tugasku!
Tugas yang mungkin saja dapat menyelamatkan banyak orang, Seperti anak-anak yang ada di sini.
Mereka yang digunakan sebagai bahan utama masakan mereka.

"Ada apa lagi denganmu? sekarang mororikmu rusak hingga tak mampu memasukkan makanan itu kedalam mulutmu?!"
Ucapnya tiba-tiba, dengan nada kesalnya dan tiga bumerang yang muncul di keningnya.

"A-ahh, iya akan kumakan sekarang.."
Sambil melanjutkan memakan daging bakar yang ia berikan, aku membuka peta itu lagi. Sudah aku akui dari awal bahwa.. Hmph.. itu.. :'3
Tulisan tangan ini cukup membuat mataku nyaris keluar dari tempat asalnya. Ada beberapa bagian yang tak bisa aku baca..

Apa kalian bertanya bagaimana aku bisa terus berjalan dengan menggunakan peta ngga jelas pemberian Yora ini..?
Kita sebagai manusia di beri kelebihan yang di sebut dengan insting, jadi aku menggunakan kelebihan itu..

"Kau bisa mati tersedak dengan makananmu jika kau tidak fokus pada hal awal yang kau lakukan.."
Dengan nada yang sama ia mengingatkan aku. Ternyata, walau dia ketus, ternyata dia cukup peduli padaku.

"Iya, aku akan berkonsentrasi untuk makan tuan cerewet!"
Jawabku sembari menekan kalimat terakhirku untuk nya.
Namun ia tidak merespon apapun, tapi aku yakin dia pasti mendengar apa yang kukatakan padanya.

"Kau di sini.. karena ingin membantu Yora dan The Runner bukan?"

Kegiatanku berhenti lagi setelah mendengar nama Yora dan dia juga mengenal The Runner?
Apa dia teman seangkatannya..?

"Kau itu.. siapa?"
Tanyaku melihat kearahnya.

"Apa pedulimu?"
Jawabnya dengan menatapku sekilas.

"Aku hanya ingin memastikan.."
Sahutku tanpa melepas pandanganku.

"Hmph.. baiklah, namaku Ariel. The Runner dari kelompok Aria"
Jelasnya singkat dengan ku.

Kelompok..?
Di dalam sini pun ada sistem kelompok.. '-')a hmph..
"Kkkkrrrryyyuuuukkk..~"
Hadeeehh, perutku masih lapar..
Aku ingin meminta makanan itu lagi, tapi ..

Tanpa aba-aba dia menyuguhkan daging bakar yang masih ada di sana..
"Ini.. makanlah. Julukanmu.. memang cocok dengan personal dirimu. Gampang lapar.. hehe"
Ucapnya dengan sedikit tertawa.

Dengan wajah kesal aku mengambil makanan itu,
"Hei jangan menertawakanku! Ini bukan hal yang lucu.. bukan keinginanku untuk jadi begini.."

"Tenanglah, aku berkata seperti itu bukan untuk mengejekmu.. "
Sembari memegang kepalaku.

"Kemarikan petamu itu.. aku akan memberimu satu petunjuk. Mana tau satu jalan yang ada di petamu sudah pernah aku lalui.."

Kenapa dia jadi baik padaku?
Apa semua yang dia lakukan ini ada maksud tertentu? Apa yang dia inginkan..

"Apa yang kau inginkan..?"
Ujarku curiga.

"Aku hanya ingin membantu mereka, itulah keinginanku. Dan aku tidak ingin ada korban lebih banyak lagi, termasuk kau!"
Jawabnya tegas.

Tanpa aba-aba, tanganku memberi peta itu. Dia melihatnya dengan sangat teliti.. Kemudian,
Dia mendekatiku lalu menunjukkan satu destinasi.

"Tempat ini sudah aku datangi beberapa hari lalu.. namun, aku tak bisa masuk untuk memeriksa kedalamnya.."

"Kenapa?"

"Di depan pintunya ada semacam teka-teki yang tak bisa ku jawab. Mungkin di sana ada sebuah jalan atau kunci untuk membuka pintu lain."

Bukan hanya monster namun teka-teki juga..
Merepotkan sekali.. tempat ini.. benar-benar tidak memberi izin lewat pada siapapun yang kabur dari nasib buruk mereka di sini.

"Baiklah, aku akan kesana. Mana tau aku bisa memecahkan teka-teki itu.. terima kasih atas kebaikannya. Padahal sebelumnya kau dingin sekali"
Sahutku jujur padanya.

"Diamlah, dan pergi sekarang. The Janitor sedang tidak berada di sekitar sini lagi saat ini. Ingat pesanku ini.."
Tegasnya menatapku dengan lekat.

"Perhatikan jam yang kau miliki, setiap monster yang ada di sini memiliki waktu untuk melakukan pekerjaan mereka. Kau juga bisa melewati mereka di saat mereka sedang sibuk dengan pekerjaannya.."
Ocehnya panjang lebar.

"Satu hal lagi, jangan mati sia-sia.
Dan jika kau bertemu the runner sampaikan salam ku padanya."
Dia melambaikan tangannya padaku kemudian meninggalkanku sendirian di sini.

Dia berkata bahwa tempat itu ..
Terkunci dengan semacam teka-teki, aku harus bisa membukanya agar aku bisa melihat apa yang ada di dalamnya..

Semoga saja aku beruntung..
Taruhannya kali ini adalah diriku sendiri, jika terlewat maka aku akan tamat!

          === Chat.04 - Who? End===

The Little Nightmare!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang