You know my name, not my story.
°°°
Ini tentang Maureen Sharon. Ini tentang hidupnya di Las Vegas.
"I WANT GO TO INDONESIA!" teriak Maureen dengan lantang sambil menarik kopernya.
"But you're alone in Indonesia. We're afraid of going bad with you," ujar wanita paruh baya yang sedang membaca majalahnya. Aktivitasnya terhenti ketika mengetahui anak perempuannya ingin pergi dari Las Vegas---tempat tinggal mereka.
"Gak akan terjadi apa-apa di sana. Jangan negative thinking dulu!"
"Maureen, jangan keras kepala! Keluarga kamu ada di sini, bukan di Indonesia. Kalau kamu pergi ke sana, sama saja kamu mempersulit hidupmu!" ucap seorang pria dewasa yang memiliki suara tegas dan berwibawa. Pria itu adalah ayah Maureen, Edward namanya.
"Dad, Mom, kalian itu gak pernah peduli sama Maureen. Kalian gak pernah dan gak mau tau kehidupan Maureen, kegiatan Maureen, dan semua tentang Maureen. Dulu, siapa yang nyelamatin Maureen dari kebakaran besar itu? Dad? Mom? Gak, kan! Jadi, gak u--"
"Stop it! Kami gak bisa nyelamatin kamu gara-gara apinya terlalu besar. Itu sangat berbahaya!" Edward memotong perkataan pedas Maureen. Edward memandang manik mata anaknya itu. Terpancar kesedihan dan amarah di mata hazel Maureen.
"Kesimpulannya, kalian gak mau nolongin Maureen, kan? Kalian gak mau berkorban untuk Maureen, kan?"
"Bukan be--"
"Aku gak mau denger alasan kalian! Aku mau ke Indonesia! Titik!" seru Maureen. Edward hanya bisa bersabar dengan tingkah Maureen yang keras kepala. Mau tidak mau, Edward memperbolehkan Maureen tinggal seorang diri di Indonesia.
"Kami tidak akan mengizinkanmu pergi ke sana!" Wanita paruh baya tadi---Thia---berdiri dari tempat duduknya. Dia berkacak pinggang dan menatap sinis ke arah Maureen.
"Oh my Godness! Aku bosen diomongin sebagai seorang bitchy. Aku bosen dikira wanita malam. Dan yang lebih penting, aku bosen dicuekin sama kalian." Maureen berlalu, meninggalkan ayah dan ibunya menuju pintu keluar dari rumah itu.
"Lebih baik aku sendirian di Indonesia, daripada sama keluarga yang lengkap tapi gak nganggep aku, ditambah tinggalnya di kota penuh dosa," sindir Maureen tajam.
Las Vegas. Kota yang memiliki julukan sebagai 'Kota Penuh Dosa'. Permainan judi, kasino, dan hiburan malam lainnya dipertontonkan di kota Las Vegas. Kadang, dia disangka sebagai wanita malam yang ada di tempat-tempat hiburan itu. Keadaan itu yang membuat Maureen tidak kuat tinggal di Las Vegas.
"Dasar anak tidak tahu diri! Sudah enak-enak tinggal di luar negeri, tapi malah mau ke Indonesia!" Thia membalas sindiran Maureen dengan kata-kata tajamnya. Sudah hal biasa bila Maureen dan Thia selalu berdebat. Bahkan, Edward pun lelah mendengar perdebatan mereka.
"I don't care!"
Maureen membanting pintu rumahnya dengan keras. Segala sesuatu mengenai kepergiannya dari Las Vegas ke Indonesia, sudah diurusnya jauh-jauh hari. Namun, dia harus pergi ke kota New York terlebih dahulu. Dia akan mengunjungi makam seseorang. Seseorang yang sangat berarti bagi hidup Maureen. Seseorang yang telah menyelamatkan Maureen dari jurang kematian.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lovely Skype
Teen FictionSkype, salah satu aplikasi yang banyak digunakan untuk melepas rindu, dengan orang-orang yang mereka sayangi, dan terpisah oleh jarak yang jauh. Ada perasaan tersendiri bila sudah bertatap muka dengan orang terkasih, walaupun melalui satelit. Itulah...