2. Two

105 32 10
                                    

"Aarrggh. Motor gue kok ngga bisa nyala gini si!" Maya mengguncang guncangkan motornya. Mungkin kalo motornya bisa ngomong bakal gimana ya? Hehe.

"Maah... kok motor Maya gak bisa nyala giniii!" Teriakan maya yang menggelegar membuat tetangga ngintip dari pintu sambil menggeleng gelengkan kepalanya.

"Ya udah kamu jalan kaki aja..." jawab mama tanpa keluar rumah. "Ya Allah... apa salah gue cobaa??" Akhirnya Maya pun berangkat kesekolah dengan jalan kaki, ngedumel ngedumel gak jelas, dan sekali kali dia loncat loncatan. Maya pun jadi sorotan mata orang orang.

Kring kring
Tak asing lagi, pasti itu suara sepeda. Ya kali masa suara kebo.
Seseorang cowo melewati Maya. Kepala cowo itu menoleh. Ternyata cowo itu...

"Vinoo!!?? Lo ngapain" Maya tersentak kaget.

"Ya, mau ke sekolah lah. Ya kali ke plaminan sama lo, May" Vino mengentikan sepeda di depan Maya, tertawa kecil melihat gadis mungil didepannya salting.

"Hah?! Paan si, garing tau gak!" Maya hanya bisa pasang ekspresi sok jaim. Padahal sudah terlihat jelas kalau Maya mukanya merah padam bagaikan kepiting rebus. Jadi, pepatah yang mengatakan bahwa wanita tidak akan pernah bisa menyembunyikan rahasianya itu benar adanya.

Ingin rasanya Vino memeluk gadis mungil yang berada tepat di depannya. Tapi, eits gak boleh hehe.

Mata Vino dan Maya saling menatap, terkunci satu sama lain. Hening seketika, hanya suara hembusan angin sepoi sepoi dan kicauan burung, tak ada orang atau kendaraan yang lewat. Hanya mereka berdua.

"AH!, ehm.. oke, gue duluan ya May, jangan kangen loh yaa... buubayy" ucap Vino, memalingkan wajahnya dari mata Maya, kemudian mengayuh sepeda kesayangannya itu sambil melambai lambaikan tangannya.

Sepeda dan punggung Vino hampir tak terlihat lagi. Sedangkan Maya masih terbengong alias setengah sadar. Tak bergeming dari tempat yang ia pijak.

"Eh?! Woi Vinoooooooo!!"
"Haaaaaaa~..... kayanya hari ini bakal jadi hari sial gue"

🏃🏃🏃

Krik- krik-
Kelas XI-IPA yang biasanya rame gak ketolongan dan hari ini mereka sunyi senyap.

Gak ada yang berani ngomong atau bisik bisik sekalipun. Hening semua, bahkan suara angin atau pijakan murid diluar kelas tak terdengar, seperti mereka pun juga ikut takut. Takut? Takut kenapa? Yaaa biasalaah.. kalo pak Tono lagi ceramah itu gak ada yang berani ngelak. Suara tegas dan kerasnya itu membuat takut seluruh siswa kalo ada pelajarannya.

Bahkan saking keras suaranya, kelas yang paling pojok sampe kedengeran kalo emosi pak Tono sudah membeludak.

"JADI KALIAN SEMUA MULAI MINGGU BESOK HARUS MENGERJAKAN PR DAN KALIAN HARUS bla bla bla bla!!!........dst" omel pak Tono P kali L alias panjang kali lebar. Satu nafas bisa muat 1/2 paragraf hanya buat menasihati para murid yang gak tertib.

Teeeeet...
Bel istirahat berbunyi yang memuntahkan semua murid murid dari dalam kelas. Bagaikan lautan. lapangan dan kantin penuh dengan murid yg berlalu lalang.

Sedangkan kelas Maya masih dalam omelan pak Tono yang ngga kelar kelar dari tadi

Duuuh.. kapan selesainya si.. kenapa harus kambuh disaat yang gak tepat giniii!
Desis tara yang sedari tadi memegang perutnya.

"Oke sekian dari saya, jangan sampai di ulang lagi. Wassalamualaikum" pak Tono akhirnya keluar meninggalkan kelas. Seketika murid cowo bersorak gembira. Maya pun langsung mengambil seuatu dari dalam tasnya. Dan segera menuju ke satu tempat yang sangat penting untuk saat ini. 'TOILET'

"Fyuuh~... tenang gue, untung kaga banyak.. kenapa harus sakit perut si.. ya Allah.." gumam tara. Jalannya sempoyongan. Kepalanya pusing. Tetapi masih menguatkan diri untuk jalan menuju ke kelas.

"Aakhh.. pala gue! Pusiing.. eh? Loh kok gelap?" Maya yang hampir jatuh itu langsung ditangkap oleh cowo yang bernama Vino.

"May? Maya? MAYA BANGUN!" Vino menepuk nepuk pipi Maya yang belum sadar juga. Vino pun bergegas menuju UKS. Menggendong Maya. Terlihat jelas di wajah Vino yang sangat khawatir terhadap Maya..
Iih care banget sii.. jadi iri deh😅#canda

💊💊💊

Sudah setengah jam Maya belum sadar. Masih terbaring lemas di ranjang UKS. Vino hanya dapat berharap bahwa bidadarinya itu segera sadar.

Tangan besar Vino menggenggam erat tangan kecilnya Maya. Yang sepertinya tak pernah ia lepaskan sampai Maya terbangun.

"Weh? Ini... UKS?" Maya pun tersadar setelah 1 jam ia pingsan.
"HAAAH?! Vinooo... lo ngapaaiiiin disiniiii??!!!!" Maya teriak membuat cowo tinggi itu terbangun dari tidurnya.

"M, m, MAYAAAAA!!! AKHIRNYA BANGUN JUGA LO..." Mata Vino berbinar binar, berdiri dari tempat ia duduk.

"Heh heh! Mau ngapain lo?!" Tangannya menahan tubuh Vino yang ingin memeluknya.

"Eh, iya maap" sahutnya dengan muka sok polosnya itu

"Macem macem gue tabok lo!" Ancam maya. Tangannya dikepal di depan wajah Vino.

"Iya cantik" Vino tersenyum lebar, memamerkan gigi putihnya itu.

---------------
Gimana lanjutannya?
Vino care banget ya sama Maya..
Tapi Mayanya kapan peka?
Ikutin alurnya aja dehh..😄

Kritik dan saran boleh ya..
Comment dan vote sangat disarankan biar saya lebih semangat

Follow terus..
See you..

-peluk hangat SiarchiE

Always ForeverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang