_*Seven POV.*_
Kejadian kemarin cukup mencairkan suasana. Setidaknya sakit kepalaku dapat sedikit berkurang karena aku dapat tertawa lepas saat itu. Kehadiran anak baru itu memberikan kesan baru di kelompokku yang sudah terkesan monoton. Kalian sudah pasti tau siapa dia. Yap, dia adalah six. Seorang gadis dengan mantel berwarna kuning miliknya. Wajahnya lebih sering tertutup oleh hoodie mantelnya yang berukuran sedikit lebih besar. Satu kesan pertamaku saat melihat iris green emerald dirinya.. '-')>
Sepi..
Aku ingin mengubah arti dari tatapan matanya itu. Aku tidak ingin salah satu anggota kelompokku merasa sedih. Suatu saat nanti aku mengubahnya. Tapi untuk saat ini aku harus membuat rencana baru yang akan kami operasikan besok. Hal ini yang membuatku sakit kepala. Tapi, menyerah sekarang sama saja aku membunuh harapan mereka.
"Aishh.. k-kepalaku.."
gumamku nyaris tak terdengar. Aku merasa sedikit beruntung karena sudah membuat satu privasi yang tidak sembarang bisa di masuki kecuali tanpa izin dariku.'tok! tok!'
Suara ketukan pintu sedikit membuyarkan rasa sakit kepalaku."Ya..? Siapa?" Sahutku dari dalam.
"Mike. Boleh aku masuk..?"
Ternyata dia. Hah.. kupikir siapa.
"Masuk saja." Ujarku mengizinkan dia masuk."Ada apa? Jarang sekali kau datang kemari.."
"Aku hanya menyampaikan laporan dari mereka yang baru kembali.." ujarnya sembari memberikan sebuah minuman yang hangat padaku beserta laporan dari mereka yang baru kembali."Itu dari Grace, Dia khawatir padamu. Karena kau tak berhenti barang sejenak untuk dirimu sendiri.." ucapnya.
Aku menerima minuman hangat itu dan meminumnya seteguk.
'Enak!' pekik batinku.
" Aku.. aku tau. Akan ku usahakan untuk dapat beristirahat^^. Tolong, sampaikan terima kasihku pada Grace."Dia hanya menghela nafas kemudian sedikit tersenyum padaku.
"Setidaknya, kali ini jangan terlalu memaksakan dirimu. Dirimu juga punya batas limit nya. kalau kau tumbang, kapal kita akan kehilangan nakhoda." Pesannya.==== Seven POV. Off ====
Aku berbicara dengan orang-orang baru yang ada di sini. Lebih tepatnya yang belum pernah terlihat olehku. Cukup ramai, mereka baru saja kembali dan ikut bergabung menghangatkan diri di dekat sebuah lilin yang menyala.
"Yora, dia anak baru itu kah?"
Tanya seseorang dengan kulit yang cukup gelap dengan rambut yang dikepang hingga terlihat kulit kepalanya. Yora hanya mengangguk untuk menjawab pertanyaan dari orang itu. Orang itu memperhatikan aku dengan seksama, dari atas ke bawah."Perkenalkan namaku Josh, Joshua Guggenheim. Salam kenal. "
Ujar sembari mengulurkan tangannya padaku. Dan tentu saja aku sambut dengan hangat."Namaku six, tapi para the nomes memanggilku 'the hunger' .. Sedikit menyebalkan sih, tapi sekarang aku sudah terbiasa mendengarnya. "
Jawabku dengan senyum tipis."Kau pernah bertarung?"
Tanyanya sambil memberikanku setusuk sate."Bertarung tidak, nyaris mati iya. Kalau aku tidak di selamatkan oleh dia.. dan .. " ujarku menjelaskan sembari menunjuk ke arah tenda tempat seven beristirahat.
.. Ariel." Ucapku padanya.Harus aku akui mereka adalah pemimpin yang hebat.
"Ariel? Sungguh?!" Ucapnya dengan sumringah.
"Iya, dia berkata untuk menyampaikan salamnya pada seven dan kalian.. tapi, aku malah lupa.. ""Ahh, syukurlah dia masih hidup.."
"Kau mengenalnya?" Dengan penasaran.
"Dahulu kami tinggal di panti asuhan yang sama. Bisa dibilang dia kakak ku disana.. mungkin sampai sekarang. "
Hmph, penculikan?
Bahkan anak-anak yang tinggal di panti asuhan juga bisa terjebak disini.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Little Nightmare!
FanfictionAku ngga tau apa yang terjadi saat ini. Ketika aku terbangun ruangan ini sangat gelap, ditambah lagi dengan keberadaanku didalam sebuah jeruji besi dengan kunci yang sudah rusak. Apa yang sebenarnya terjadi?! Aku harus mencari tau! (Edit sampul baru...