Ketika sang Penuang cinta tak memutuskan kau dan dia bersama,
Maka sesungguhnya apa yang digariskan itu adalah yang terbaik,
Jika sang Penyair kehidupan tidak menyatukanmu dengannya,
Maka percayalah akan jalan yang diputuskan Nya adalah sesuatu yang lebih baik,
Karna tak satupun nafas terlewat untuk diawasi dan diberikan cinta oleh Nya.*****
Aisyah kini merasa paham tentang apa itu kegalauan, kenyataan yang ia dapatkan membuatnya terpaksa tersenyum di depan Habib namun tidak dengan hatinya yang dalam waktu bersamaan menangis.
Aisyah seorang gadis cantik dengan hijab dan memiliki pribadi yang baik memang sudah lama jatuh cinta pada Habib, pertemuannya didalam satu jurusan hingga membuatnya dekat dengan pria itu dari hari kehari adalah proses dimana benih cinta itu tumbuh. Ia terkadang tersenyum melihat saat Habib mendongengkan cerita lucu kepadanya dan empat teman lainnya. Lelaki itu memang terkenal baik, humoris, penyayang dan mudah bergaul, hingga itulah yang membuat hati Aisyah menggiring kepada yang namanya cinta.
"maaf syah, awalnya aku berniat mengundangmu, tapi saat itu aku tau ujian semester fakultas kita diadakan"
"oh ya? Kamu sudah menikah bib? Wah selamat, dengan siapa?"
"Insani, gadis yang waktu itu hampir menabrakku dan mengantarku ke mesjid dulu.."Aisyah mengingat kembali saat Habib menceritakan perihal pernikahannya, hati gadis itu sakit saat mendengarnya bahkan mengingatnya hingga ia menangis dalam diam.
Haruskah kuhentikan dongeng cinta ini?
Menudung hati yang begitu berharap padamu hingga akhir hidupku?
Kenyataan yang membuatku kalah dan lelah,
Kenyataan yang menghancurkan Surgaku,
Dongeng Surga yang tak berdasar hingga membuka mendung dalam Qalbu..*************
Sani sudah kembali kerumahnya, ia diminta untuk istirahat hingga keadaannya pulih. Sementara itu Habib masih setia menemani wanita itu.
"bib, lo ga kerja?"
Gelengan kepala sebagai jawaban dari pertanyaan yang Sani lontarkan, Habib merapikan barang barang yang dipakai Sani selama di rumah sakit.
"Bib, kalo lo nikah lagi gimana?"
Habib terhenti, ia terdiam akan pertanyaan Sani, pertanyaan yang terlalu dini dibicarakan di usia pernikahan mereka yang baru seumur jagung.
"maksudmu?"
******
"Aisyah, Aisyah....!"
Aisyah menutup buku bacaannya ketika seseorang menepuk bahunya.
"Syah... Oh tuhan ga tau ungkepin gimana!" sorak gadis itu lagi.
"iya?" Aisyah amat terkejut, buku di tangannya nyaris terlempar.
"ada anak baru Syah, ganteng banget.." ucap wanita yang baru saja mengganggu acara Aisyah.
"duh, Sabrina kamu itu ya, bikin aku kaget aja tau!"
"ehehe maaf, tapi bener deh Syah, anak baru di fakultas kita ganteng banget kayak pangeran arab gitu kalo ga salah namanya Ra... Ra..."
"Rabiul Awal, Rajab?" potong Aisyah.
"Bukan Syah, Ra..Rasyid, iya Rasyid" Sabrina dengan semangatnya membuat Aisyah menghela nafas dalam.
"duh Sabrina, kamu tu ya kebiasaan kalo soal ginian.."
.
Aisyah pulang kerumahnya dengan wajah yang tertunduk lesu, Ummi dan Abi menyambut anak gadis semata wayangnya dengan senyum.
"Wa'alaikumsalam." sahut sang ibu yang menatap sang gadis kecilnya masuk dengan lupa membaca salam.
"eh, Ummi, Assalamu'alaikum, Ummi, Abi." Aisyah sadar sindirin Ummi. Ia kemudian menyalami tangan sang ibu yang tersenyum lembut padanya kemudian Ayahnya.
"galau ya?" Ummi bertanya sambil mengangkat wajah sang anak agar menatap matanya.
"eung? Engga kok Ummi, ih si Ummi udah ngerti galau galauan."
"eh, Ummi dan Abi pernah muda juga, anak muda." jawaban Abi nya membuat Aisyah tertawa.
"ayo cerita bagaimana tadi dikampus, hem?" tanya Ummi lagi.
Aisyah bingung harus memulai dari mana dan juga bingung bicara tentang Habib bagaimana.
"Ummi, Habib, pria yang membuatku jatuh hati ternyata sudah menikah." batin Aisyah berteriak. Ia sebenarnya ingin bercerita tentang Habib namun, hati mencegahnya.
"yasudah, ayo makan dulu." sang ibu tau jika Aisyah perlu waktu untuk bercerita. "Ummi memasak makanan kesukaanmu, ayo."
Dan percayalah akan apa yang Allah berikan. Ia tak pernah salah akan sebuah keputusan yang diberikan pada hamba hambanya dan makhluk makhluk ciptaannya.
Sesungguhnya Allah maha tau apa yang ada di langit dan di bumi.

KAMU SEDANG MEMBACA
Mahar Satu Dinar
Spiritual"jika Rab-mu sudah menitipkan jodoh padamu, maka jadikanlah ia sebagai ladang amal-mu" Insani seorang gadis dengan jenjang karier yang terjamin. Namun, kisah asmara gadis itu tak sebaik karier yang ia raih, ia mengalami trauma cinta hingga tak mengi...