08.Mas Lay dari masa lalu

4.9K 454 15
                                    

Aku mengurung diri di dalam kamar, bunda memanggilku berkali-kali menyuruhku makan dan katanya mas lay datang mencariku. Tapi aku tidak menghiraukannya, aku hanya ingin tidur dan bangun ketika pikiranku sudah tenang.

Kejadian kemarin membuatku pilu, aku semakin tidak ingin berhubungan lagi bersama sahran. Bahkan perasaan ini sedikit demi sedikit memudar.

Aku berkali-kali mendengar tangisan cilla, ingin rasanya aku menenangkan bayi itu namun hatiku pun tidak sedang baik. Sudahlah masih ada bunda yang bisa membantu mengganti popok dan membuatkan susu.

Hari ini hari minggu, pasti mas lay ada di rumah. Dan bisa menjaga cilla seharian, maaf mas aku ingin tenang dulu.

Namun rasanya aku tidak bisa tenang mendengar suara cilla yang semakin menangis keras.

Aku membuka jendela yang berhadapan langsung dengan jendela kamar mas lay, aku memicingkan mata dan menatap lekat ke arah kamar yang jendelanya sudah terbuka.

Cilla tampak digendong oleh seorang wanita yang berusaha menenangkannya, namun tampaknya dia tidak berhasil. Mas lay pun terlihat membantu menenangkan cilla dan sama-sama tidak berhasil.

Tiba-tiba saja mataku dan mata mas lay bertemu, mas lay melangkahkan kakinya mendekati jendela.

"Dek, udah bangun? Cilla nangis terus kangen kamu."
Ucap mas lay.

Aku pun tersenyum mendengar ucapan mas lay.

"Iya mas, aku baru bangun maaf ya."

Mas lay menganggukan kepalanya,"ayo sini dek."

Ajak mas lay.

Tapi ada wanita itu, siapa dia? Kekasih mas lay? Kakak mas lay? Tante mas lay? Ah kenapa juga aku penasaran, lagi pula aku bukan siapa-siapa mas lay.

"Iya mas, aku mandi dulu ya."

Aku pun bergegas pergi ke kamar mandi dan menjernihkan pikiran, ternyata niatanku untuk melupakan masalah dengan tidur tidak semudah itu. Masih ada hal lain yang bisa membuatku melupakannya,yaitu baby cilla.

***

Saat ini aku sedang menggendong cilla, bayi cantik ini memang mudah tidur jika sudah dipangkuanku.

Mas lay dan wanita tadi yang memperkenalkan namanya shella itu sedang ada urusan, jadi ini ibunya cilla. Cantik dan menurutku dia cocok untuk sehun, tapi kenapa sehun sulit menerima shella.

"Maaf ya mbak rei, merepotkan."

Ucap shella yang tiba-tiba masuk namun tanpa mas lay.

Aku menggelengkan kepala."Enggak kok mbak, justru aku seneng bisa bantu mas lay lagi pula cilla cepet tidur kalau udah digendong."

Shella tersenyum dan duduk di sofa.

"Sini mbak kita ngobrol, cillanya tidurin aja."

Pintanya.

Aku pun menidurkan cilla dan bergegas duduk di samping shella.

"Mbak Rei, bisa bantu aku gak? "
Tanya shella

"Bantu apa mbak? "

Shella meraih tanganku dan menatapku lembut. "Jadi ibu cilla mau? "

Aku terkejut dan membelalakan mata mendengar ucapan shella.

"Bantuin aku ya mbak, lay gak bisa urus anak sendiri dan aku juga gak bisa. Tapi kami gak mau titipin cilla ke panti asuhan."
Jelas shella.

Aku? Jadi ibunya cilla? Permintaan shella mengarah pada ajakan mas lay tempo hari, apa aku harus menikah dengan mas lay? Aku tau masalah shella tidak mau mengurus anak karena ingin kembali pada sehun.

Mas Duda [Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang