3. Surat?

98 29 10
                                    

Zraaasshhh~
Hujan lebat melanda kota jakarta. Mewarnai keheningan malam. Tak ada satu kata yang keluar dari mulut gadis mungil itu.

Melamun, itulah yang dia lakukan. Tak tau apa yang harus Maya lakukan, ia memutuskan untuk membuka jendelanya.

Hujannya mulai mereda, hanya terdengar suara tetesan hujan yang membuatnya tenang. Hembusan angin yang kencang membuat rambut Maya berantakan.

Gadis itu hanya bisa melihat beberapa bintang yang menghiasi malam, tak ada bulan disana, sambil menopang dagu di jendela kamarnya, ia bergumam...

"Hei bintang, kalo kamu kehilangan seseorang yang berharga. Kamu akan sedih gak?" Gumam maya. Seakan akan ia sedang berdiskusi dengan bintang itu.

🌜🌜🌜

"Mah, aku berangkat sekolah dulu, assalamualaikum." Sehabis mencium punggung tangan mama, segera aku menaikkan motor scoopy hitam yang sudah kinclong, gagah, dan perkasa pastinya, habis di service jadi nampak kaya baru kembaliii.... si hitam sudah mejeng di depan pagar rumah. Menunggu untuk dinaiki.

Whuush~
Semilir angin bertiup, tercium bau aroma khas dipagi hari yang belum tercemar oleh kendaraan, itu lah yang aku suka. Segaaar

Kurang lebih 20 menitan sampai kesekolah. Masih sepi melompong.. hanya beberapa siswa yang tergolong rajin, pinter dan kakak kakak OSIS yang sudah stand by dari pagi. Yhaa... seperti gue contohnya, ketua kelas yang always datang morning. Hahaha :v

"Pagi ibu ketua kelas" sapa salah seorang cowok disamping Maya. Yang tak lain bernama Alvino Ardiansyah. Yap, cowo yang selalu saja mengganggu Maya.

"Yaya... pagi.. mau apa?" Jawab Maya ketus. Pandangannya tetap lurus kedepan dengan muka datar+jutek

"Mau kamu" gombal Vino. Lalu tertawa kecil

"Serah" jawab Maya singkat

📚📚📚

"Pelajaran hari ini akan bahas bla..bla..bla.." ucap guru bahasa indonesia yang alim tapi tegas. Kerudungnya selalu panjang. Syar'i deh pokonya.

Tuk!
Kertas yang dilempar dari arah belakang mengenai kepala Maya yang kebetulan duduk di depan.

Nadia Prastiawati yang biasa dipanggil Nadia itu memperhatikan wajah teman sebangkunya, Maya

"Psst, May itu apaan dah?" Tanya nadia setengah berbisik. Tangannya menunjuk nunjuk ke arah kertas kecil yang dibulet buletkan

"Mana gue tau" pundak Maya diangkat menandakan bahwa dia memang benar benar tidak tahu.

Maya terkejut melihat isi kertas itu. Mengerutkan dahinya. Membacanya dengan muka jijik+malu "Paan si!" Ucap Maya tanpa perlu berbisik bisik lagi, karena guru B.Indonya sedang ke luar kelas.

"Napa?" Tanya Nadia lagi. Kemudian Maya menunjukan isi kertas tersebut. Nadia hanya menjawabnya dengan tertawa kecil dilanjuti dengan mengangkat jempolnya.

"Moga suksesss👍" katanya lagi. Memincing mincingkan matanya dan senyuman yang terkadang buat Maya tertawa.

🍜🍜🍜

"Woi Nad, May kantin bareng kuuy!!" Beby haura Srikandi, panggil aja Beby, merangkul ketiga sahabatnya itu. Sambil menuju kantin. Mereka berbagi pengalaman yang terjadi dikelas masing masing. Karenaaa... beby beda kelas dengan kami.

Always ForeverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang