"Hanya satu dan itu adalah Kamu"

14 2 0
                                    


Apakah kalian percaya dengan adanya cinta sejati? Cinta yang konon katanya akan meluluhkan hati dan kenangan yang tak terlupakan selama hubungan berlangsung. Akan tetapi, apakah wanita yang sudah mencintaiku selama setahun ini menjadi cinta sejatiku? Namanya adalah Yui dan aku adalah Daniel orang dengan pendirian egois yang mencintai wanita, yang tidak sedikitpun mencintaiku.

Malam ini, aku memandangi bingkai merah berdarah di dinding kamarku. Aku terhanyut dalam gambar tersebut dan seakan darah itu keluar dari pembatas bingkainya. Selama ini aku memikirkan tentang seorang wanita berparas cantik yang menyerupai seorang gadis Korea bernama Sandra. Aku menyukainya dalam bayang-bayang selama sebulan, tanpa berani untuk menyapanya di sekolah.

Pandangan pertamaku jatuh pada sinar indah matanya, yang menjadi alasan hatiku untuk mengatakan aku "suka" padanya. Setiap harinya aku berjalan menuju lorong panjang sekolahku dan melewati kelasnya yang berada di ujung lorong sebelum kelasku, lebih tepatnya kelas 2-7. Melewati kelasnya, aku tidak mau menyiakan momen tersebut. Dengan waktu yang begitu singkat, aku dapat melihat lebat rambut panjangnya yang terikat dengan ikat rambut berwarna merah mudah cerah.

Sandra menjadi nomor satu alasanku untuk pergi sekolah, setelah alasanku pergi ke sekolah untuk belajar dan terlelap tidur di bangku kesayanganku di pojok belakang kanan kelas. Ya, aku siswa yang tidak terlalu suka duduk di depan, tapi aku masih mementingkan nilaiku agar tetap stabil di atas standar penilaian guru.

Pada saat jam istirahat, aku duduk dengan beberapa teman kelasku di emperan kelas. Sekali-kali aku melirik kanan kelasku dan berharap hidung mancung manisnya terlihat dari tempat yang sedang aku tempati. Seketika Sandra keluar dari kelasnya, melirik ke arahku tanpa senyum dari bibir tipisnya dan membuang pandangannya ke arah lain. Rasa sakit yang tak bisa diungkapkan dengan hatiku.

"Wajar sih kalau gak disenyumin, dia aja gak kenal sama aku" Kataku dalam hati, sambil menarik napas panjang

Dari situlah, aku akan mencoba menghilangkan rasa pengecutku selama sebulan ini dan menumbuhkan kepercayaan untuk bisa berkenalan dengannya. Sepulang sekolah aku menunggunya di depan kelasku, berpikir tentang apa yang akan terjadi nantinya dalam imajinasiku. Tiba-tiba wanita yang kutunggu telah keluar dengan menggendong tas coklat di punggungnya. Aku pun berjalan cepat dan sudah berada tepat di sampingnya.

"Hai, Sandra" Ujarku
"Hai" Dengan wajah datar tanpa mempedulikanku

"Aku Daniel, dari kelas 2-8"
"Terus?"
"Gak ada apa-apa sih, aku cuma mau kenalan aja. Boleh minta kontak kamu?"
"Maaf, aku gak mau kasih, karena aku belum kenal sama kamu"

Aku pun menghentingkan langkahku dan membiarkan langkahnya pergi menjauh dari tubuhku yang sudah mati rasa dengan perkataannya tadi. Selang beberapa detik, aku mencoba kembali untuk melangkahkan kakiku dan mengarahkan mataku ke depan. Pada saat aku mengarahkan mataku, aku tertuju pada seorang wanita yang sedang melirik hangat kepadaku. Segera ia pun, mengalihkan pandangannya ke arah lain setelah aku melihatnya. Ya aku kenal dia, wanita bernama Yui dari kelas 2-5, tapi aku jarang melihatnya di sekitar sekolah.

Sesampainya di rumah aku mencari sesuatu tentang Sandra dari salah satu kontak teman kelasnya yang aku miliki. Aku hanya ingin memastikan, apakah aku harus bertahan dengan perasaan ini atau aku harus melepaskannya?

"Angel?"
"Ya?
"Kamu teman akrabnya Sandra kan? Aku boleh nanya sesuatu tentang dia gak?"
"Bisa dibilang begitu. Kenapa nanya Sandra? Suka sama Sandra ya?" Cetus polosnya

"Suka sih gak, cuma senang aja lihat dia" Ngelak amatiranku
"Bukannya apa sih, sebagai orang yang baik dan teman akrab dari Sandra, aku saranin kamu gak dekat sama dia. Sandra, dia itu susah buat kenalan sama orang, apalagi sama cowok. Perlakuannya dingin banget sama cowok Aku tadi lihat kok, kamu minta kontaknya dan aku sudah tahu jawabannya pasti gak. Beruntung banget tadi kamu ditegur balik, aslinya mah gak mau negur" Curhat panjang dari Angel, membuat pikiranku semakin kacau dan aku pun tidak tahu harus menjawab apa setelah ini. Aku hanya menutupi rasa kecewaku dengan Angel.
"Gitu ya, Angel. Hahahahaha aneh ya dia. Ya udah makasih, aku gak dekatin dia deh"
"Ya begitulah Sandra. Maaf ya, ini juga buat kebaikanmu kedepannya. Mumpung masih senang lihat, belum suka"

Aku tidak tahu Angel percaya dengan perkataanku atau dia hanya mencoba membuatku untuk tetap dalam zona ketenangan. Aku percaya dengan hal yang dikatakan oleh Angel, karena memang Angel adalah satu-satunya wanita yang paling akrab dengan Sandra selama satu bulan pantauanku.

Malam pun aku lewati dengan rasa penuh kecewa yang besar. Aku menatap semua bingkai di kamarku dan tertuju pada bingkai seorang gadis bergaun biru. Aku seperti bingkai itu yang juga kecewa dengan wajah murung yang menatap hijaunya rumput di bawahnya. Dinding-dinding kamarku memang telah dipenuhi dengan bingkai-bingkai, karena setiap bingkai yang aku miliki, seperti bisa menggambarkan apa yang sedang aku rasakan.

Keesokkan harinya, aku merasa kurang bersemangat untuk bersekolah hari ini. Aku hanya termurung di mejaku, tidak mempedulikan apa yang sedang dijelaskan oleh guru. Hingga istirahat tiba, aku memutuskan untuk mengisi kekosongan yang ada di dalam perutku.

Saat menoleh sekitar aku melihat Yui memperhatikanku dari tempat duduknya, sambil menyantap semangkok bakso.
"Ini anak kenapa sih? Dilihatin malah ngelak, gak lihatin malah lihat lagi. Aneh banget" Pikirku

Kembali dari kantin, aku menuju ke kelas tanpa memperhatikan teman-temanku yang sedang asik ngobrol di emperan kelas. Saat hendak terduduk, aku melihat suatu pita yang menjulur keluar dari laci mejaku. Aku menariknya dan ternyata itu adalah sebuah surat kecil berwarna merah dengan tulisan singkat namaku di surat tersebut. Aku pun membukanya

"Untuk D.
Mungkin ini waktunya aku untuk menyampaikan apa yang aku simpan selama ini. Aku memberanikan diri membuat surat kecil kepadamu, setelah aku terdorong semangat yang diberikan oleh teman-temanku. Kamu percaya dengan adanya cinta sejati? Kalau kamu percaya, mungkin kamu akan menemukan orang yang punya rasa cinta seperti itu kepadamu selama setahun lamanya. Kamu kenal denganku, orang yang sering memperhatikanmu selama ini, tanpa kamu sadari lamanya, sulitnya dan perjuanganku mencoba untuk mendapatkan perhatianmu.
Y."

Begitulah isi dari surat yang kubuka secara hati-hati dan kusimpan lagi dengan rapi dalam kantong celanaku. Aku berdiri dengan ambisi untuk mencari langsung orang yang mengirimkan surat ini kepadaku. Aku berjalan melewati lorong sekolah dan tiba di kelas 2-5, melihat wanita berambut pendek dengan pejepit rambut kuning di sisi kanannya.

"Hai, Yui"
"Ha...i" Suara gugupnya saat aku duduk disebelahnya
"Makasih ya atas suratnya. Mungkin ini saatnya juga aku memperhatikan orang yang sudah lama suka kepadaku. Hanya satu yang aku tahu dan itu adalah kamu, Yui"
"..."

"Aku percaya dengan adanya cinta sejati. Kamu juga percayakan dengan adanya cinta sejati?"
"Ya, aku percaya dengan hal itu"
"Kalau begitu, aku ingin membuktikan adanya cinta sejati itu dan aku harap kamu mau bersama denganku untuk membuktikannya"

Aku menunggu beberapa detik, hingga ia akhirnya menjawab harapanku dengan nada yang sedikit rendah dengan wajah merah sambil memandang buku tulis di mejanya.

"Iya, aku akan bersamamu untuk membuktikan"

Selama waktu berjalan kedepan, aku dan Yui akan membuktikan adanya cinta sejati. Jika memang cinta sejati itu ada, maka Yui adalah orangnya.

Semenjak itu aku menjadi sadar dengan diriku, bahwa aku memiliki pendirian yang egois, yang tidak peduli untuk mengetahui tentang seseorang yang telah mencintaiku selama setahun lamanya.

Aku pun menulis catatan kecil yang kubuat di kamarku yang sunyi dan kuhias dengan bingkai persegi kecilku. Catatan yang menggambarkan hebatnya seorang wanita bernama Yui dan juga bingkai terakhir yang akan menutupi setiap inci dari dinding-dinding kamarku.

"Selama apapun, sesulit apapun, dan seberapa keras perjuanganmu. Untuk tetap percaya dan bertahan dengan apa yang kamu rasakan. Adanya cinta sejati, akan membuatmu mengerti untuk saling melengkapi satu sama lain. Akan kuingat selalu catatan kecilku ini di lubuk terdalam hatiku"



All About Love...Where stories live. Discover now